MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tragedi maut Hercules C130 di Jl. Jamin Ginting, menyisakan trauma bagi sejumlah warga, khususnya anak-anak di sekitar lokasi kejadian. Untuk mengurangi rasa itupula, Polda Sumut dan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Sumut menggelar trauma healing.
Program merupakan terapi mengurangi traumatik dan rencananya akan dilakukan terus menerus sesuai kebutuhan dan permintaan keluarga korban dan masyarakat. “Kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu mengurangi traumatik pada masyarakat. Sebelumnya kita juga sudah melakukan pendampingan pada keluarga korban dan mendapat respon yang positif,” jelas Kabag Psikologi Biro SDM Poldasu, AKBP HM Silaen, Rabu (8/7) sore.
Dijelaskannya, trauma yang dialami warga tidak bisa dihilangkan begitu saja. Namun bisa diendapkan dengan memberikan masukan-masukan yang positif seiring bergulirnya waktu. “Anak-anak juga mengalami hal serupa. Inilah yang harus ditangani agar nantinya anak-anak tidak takut naik atau melihat pesawat. Ke depan, kita juga bakal berkoordinasi dan melibatkan pihak TNI AU untuk penanganan pasca bencana,” tuturnya.
HIMPSI Sumut sendiri menyiapkan ratusan psikolog dari berbagai universitas di Sumut di antaranya UMA dan USU untuk membntu mengatasi situasi sulit terkait traumatik. Salah seorang warga sekitar lokasi jatuhnya pesawat yang hadir dalam kegiatan itu menuturkan, usai kejadian itu, dia mengalami susah tidur. Apalagi saat mendengar suara pesawat yang melintas, rasa cemas dan ketakutan selalu dialaminya.
“Waktu itu saya hendak membeli ikan untuk lauk. Tiba-tiba saya lihat pesawat itu mendekat dan bergemuruh langsung jatuh menimpa gedung. Kaki saya langsung gemetar dan sampai saat ini saya jadi susah tidur,” ujar Br Sembiring.
Trauma healing juga diikuti oleh puluhan anak-anak. Mereka ditempatkan terpisah. Salah seorang relawan dari Himpunan Psikologi (Himpsi) Sumatera Utara, Icha mengatakan, trauma healing terhadap anak-anak yang menjadi saksi jatuhnya pesawat hercules tersebut sangat diperlukan. Hal ini karena anak-anak menjadi kelompok rentan terdampak secara psikologis atas apa yang mereka saksikan.
“Efek dari peristiwa itu bisa membuat mereka anti terhadap pesawat, takut terhadap pesawat. Itu bisa mengganggu mereka nantinya,” katanya. Sebelumnya salah seorang anak, mengaku sangat trauma atas insiden yang dilihatnya. Ia bahkan mengaku takut setiap melihat pesawat dan suara mesin pesawat. Dia juga mengaku tak mau naik pesawat karena takut jatuh seperti Hercules C130.
Disela bermain, para anak-anak ini diberikan pemahaman mengenai pesawat terbang yang sebenarnya tidak berbahaya. Satu persatu diantara mereka diajak berbincang oleh para relawan untuk memberi pemahaman bahwa pesawat terbang bukan benda yang harus ditakuti. (gib/trg)