JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyayangkan penjualan tiket kertas di kapal laut yang dioperasikan swasta. Padahal seharusnya tiket dijual dengan menggunakan sistem online.
“Memang ada berapa, kapal laut dioperasikan swasta itu, sistem tiketnya menurut saya tidak modern. Saya lihat di Banjarmasin itu sistem tiket kayak kertas, tidak ada harga. Kayak main-main,” ucap Jonan di Pusat Koordinasi Monitoring Lebaran Kemenhub di kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (20/7).
Pria kelahiran Singapura, 21 Juni 1963 ini sudah meminta perbaikan dengan sistem tiket secara online. Sistem itu diyakini akan memudahkan dalam segi pencatatan.
“Jadi harus sistem tiket online dan sebagainya, jadi bisa dicatat. Orang beli tiket bisa di agen, sistem online juga. Sehingga, terukur penumpang berapa, naik kapan,” ujar Jonan.
Mantan Direktur Utama PT KAI ini menambahkan, sistem online akan memberikan kemudahan bagi masyarakat. Sebab, masyarakat bisa mengetahui apakah tiket masih tersedia atau tidak. “Buruk sekali. Harus diubah tahun depan. Saya kaget saja angkutan laut masih seperti itu,” tandasnya. (gil/jpnn)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyayangkan penjualan tiket kertas di kapal laut yang dioperasikan swasta. Padahal seharusnya tiket dijual dengan menggunakan sistem online.
“Memang ada berapa, kapal laut dioperasikan swasta itu, sistem tiketnya menurut saya tidak modern. Saya lihat di Banjarmasin itu sistem tiket kayak kertas, tidak ada harga. Kayak main-main,” ucap Jonan di Pusat Koordinasi Monitoring Lebaran Kemenhub di kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (20/7).
Pria kelahiran Singapura, 21 Juni 1963 ini sudah meminta perbaikan dengan sistem tiket secara online. Sistem itu diyakini akan memudahkan dalam segi pencatatan.
“Jadi harus sistem tiket online dan sebagainya, jadi bisa dicatat. Orang beli tiket bisa di agen, sistem online juga. Sehingga, terukur penumpang berapa, naik kapan,” ujar Jonan.
Mantan Direktur Utama PT KAI ini menambahkan, sistem online akan memberikan kemudahan bagi masyarakat. Sebab, masyarakat bisa mengetahui apakah tiket masih tersedia atau tidak. “Buruk sekali. Harus diubah tahun depan. Saya kaget saja angkutan laut masih seperti itu,” tandasnya. (gil/jpnn)