25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Duh… Masih Ada Warga Bandel Langgar Zona Merah Sinabung

Foto: Anita/PM Erupsi Gunung Sinabung terjadi Rabu (25/5), disertai awan panas guguran hingga tiga kali. Menurut pihak berwajib, masih ada warga yang coba-coba melanggar zona merah.
Foto: Anita/PM
Erupsi Gunung Sinabung terjadi Rabu (25/5), disertai awan panas guguran hingga tiga kali. Menurut pihak berwajib, masih ada warga yang coba-coba melanggar zona merah.

KARO, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung semakin menggeliat, Rabu (25/5). Erupsi disertai awan panas guguran terjadi hingga tiga kali, pukul 10.09 WIB, 14.25 WIB, dan 15.16 WIB, dengan jarak luncur dan tinggi kolom mencapai 1.500 meter hingga 2.000 meter. Debu vulkanik yang berterbangan hingga ke kota wisata Berastagi.

Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi korban jiwa, Dansatgas dan Wadansatgas Penanganan Bencana Sinabung Dandim 0205/TK Letkol Inf Agustatius Sitepu dan Kapolres Karo AKBP Pangasian Sitio SIk beserta masing-masing personelnya melakukan patroli ke desa-desa yang masuk dalam zona merah (larangan).

Menurut Letkol Inf Agustatius Sitepu saat melakukan patroli di Desa Kuta Tengah, Kecamatan Simpang Empat mengatakan, kegiatan patroli ini akan terus dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi korban jiwa. Masyarakat diimbau agar jangan memasuki zona merah. Karena saat patroli, masih ada juga warga Desa Kuta Tengah yang mencoba-coba masuk ke desanya.

“Kadang-kadang warga yang sudah dievakuasi masih juga mencoba-coba masuk ke desanya. Kita akan segera pasang portal sekunder dan primer. Sebab ada juga warga yang tak mau mendengar imbauan petugas dan pemerintah,” ujar Dansatgas.

Dikatakannya, portal sekunder berupa portal besi yang akan dipasang di setiap desa zona merah. Sedangkan untuk desa yang sangat rawan sekali seperti di Desa Gamber akan dipasang portal primer berupa tembok semen setinggi 30-40 centimeter dengan ketebalan 3-4 batu bata. Agar kendaraan roda empat maupun roda dua tidak bisa masuk.

“Ada beberapa titik desa yang sangat rawan yang akan kita pasang portal primer. Warga Desa yang sudah dievakuasipun masih juga mau ke desanya. Jadi tolong, agar jangan memasuki atau beraktivitas di zona larangan,” pinta Dandim.

Ditambahkan Dansatgas AKBP Pangasian Sitio agar warga masyarakat harus mendengar dan mentaati imbauan dari petugas. “Jangan sampai ada korban jiwa lagi, karena nyawa sangat berharga dari pada harta benda. Taatilah himbauan dan larangan dari petugas dan pemerintah,” imbaunya. (cr-7)

Foto: Anita/PM Erupsi Gunung Sinabung terjadi Rabu (25/5), disertai awan panas guguran hingga tiga kali. Menurut pihak berwajib, masih ada warga yang coba-coba melanggar zona merah.
Foto: Anita/PM
Erupsi Gunung Sinabung terjadi Rabu (25/5), disertai awan panas guguran hingga tiga kali. Menurut pihak berwajib, masih ada warga yang coba-coba melanggar zona merah.

KARO, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung semakin menggeliat, Rabu (25/5). Erupsi disertai awan panas guguran terjadi hingga tiga kali, pukul 10.09 WIB, 14.25 WIB, dan 15.16 WIB, dengan jarak luncur dan tinggi kolom mencapai 1.500 meter hingga 2.000 meter. Debu vulkanik yang berterbangan hingga ke kota wisata Berastagi.

Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi korban jiwa, Dansatgas dan Wadansatgas Penanganan Bencana Sinabung Dandim 0205/TK Letkol Inf Agustatius Sitepu dan Kapolres Karo AKBP Pangasian Sitio SIk beserta masing-masing personelnya melakukan patroli ke desa-desa yang masuk dalam zona merah (larangan).

Menurut Letkol Inf Agustatius Sitepu saat melakukan patroli di Desa Kuta Tengah, Kecamatan Simpang Empat mengatakan, kegiatan patroli ini akan terus dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi korban jiwa. Masyarakat diimbau agar jangan memasuki zona merah. Karena saat patroli, masih ada juga warga Desa Kuta Tengah yang mencoba-coba masuk ke desanya.

“Kadang-kadang warga yang sudah dievakuasi masih juga mencoba-coba masuk ke desanya. Kita akan segera pasang portal sekunder dan primer. Sebab ada juga warga yang tak mau mendengar imbauan petugas dan pemerintah,” ujar Dansatgas.

Dikatakannya, portal sekunder berupa portal besi yang akan dipasang di setiap desa zona merah. Sedangkan untuk desa yang sangat rawan sekali seperti di Desa Gamber akan dipasang portal primer berupa tembok semen setinggi 30-40 centimeter dengan ketebalan 3-4 batu bata. Agar kendaraan roda empat maupun roda dua tidak bisa masuk.

“Ada beberapa titik desa yang sangat rawan yang akan kita pasang portal primer. Warga Desa yang sudah dievakuasipun masih juga mau ke desanya. Jadi tolong, agar jangan memasuki atau beraktivitas di zona larangan,” pinta Dandim.

Ditambahkan Dansatgas AKBP Pangasian Sitio agar warga masyarakat harus mendengar dan mentaati imbauan dari petugas. “Jangan sampai ada korban jiwa lagi, karena nyawa sangat berharga dari pada harta benda. Taatilah himbauan dan larangan dari petugas dan pemerintah,” imbaunya. (cr-7)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/