26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kemenlu Cari Dua Pilot WNI yang Gabung ISIS

Duo WNI yang diduga kuat sudah membela ISIS. Foto: intercept
Duo WNI yang diduga kuat sudah membela ISIS. Foto: intercept

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) hingga saat ini belum mendapatkan informasi terkait dua pilot asal Indonesia yang diduga bergabung dengan ISIS. Dua pilot itu adalah Ridwan Agustin dan Tommy Abu Alfatih.

“Kami belum ada informasi lagi. Sekarang sedang mencoba memverifikasinya. Kan enggak pernah tahu kapan mereka pergi ke sana,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir di kompleks Istana Negara, Jakarta, Jumat (10/7).

Saat ini, ujar Fachir, kementerian juga terus menjalin komunikasi dengan penegak hukum dan lembaga lainnya. Di antaranya Polri dan BIN. Upaya pencarian juga dilakukan dengan meminta bantuan otoritas Turki. Pasalnya, Turki selalu menjadi pintu masuk sejumlah WNI yang bergabung dengan ISIS.

“Kami coba identikkan infonya, datanya, termasuk yang sudah dinyatakan di sana. Itu kerjasama dengan otoritas Turki,” imbuh Fachir.

Keikursertaan Ridwan dan Tommy awalnya diungkap oleh media Australia yang mendapatkan bocoran dokumen Kepolisian Federal Australia (AFP). Dokumen itu disusun AFP pada Maret 2015. Informasi yang diperoleh sementara, Ridwan diduga sudah berada di Suriah. Sedangkan, Tommy di Indonesia. (flo/jpnn)

Duo WNI yang diduga kuat sudah membela ISIS. Foto: intercept
Duo WNI yang diduga kuat sudah membela ISIS. Foto: intercept

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) hingga saat ini belum mendapatkan informasi terkait dua pilot asal Indonesia yang diduga bergabung dengan ISIS. Dua pilot itu adalah Ridwan Agustin dan Tommy Abu Alfatih.

“Kami belum ada informasi lagi. Sekarang sedang mencoba memverifikasinya. Kan enggak pernah tahu kapan mereka pergi ke sana,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir di kompleks Istana Negara, Jakarta, Jumat (10/7).

Saat ini, ujar Fachir, kementerian juga terus menjalin komunikasi dengan penegak hukum dan lembaga lainnya. Di antaranya Polri dan BIN. Upaya pencarian juga dilakukan dengan meminta bantuan otoritas Turki. Pasalnya, Turki selalu menjadi pintu masuk sejumlah WNI yang bergabung dengan ISIS.

“Kami coba identikkan infonya, datanya, termasuk yang sudah dinyatakan di sana. Itu kerjasama dengan otoritas Turki,” imbuh Fachir.

Keikursertaan Ridwan dan Tommy awalnya diungkap oleh media Australia yang mendapatkan bocoran dokumen Kepolisian Federal Australia (AFP). Dokumen itu disusun AFP pada Maret 2015. Informasi yang diperoleh sementara, Ridwan diduga sudah berada di Suriah. Sedangkan, Tommy di Indonesia. (flo/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/