CORDOBA-Tampil buruk di dua pertandingan pertamanya, Argentina akhirnya mampu mendulang kemenangan. Menghadapi Kosta Rika, Selasa (12/7) pagi WIB, skuad Tango unggul 3-0 dan lolos ke perempatfinal.
Ketiga gol Argentina di Stadion Mario Alberto Kempes, Cordoba, itu disumbangkan Sergio Aguero di menit 45 dan 52, serta Angel di Maria di menit 63.
Dengan hasil ini tim asuhan Sergio Batista itu finis sebagai runner up Grup A dengan nilai lima dari tiga pertandingan. Juara grup ini adalah Kolombia yang meraih dua kemenangan dan satu kali seri.
Kosta Rika yang memiliki tiga poin dari kemenangannya atas Bolivia di pertandingan sebelumnya, masih berpeluang masuk babak delapan besar dari plot tim peringkat tiga terbaik dari tiga grup yang ada.
Menghadapi Kosta Rika, Argentina melakukan perubahan dari dua laga sebelumnya. Carlos Tevez dan Ezequiel Lavezzi tak lagi djadikan starter, dan posisi itu dioper kepada Aguero dan Gonzalo Higuain, untuk melengkapi trio penyerang dengan Lionel Messi.
Di lapangan tengah, walaupun masih belum menurunkan pemain bertipe playmaker, tapi Di Maria kembal dipasang setelah dibangkucadangkan di laga kedua melawan Kolombia. Fernando Gago berduet dengan kapten Javier Mascherano sebagai penyeimbang permainan.
Hasilnya, Argentina memang mengendalikan penuh permainan dan terus mengalirkan bola ke wilayah Kosta Rika.
Namun penyerangan mereka tidak menggigit, dan cukup mudah dipatahkan oleh barisan belakang lawan. Messi yang kembali diplot sebagai pengatur serangan, masih belum menemukan bentuk permainannya.
Namun begitu, ketika sang pemain mulai panas, sontak striker bertubuh mungul yang bermain untuk Barcelona ini menjadi kreator atas terciptanya tiga gol Argentina.
“Messi sungguh fantastis. Kita berbicara soal situasi individual dan tim sebelum pertandingan. Kami membutuhkan suntikan percaya diri dan Lionel bisa melewati situasi sulit tersebut dengan baik. Dia pemain dengan karakter kuat,” kata Batista saat membuka konferensi pers pasca pertandingan.
Batista lalu membicarakan perubahan taktik yang dibuat di laga genting tersebut. “Kami lebih sering melakukan penetrasi dan tidak takut melakukan benturan,” jelasnya.
“Kami bermain lebih tenang dan tidak membiarkan gangguan lawan menghancurkan skema yang sudah direncakan. Saya memiliki pandangan kuat bagaimana sepakbola seharusnya dimainkan, tetapi saya terlalu keras kepala untuk berubah. Yang kami lakukan hanyalah mencoba mengeluarkan seluruh potensi yang dimiliki tim untuk menghadirkan yang terbaik,” pungkasnya.
Sementara itu gelandang senior Tim Tango Javier Zanetti mengatakan bahwa gol pertama yang dilesakkan Aguero mampu mengangkat mental bertanding dia dan rekan-rekannya.
“Aksi seperti ini yang sebenarnya dicari sejak lama oleh Argentina. Hal paling penting adalah Argentina mengakhiri pertandingan dengan kemenangan,” kata Zanetti.
Zanetti tidak ragu untuk melayangkan pujian terhadap gol Aguero yang tercipta menjelang babak pertama berakhir.
Gol yang lahir dari kaki menantu Diego Armando Maradona itulah yang disebutnya sebagai penentu kemenangan.
“Sangat penting untuk mengakhiri kebuntuan menjelang babak pertama berakhir. Momen seperti itu hanya akan menghadirkan ketenangan bagi pemain lain untuk beraksi lepas di babak kedua,” pungkas Zanetti. (bbs/jpnn)