Oleh Dahlan Iskan
Akal sehat akhirnya tidak kalah oleh emosi. Tinggal dua jam dari batas waktu yang ditentukan, pemerintah Yunani akhirnya memasukkan usulan konkret agar utang tahap tiga dari Uni Eropa bisa didapat. Yunani akhirnya menyerah pada ultimatum Uni Eropa. Ini sebenarnya seperti antiklimaks. Gegap-gempita saat menyambut kemenangan “NO” dalam referendum hari Minggu lalu seperti tidak ada artinya.
Inilah janji terbaru Yunani untuk mendapat utang baru itu:
1). APBN-nya dibuat tidak defisit lagi. Tahun 2015 ini harus surplus 1%, tahun-tahun berikutnya menjadi 2%, 3% dan 3,5 persen. (Ini berarti pendapatan harus naik, dan pengeluaran harus turun. Kebalikan dengan selama ini, pendapatan turun, pengeluaran naik).
2). Pajak penjualan akan dinaikkan. Mulai Oktober nanti. Pajak pertambahan nilai diseragamkan untuk semua pembelian barang, termasuk makan di restaurant.
3). Fasilitas pajak yang semula untuk mengembangkan turisme di pulau-pulau Yunani dihapus. Kecuali pulau yang amat terpencil. Yunani kedatangan 22 juta turis tiap tahun.
4). Pengeluaran untuk militer dipotong Rp 2,5 triliun tahun ini, dan dipotong Rp 5 triliun tahun depan dan seterusnya.
5). Pajak perusahaan dinaikkan dari 26% menjadi 28%.
6). Petani tidak akan mendapat pembebasan pajak dan tidak akan disubsidi.
7). Pajak untuk perkapalan diberlakukan progresif berdasarkan besarnya kapal.
8). Pajak untuk kapal pesiar dan mewah dinaikkan antara 10 sampai 13 persen tergantung ukuran.
9). Sistem pensiun dirombak total. (Pensiunan selama ini dibayar langsung dari kas negara seperti Indonesia 35 tahun lalu. Rata-rata pensiunan terima Rp 20 juta/bulan. Ada yang menerima Rp 40 juta. Sistemnya juga sangat memberatkan pengeluaran untuk pensiunan bisa melebihi pengeluaran untuk pegawai yang masih aktif. Sistem pensiun di Yunani memang dinyatakan ketinggalan 20 tahun).
10). Untuk gaji pegawai pemerintah akan diberlakukan system baru didasarkan pada ketrampilan, performance dan tanggungjawab. Tidak lagi system PGPS (Pinter Goblok Penghasilan Sama).
11). Menerapkan strategi baru untuk memberantas korupsi dimulai akhir bulan ini.
12). Hukum akan mengatur agar keuangan partai politik lebih terbuka.
13). Menjauhkan pengusutan kejahatan keuangan dari intervensi politik.
Dan banyak janji lagi.
“Usulan itu masuk akal dan bisa dipegang,” komentar Perdana Menteri Prancis, Hollande. Prancis adalah negara kedua terbesar pemberi utang ke Yunani setelah Jerman.
Selama ini, Yunani tidak pernah mau melakukan itu. Maunya hanya penghasilan terus meningkat, hidup enak, tidak perlu kerja keras dan kalau uangnya tidak cukup berhutang saja.
“Sebenarnya masih ada 329 hal yang harus diketatkan di Yunani,” ujar seorang ahli keuangan internasional seperti dikutip media Inggris. Itu kalau Yunani mau benar-benar memenuhi standard an peraturan yang berlaku di seluruh negara Uni Eropa. “Bisa melaksanakan ¾-nya saja sudah sangat baik,” katanya.
Mendengar komentar Hollande itu nafas rasanya lebih longgar. Hari Minggu besok, ketika 28 kepala pemerintahan Uni Eropa berkumpul untuk membuat keputusan, rasanya tidak sulit. Yunani akan ditolong sekali lagi.
Bahwa Perdana Menteri Alexis Tsapris terkesan menyerah kalah, apa boleh buat. Rakyat Yunani sendiri sebenarnya terkejut ketika ternyata yang mereka inginkan terkabul: “No” menang. Yang berarti menolak syarat-syarat utang baru Uni Eropa. Banyak yang berkomentar kaget: lho, kok menang! Mereka, seperti di zaman dulu, memang ingin sekali menunjukkan perlawanan kepahlawanan kepada Jerman. Mereka begitu gembira ketika “NO” menang di referendum. Tapi sesaat setelah mereka merayakan kemenangan itu sebenarnya mereka langsung tertegun: setelah menang ini harus bagaimana? Dapat uang dari mana?
Mula-mula Yunani mencoba mengulur waktu. Hanya usulan mengambang yang dimasukkan ke Uni Eropa. Disertai pidato sangat bagus dari Alexis. Tapi yang mendengarkan pidato itu orang pinter semua. “Manana, manana,” komentar mereka yang berarti sama dengan tidak ada isinya. “Ini sudah bukan zamannya pidato,” komentar yang lain. “Ini tinggal menghitung hari. Bukan minggu atau bulan apalagi tahun. Mengapa masih pidato-pidato?”
Uni Eropa tetap keras. Kalau sampai batas waktu Kamis malam usulan konkrit tidak diserahkan, tidak akan ada miliar-miliar Euro untuk Yunani.
Yunani sebenarnya masih akan terus main layang-layang. Usulan baru itu masih akan dibicarakan di DPR. Dijadwalkan DPR membahasnya Jumat. Berarti sudah di luar batas waktu.
Uni Eropa tidak mau mengubah batas waktu. Kamis malam harus masuk. Ini karena harus ada waktu dua hari (Jumat dan Sabtu) untuk dipelajari oleh para menteri keuangan di seluruh Uni Eropa. Agar hari Minggu bisa diputuskan oleh 28 kepala pemerintahan yang sudah siap berkumpul di Brussel.
Syukurlah kalau Yunani tetap memenangkan akal sehat. Semua yang ingin hidup makmur harus mau menderita dulu. Syukurlah, nasib rakyat tidak diperjudikan. (*)