JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemeriksaan staf khusus Gatot Pudjonugroho, Mustafa, lebih lama dibanding sang Gubernur Sumatera Utara. Jika Gatot diperiksa sekitar 12 jam pada Rabu (22/7) kemarin, maka Mustafa diperiksa sekitar 13 jam.
Padahal status mereka sama-sama saksi kasus dugaan penyuapan Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan. Mustafa tiba di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sekitar pukul 10.00 WIB. Namun hingga pukul 22.30 WIB, kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sumut, belum juga memperlihatkan tanda-tanda akan segera keluar.
Tak ayal kondisi ini memunculkan kegelisahan kuasa hukumnya, Razman Nasution. Ia yang menanti sejak pagi, berkali-kali mendatangi petugas lembaga antirasuah yang berjaga-jaga di lobi.
Mustafa baru keluar dari ruang pemeriksaan sekiitar pukul 23.05 WIB. Namun tidak langsung keluar meninggalkan gedung, Mustafa terlebih dahulu berbincang dengan Razman.
Saat dimintai tanggapannya, Mustafa mengaku diperiksa terkait hubungannya dengan oknum Pengacara Yagari alias Gerry yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Menurutnya, ia mengenal Gerry hanya sebatas membantu Gubernur Sumut menyambut tamu.
“Saya tidak (dicrosschek terkait aliran dana dugaan penyuapan). Tapi bagaimana hubungan saya dengan saudara Gerry. Saya cuma teman lama pak Gubernur. Jadi itu (staf pribadi) mungkin cuma julukan,” ujar Mustafa, Kamis (23/7) malam.
Ditanya apakah ia menerima tamu Gatot terkait urusan pemerintahan, Mustafa menyatakan hanya sebatas tamu-tamu pribadi.
“Biasanya macam-macam. Seperti saudara pak Gatot, teman kuliah. Saya enggak ingat berapa kali menerima tamunya (OC Kaligis Cs). Tapi kalau soal pembicaraan, saya enggak ikut serta. Saya enggak ingat persis kapan terakhir Gatot ketemu OC, mereka terakhir ketemu beberapa bulan lalu sebelum sidang PTUN (gugatan praperadilan Pemprov atas Kejati Sumut),” ujarnya.