32.8 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Layani & Pasung Pecandu, Dokter Ini Digiring ke Polisi

Foto: Amri/PM Dokter Evanti boru Siahaan (pakai topi) saat di SPK Polsek Sunggal. Ia diseret para tetangganya ke polisi, karena kerap melayani pecandu lewat tengah malam.
Foto: Amri/PM
Dokter Evanti boru Siahaan (pakai topi) saat di SPK Polsek Sunggal. Ia diseret para tetangganya ke polisi, karena kerap melayani pecandu lewat tengah malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keresahan warga Jalan Ringroad Gg. Bersama, terlampiaskan Selasa (7/7) malam. Setelah kediamannya digerebek, dr. Evanti br Siahaan, diseret ke Polsek Sunggal.

Aksi warga berawal dari kecurigaan sejak sebulan lalu. Sebab, kediaman dr. Evanti, kerap didatangi sejumlah pria bertato. Parahnya, datangnya justru lewat tengah malam. Yang membuat warga makin curiga, kerap terdengar suara-suara jeritan, tawa, dan tangisan dari rumahnya.

Abdi Saragih (36) misalnya. Diakuinya, warga menduga dr. Evanti adalah dukun karena banyak orang gila yang berobat ke rumahnya. Bahkan warga juga menganggapnya pengedar narkoba. Sebab banyak pria bertato dan gelandangan yang datang ke rumahnya. Sudah begitu, usai bertemu dr. Eva, pria bertato itu menyuntikkan sesuatu ke tangannya.

“Orang gila dokter itu. Kami resah sering dengar suara orang nangis dan jerit. Udah gitu banyak orang orang pakai tato beli obat sama dia,” tambahnya.

Hal senada dibeber Mona (38). Dia pernah mendengar perempuan menjerit minta tolong dari dalam rumah Evanti. Saat dipanggil, Evanti tak keluar rumah sehingga warga pun berdatangan. Saat pintu dibuka pembantunya, terlihat seorang perempuan sedang dipasung.

“Saat ditanyain, Eva menjelaskan kalau itu adalah pasien yang sedang berobat. Sekitar dua minggu lalu ada anak perempuan jerit-jerit dari dalam rumahnya Bu Eva. Pas kami liat rupanya dipasung. Kami tanyain, katanya itu pasiennya,” ujar Mona.

Keresahan itulah yang membuat warga sepakat menggerebek kediaman Evanti. Apalagi, dia mengaku sebagai dokter, tapi plang namanya tak ada. Didampingi kepling, warga memaksa Evanti keluar rumah dan diseret ke Polsek Sunggal malam itu juga.

Meski sudah menjelaskan, namun warga tetap tak percaya. Merasa tak ada salah, dr. Evanti pun ikut saja ke Polsek Sunggal bersama anak perempuannya dan seorang pekerjanya. Di Polsek, Evanti membeber semua kegiatannya. Yakni sebagai dokter spesialis kejiwaan.

Akhirnya Evanti diperbolehkan pulang karena tidak ada tindak pidana yang terbukti dilakukannya. Warga akhirnya membubarkan diri. “Tak ada yang betul yang dituduhkan warga. Ini hanya rasa kuatir yang berlebihan saja,” ujar Kanit Reskrim Polsek Sunggal, Iptu Oscar Stefanus Setjo.(mri/trg)

Foto: Amri/PM Dokter Evanti boru Siahaan (pakai topi) saat di SPK Polsek Sunggal. Ia diseret para tetangganya ke polisi, karena kerap melayani pecandu lewat tengah malam.
Foto: Amri/PM
Dokter Evanti boru Siahaan (pakai topi) saat di SPK Polsek Sunggal. Ia diseret para tetangganya ke polisi, karena kerap melayani pecandu lewat tengah malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keresahan warga Jalan Ringroad Gg. Bersama, terlampiaskan Selasa (7/7) malam. Setelah kediamannya digerebek, dr. Evanti br Siahaan, diseret ke Polsek Sunggal.

Aksi warga berawal dari kecurigaan sejak sebulan lalu. Sebab, kediaman dr. Evanti, kerap didatangi sejumlah pria bertato. Parahnya, datangnya justru lewat tengah malam. Yang membuat warga makin curiga, kerap terdengar suara-suara jeritan, tawa, dan tangisan dari rumahnya.

Abdi Saragih (36) misalnya. Diakuinya, warga menduga dr. Evanti adalah dukun karena banyak orang gila yang berobat ke rumahnya. Bahkan warga juga menganggapnya pengedar narkoba. Sebab banyak pria bertato dan gelandangan yang datang ke rumahnya. Sudah begitu, usai bertemu dr. Eva, pria bertato itu menyuntikkan sesuatu ke tangannya.

“Orang gila dokter itu. Kami resah sering dengar suara orang nangis dan jerit. Udah gitu banyak orang orang pakai tato beli obat sama dia,” tambahnya.

Hal senada dibeber Mona (38). Dia pernah mendengar perempuan menjerit minta tolong dari dalam rumah Evanti. Saat dipanggil, Evanti tak keluar rumah sehingga warga pun berdatangan. Saat pintu dibuka pembantunya, terlihat seorang perempuan sedang dipasung.

“Saat ditanyain, Eva menjelaskan kalau itu adalah pasien yang sedang berobat. Sekitar dua minggu lalu ada anak perempuan jerit-jerit dari dalam rumahnya Bu Eva. Pas kami liat rupanya dipasung. Kami tanyain, katanya itu pasiennya,” ujar Mona.

Keresahan itulah yang membuat warga sepakat menggerebek kediaman Evanti. Apalagi, dia mengaku sebagai dokter, tapi plang namanya tak ada. Didampingi kepling, warga memaksa Evanti keluar rumah dan diseret ke Polsek Sunggal malam itu juga.

Meski sudah menjelaskan, namun warga tetap tak percaya. Merasa tak ada salah, dr. Evanti pun ikut saja ke Polsek Sunggal bersama anak perempuannya dan seorang pekerjanya. Di Polsek, Evanti membeber semua kegiatannya. Yakni sebagai dokter spesialis kejiwaan.

Akhirnya Evanti diperbolehkan pulang karena tidak ada tindak pidana yang terbukti dilakukannya. Warga akhirnya membubarkan diri. “Tak ada yang betul yang dituduhkan warga. Ini hanya rasa kuatir yang berlebihan saja,” ujar Kanit Reskrim Polsek Sunggal, Iptu Oscar Stefanus Setjo.(mri/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/