32 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Pasar Induk Lau Cih Diresmikan Jumat

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Aktivitas pedagang di Pasar Induk Medan Tuntungan, Senin (30/3) malam. Pedagang dari Jalan Sutomo dikutip Ep20 juta untuk pindah ke Pasar Induk.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Aktivitas pedagang di Pasar Induk Medan Tuntungan, Senin (30/3) malam. Pedagang dari Jalan Sutomo dikutip Ep20 juta untuk pindah ke Pasar Induk.

SUMUTPOS.CO – Sebanyak enam pedagang pasar induk yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Induk Medan (APIM) rela menunggu Walikota Medan, Tengku Dzulmi Eldin berjam-jam lamanya di ruangan komisi C DPRD Medan, Rabu (17/6).

Hingga sore pukul 15.00 WIB,pedagang memilih tidur-tiduran di lantai dan sofa ruangan komisi C. Ada yang pulas, ada juga yang terlentang sambil mengobrol dan bernyanyi, dan ada pula yang mondar-mandir. Ini mereka lakukan pasca Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Medan bersama komisi C DPRD Medan digelar pukul 10.00 WIB selesai. Meski dalam RDP itu Walikota Medan akan meresmikan Pasar Induk Lau Cih Tuntungan pada Jumat (19/6) pukul 09.00 WIB, namun para pedagang ini ingin dapat penjelasan langsung dari walikota.

Mereka berdalih sudah capek ditipu dan termakan janji-janji palsu. Bahkan, saat mereka melakukan aski demo besar-besaran ke kantor Walikota Medan beberapa waktu lalu, Sekda Kota Medan, Syaiful Bahri berjanji akan meresmikan pasar induk pada Rabu (17/6). Namun nyatanya, hal tersebut tidak terlaksana. Pemko Medan hanya merealisasikan penertiban pedagang di Pasar Sutomo pada Minggu (14/6) kemarin.

“Benci kali apa walikota lihat kita. Ketemu sama kita pun nggak mau dia. Tapi ya nggak apa, kami tunggu ajalah dia di sini. Tidur-tidur kami di sini,”ujar salah seorang pedagang, Siska Laura sambil bergaya di atas lantai seperti sedang di pantai. Saat itu, anggota dewan komisi C sudah tidak berada di gedung DPRD Medan. Namun, tak lama berselang Godfried Lubis kembali lagi dan menghampiri pedagang. Dia pun berusaha meyakinkan pedagang agar percaya bahwa pihaknya telah berusaha menjadi jembatan untuk mereka dapat bertemu dengan Walikota Medan.

“Udah kami usahakan. Pak Sekda, pak Asmum nggak bisa ditelepon. Saya sudah telepon ajudan walikota si Topan, dibilangnya walikota lagi di Kampung Nelayan sana tadi,”ujar Godfried. Pernyataan ini pun langsung disambar oleh Laura. Dirinya mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mengajukan permohonan untuk bertemu dengan Walikota Medan dari 3 bulan lalu. “Pak, asal bapak tahu ya. Kami udah minta bertemu dia sejak 3 bulan yang lalu. Sampai sekarang pun nggak mau dia jumpai kami. Enggak ada virusnya kami ini. Kusta pun enggak ada. Jadi kenapa takut jumpa kami. Bapak tahu saya jumpa lagsung sama Sekda, jarak kami cuma sebatas meja kerja itupun bisa bohong. Kemarin massa kami ribuan banyaknya diliput sama media pun, janjinya nggak ditepati. Kupeluk-peluk loh pak Sekda kemarin waktu berjanji itu. Jadi wajar kalau kami kejar walikota. Capek kami pak dibohongin terus,”kesalnya.

Elisabeth juga memperingatkan agar Pemko Medan jangan sampai membiarkan terjadinya perang antar pedagang pecah nantinya. Sebab jika sampai peresmian pasar induk kembali ditunda, dipastikan pasar induk akan dikosongkan. Pedagang akan kembali berjualan ke Pasar Sutomo. “Mereka itu (pedagang Sutomo) udah benci sama kami. Dibilangnya kami pengkhianat. Kenapa tidak mau berjuang bersama mempertahankan Pasar Sutomo. Ya kami kan warga taat aturan ngapain kami bertahan di sana. Tapi kalau diundur lagi peresmiannya, siap-siap saja ada perang anta perdagang kami pastikan. Kosong itu pasar induk kami buat. Kalau ditanya pusat kenapa proyek pemerintah ini gagal, ya kalianlah yang jawab. Bukan urusan kami itu,”ujarnya.

Meski Godfried mencoba meyakinkan,para pedagang itu tetap saja bertahan. Bahkan mereka mengaku akan nginap disana dengan mengatur shift bagi pedagang lainnya. Sampai-sampai Godfried dan staf komisi C harus tertahan di sana, sebab tak mungkin pedagang ditinggal sendirian. Akhirnya 9 orang security pun dipanggil ke ruangan untuk menjaga mereka di ruangan tersebut. “Jadi, tolong dibantu jaga ruangan komisi C ini ya pak. Karena ini tanggungjawab saya menjaga ruangan ini. kalau ada apa-apa saya yang dipanggil Sekwan. Cuma saya harus pulang begitu juga yang lain,”ujar Aini salah seorang staf komisi C pada security.

Namun tepat pada pkul 16.15 WIB, Elisabteh mendapat telepon dari Dirut PD Pasar, Benny Sihotang bahwa Walikota Medan sudah menghubunginya dan mengatakan peresmian akan dilakukan pada Jumat mendatang. Setelah itu, mereka pun membubarkan diri. “Pak Benny bilang dia udah telepon pak walikota, katanya peresmian dilakukan di pasar induk,”ungkapnya lalu beranjak dari ruangan komisi C.

Sebelumnya dalam RDP tersebut juga dihadiri Ketua Komisi C DPRD Medan H Salman Alfirisi, Wakil Ketua Komisi C DPRD Medan Godfried Effendi Lubis, anggota Boydo HK Panjaitan SH, Zulkifli Lubis, Serta Hendra DS, dan Dirut PD Pasar Benny Sihotang, Kabid LLAD Dishub Kota Medan Suriono dan Dahnar Siregar mewakili Pengawas Perusahaan Daerah.

Para pedagang meminta agar fasilitas pendukung yang melengkapi pasar induk segera direalisasikan. Seperti penerangan lampu jalan, pos polisi, pengamanan dan angkutan muum ke Pasar Induk Tuntungan.Karena sampai saat ini tidak ada pembeli yang mau ke Pasar Induk Tuntungan, sehingga pedagang mengalami kerugian yang cukup besar.

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Aktivitas pedagang di Pasar Induk Medan Tuntungan, Senin (30/3) malam. Pedagang dari Jalan Sutomo dikutip Ep20 juta untuk pindah ke Pasar Induk.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Aktivitas pedagang di Pasar Induk Medan Tuntungan, Senin (30/3) malam. Pedagang dari Jalan Sutomo dikutip Ep20 juta untuk pindah ke Pasar Induk.

SUMUTPOS.CO – Sebanyak enam pedagang pasar induk yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Induk Medan (APIM) rela menunggu Walikota Medan, Tengku Dzulmi Eldin berjam-jam lamanya di ruangan komisi C DPRD Medan, Rabu (17/6).

Hingga sore pukul 15.00 WIB,pedagang memilih tidur-tiduran di lantai dan sofa ruangan komisi C. Ada yang pulas, ada juga yang terlentang sambil mengobrol dan bernyanyi, dan ada pula yang mondar-mandir. Ini mereka lakukan pasca Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Medan bersama komisi C DPRD Medan digelar pukul 10.00 WIB selesai. Meski dalam RDP itu Walikota Medan akan meresmikan Pasar Induk Lau Cih Tuntungan pada Jumat (19/6) pukul 09.00 WIB, namun para pedagang ini ingin dapat penjelasan langsung dari walikota.

Mereka berdalih sudah capek ditipu dan termakan janji-janji palsu. Bahkan, saat mereka melakukan aski demo besar-besaran ke kantor Walikota Medan beberapa waktu lalu, Sekda Kota Medan, Syaiful Bahri berjanji akan meresmikan pasar induk pada Rabu (17/6). Namun nyatanya, hal tersebut tidak terlaksana. Pemko Medan hanya merealisasikan penertiban pedagang di Pasar Sutomo pada Minggu (14/6) kemarin.

“Benci kali apa walikota lihat kita. Ketemu sama kita pun nggak mau dia. Tapi ya nggak apa, kami tunggu ajalah dia di sini. Tidur-tidur kami di sini,”ujar salah seorang pedagang, Siska Laura sambil bergaya di atas lantai seperti sedang di pantai. Saat itu, anggota dewan komisi C sudah tidak berada di gedung DPRD Medan. Namun, tak lama berselang Godfried Lubis kembali lagi dan menghampiri pedagang. Dia pun berusaha meyakinkan pedagang agar percaya bahwa pihaknya telah berusaha menjadi jembatan untuk mereka dapat bertemu dengan Walikota Medan.

“Udah kami usahakan. Pak Sekda, pak Asmum nggak bisa ditelepon. Saya sudah telepon ajudan walikota si Topan, dibilangnya walikota lagi di Kampung Nelayan sana tadi,”ujar Godfried. Pernyataan ini pun langsung disambar oleh Laura. Dirinya mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mengajukan permohonan untuk bertemu dengan Walikota Medan dari 3 bulan lalu. “Pak, asal bapak tahu ya. Kami udah minta bertemu dia sejak 3 bulan yang lalu. Sampai sekarang pun nggak mau dia jumpai kami. Enggak ada virusnya kami ini. Kusta pun enggak ada. Jadi kenapa takut jumpa kami. Bapak tahu saya jumpa lagsung sama Sekda, jarak kami cuma sebatas meja kerja itupun bisa bohong. Kemarin massa kami ribuan banyaknya diliput sama media pun, janjinya nggak ditepati. Kupeluk-peluk loh pak Sekda kemarin waktu berjanji itu. Jadi wajar kalau kami kejar walikota. Capek kami pak dibohongin terus,”kesalnya.

Elisabeth juga memperingatkan agar Pemko Medan jangan sampai membiarkan terjadinya perang antar pedagang pecah nantinya. Sebab jika sampai peresmian pasar induk kembali ditunda, dipastikan pasar induk akan dikosongkan. Pedagang akan kembali berjualan ke Pasar Sutomo. “Mereka itu (pedagang Sutomo) udah benci sama kami. Dibilangnya kami pengkhianat. Kenapa tidak mau berjuang bersama mempertahankan Pasar Sutomo. Ya kami kan warga taat aturan ngapain kami bertahan di sana. Tapi kalau diundur lagi peresmiannya, siap-siap saja ada perang anta perdagang kami pastikan. Kosong itu pasar induk kami buat. Kalau ditanya pusat kenapa proyek pemerintah ini gagal, ya kalianlah yang jawab. Bukan urusan kami itu,”ujarnya.

Meski Godfried mencoba meyakinkan,para pedagang itu tetap saja bertahan. Bahkan mereka mengaku akan nginap disana dengan mengatur shift bagi pedagang lainnya. Sampai-sampai Godfried dan staf komisi C harus tertahan di sana, sebab tak mungkin pedagang ditinggal sendirian. Akhirnya 9 orang security pun dipanggil ke ruangan untuk menjaga mereka di ruangan tersebut. “Jadi, tolong dibantu jaga ruangan komisi C ini ya pak. Karena ini tanggungjawab saya menjaga ruangan ini. kalau ada apa-apa saya yang dipanggil Sekwan. Cuma saya harus pulang begitu juga yang lain,”ujar Aini salah seorang staf komisi C pada security.

Namun tepat pada pkul 16.15 WIB, Elisabteh mendapat telepon dari Dirut PD Pasar, Benny Sihotang bahwa Walikota Medan sudah menghubunginya dan mengatakan peresmian akan dilakukan pada Jumat mendatang. Setelah itu, mereka pun membubarkan diri. “Pak Benny bilang dia udah telepon pak walikota, katanya peresmian dilakukan di pasar induk,”ungkapnya lalu beranjak dari ruangan komisi C.

Sebelumnya dalam RDP tersebut juga dihadiri Ketua Komisi C DPRD Medan H Salman Alfirisi, Wakil Ketua Komisi C DPRD Medan Godfried Effendi Lubis, anggota Boydo HK Panjaitan SH, Zulkifli Lubis, Serta Hendra DS, dan Dirut PD Pasar Benny Sihotang, Kabid LLAD Dishub Kota Medan Suriono dan Dahnar Siregar mewakili Pengawas Perusahaan Daerah.

Para pedagang meminta agar fasilitas pendukung yang melengkapi pasar induk segera direalisasikan. Seperti penerangan lampu jalan, pos polisi, pengamanan dan angkutan muum ke Pasar Induk Tuntungan.Karena sampai saat ini tidak ada pembeli yang mau ke Pasar Induk Tuntungan, sehingga pedagang mengalami kerugian yang cukup besar.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/