LONDON, SUMUTPOS.CO – Perceraian memang menjadi hal yang menakutkan bagi pasangan suami istri. Pasalnya, perceraian dianggap bisa menghadirkan banyak kerugian. Namun, tak selamanya keputusan itu membawa dampak negatif.
Berikut ini adalah mitos-mitos atau fakta seputar perceraian
1. Satu dari dua pernikahan berakhir dengan perceraian
“Memang angka perceraian meningkat pada 1970 dan 1980, namun angka ini benar-benar turun dalam kurun waktu 20 tahun ini,” kata terapis, Susan Pease Gadoua, seperti dilansir laman Care2, Kmais (7/5).
2. Perceraian merugikan anak-anak
Perceraian memang bisa mengakibatkan stres pada anak-anak, tapi hal tersebut masih bisa diatasi. Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa yang anak butuhkan adalah lingkungan yang stabil dan damai. Mungkin dengan orang tua hidup bersama, tetapi juga bisa terjadi ketika hidup terpisah.
Kuncinya adalah orang tua bergaul dan tetap ada untuk anak-anak mereka. Anak tidak boleh terjebak dalam pertengkaran orangtua dan digunakan sebagai pion atau diperlakukan seperti pasangan pengganti. Mereka harus bisa rileks dan merasa yakin bahwa orang tua bertanggung jawab.
3. Perceraian sama dengan kegagalan]
“Satu-satunya ukuran kita harus menentukan apakah perkawinan berhasil atau tidak adalah dengan berapa lama pernikahan tersebut berlangsung. Namun, ada banyak orang yang memiliki kehidupan yang lebih baik setelah perceraian,” kata Gadoua lebih lanjut.
4. Hidup bersama sebelum menikah menurunkan kemungkinan perceraian
Banyak yang mengatakan, orang yang hidup bersama sebelum menikah lebih mungkin untuk bercerai. Tetapi, studi terbaru mengatakan hal sebaliknya.
Sebuah studi tahun 2014 yang dilakukan oleh profesor Arielle Kuperberg dari University of North Carolina di Greensboro menemukan, mereka yang hidup bersama atau tidak sebelum menikah sebenarnya tidak ada hubungannya dengan perceraian. (fny/jpnn)
LONDON, SUMUTPOS.CO – Perceraian memang menjadi hal yang menakutkan bagi pasangan suami istri. Pasalnya, perceraian dianggap bisa menghadirkan banyak kerugian. Namun, tak selamanya keputusan itu membawa dampak negatif.
Berikut ini adalah mitos-mitos atau fakta seputar perceraian
1. Satu dari dua pernikahan berakhir dengan perceraian
“Memang angka perceraian meningkat pada 1970 dan 1980, namun angka ini benar-benar turun dalam kurun waktu 20 tahun ini,” kata terapis, Susan Pease Gadoua, seperti dilansir laman Care2, Kmais (7/5).
2. Perceraian merugikan anak-anak
Perceraian memang bisa mengakibatkan stres pada anak-anak, tapi hal tersebut masih bisa diatasi. Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa yang anak butuhkan adalah lingkungan yang stabil dan damai. Mungkin dengan orang tua hidup bersama, tetapi juga bisa terjadi ketika hidup terpisah.
Kuncinya adalah orang tua bergaul dan tetap ada untuk anak-anak mereka. Anak tidak boleh terjebak dalam pertengkaran orangtua dan digunakan sebagai pion atau diperlakukan seperti pasangan pengganti. Mereka harus bisa rileks dan merasa yakin bahwa orang tua bertanggung jawab.
3. Perceraian sama dengan kegagalan]
“Satu-satunya ukuran kita harus menentukan apakah perkawinan berhasil atau tidak adalah dengan berapa lama pernikahan tersebut berlangsung. Namun, ada banyak orang yang memiliki kehidupan yang lebih baik setelah perceraian,” kata Gadoua lebih lanjut.
4. Hidup bersama sebelum menikah menurunkan kemungkinan perceraian
Banyak yang mengatakan, orang yang hidup bersama sebelum menikah lebih mungkin untuk bercerai. Tetapi, studi terbaru mengatakan hal sebaliknya.
Sebuah studi tahun 2014 yang dilakukan oleh profesor Arielle Kuperberg dari University of North Carolina di Greensboro menemukan, mereka yang hidup bersama atau tidak sebelum menikah sebenarnya tidak ada hubungannya dengan perceraian. (fny/jpnn)