29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Polisi Diteriaki Maling, Bandar Sabu Berhasil Kabur

Foto: Gibson/PM/Kombinasi Citra Beru Ginting (kiri) yang meneriaki polisi maling saat menangkap bandar sabu, dan mobil polisi Polsek Patumbak (kanan) yang pecah dilempari warga, Rabu (5/8/2015).
Foto: Gibson/PM/Kombinasi
Citra Beru Ginting (kiri) yang meneriaki polisi maling saat menangkap bandar sabu, dan mobil polisi Polsek Patumbak (kanan) yang pecah dilempari warga, Rabu (5/8/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penangkapan bandar sabu di Jalan Perjuangan Dusun III, Desa Marindal II Kecamatan Patumbak, Rabu (5/8) siang berakhir ricuh. Personel Reskrim Polsek Patumbak diteriaki maling dan diserang warga saat akan memboyong sang bandar bernama Syahrul dari lokasi. Akibatnya, Syahrul berhasil kabur setelah menggigit dan menendang dua personel yang mengapitnya.

Pengintaian yang dilakukan polisi selama berminggu-minggu membuahkan hasil. Target operasi (Syahrul-red) diketahui tengah berada di rumah berpagar hijau yang didiaminya. Setelah memastikan target dan barang bukti berdampingan, tugas luar (TL) pun menyaru sebagai pembeli.Melalui handphone, polisi memasan 1/5 kilo sabu pada Syahrul. Tak curiga yang menghubungi adalah petugas, Syahrul pun memenuhi pesanan itu dengan menyuruh polisi datang ke rumahnya.

Saat transaksi itulah,petugas langsung membekuk Syahrul. Namun, ketika hendak diboyong ke polsek. Apriadi yang disebut-sebut abang kandung Syahrul, meneriaki polisi dengan sebutan maling. Tak hanya Apriadi, warga lain bernama Citra Dewi br Ginting juga ikut menghalangi dan meneriaki petugas. Teriakan keduanya sontak mengundang perhatian puluhan warga lain yang langsung menyerang dengan melempari polisi dengan kayu dan batu.

Kericuhan itu dimanfaatkan Syahrul untuk kabur dengan mengigit paha Bripka A Meha dan menedang Brigadir Ronald yang mengapitnya. Detik berikutnya, Syahrul pun kabur ke arah belakang Jalan Perjuangan Ujung. Melihat tersangka melarikan diri, Panit Reskrim Ipda A Samosir dan anggotanya sempat melakukan pengejaran. Tapi sayang, upaya itu digagalkan puluhan warga yang terprovokasi. Alhasil, Syahrul pun lolos dalam sekejab.

Melihat situasi tak kondusif, Ipda Samosir pun meminta bantuan ke Kapolsek Patumbak, AKP Wilson Pasaribu. Dalam hitungan menit, Kapolsek, Wakapolsek, Kanit Intel dan anggotanya tiba di lokasi yang sudah disesaki warga. Untuk menstabilkan keadaan, Kapolsek pun memberikan penjelasan bahwa mereka sedang melakukan penggerebekan sabu, dan bukan maling.

Mendengar penjelasan itu, warga yang menyesal berangsur-angsur membubarkan diri sembari mengucapkan terima kasih. Meski Syahrul kabur, tapi petugas tidakpulang dengan tangan kosong. Selain mengamankan barang bukti sabu 1,6 gram,petugas juga turut membawa barang bukti kayu dan batok kelapa yang digunakan warga untuk menyerang. Tak hanya itu, petugas juga memboyong Apriadi dan Citra yang meneriaki mereka hingga warga terprovokasi. “Anggota diteriaki maling sewaktu menggerebek sabu. Itu yang membuat tersangka kabur,” terang AKP Wilson.

Lanjut Wilson, dalam penggerebekan itu pihaknya hanya berhasil mengamankan barang bukti sabu dari tangan Syahrul. Sedang Syahrul berhasil kabur masih dalam pengejaran.”Akibat penyerangan warga, 2 anggota mengalami luka dan kaca mobil belakang Daihatsu Xenia warna ungu BK 1965 SM milik Panit Reskrim pecah. Kedua warga yang diduga provokator masih menjalani pemeriksaan intensif dan akan kita sangkakan Pasal 212 dan 214 KUHPidan dan 160 KUHAP,” tandas mantan Kasat Reskrim Polres Simalungun itu.

Terpisah, Bu Nani warga sekitar yang menyaksikan penggerebekan itu merasa kecolongan dengan kejahatan yang dilakukan oleh Syahrul. Pasalnya, selama ini Syahrul dikenal biasa saja dan tidak begitu mencolok. Namun, dengan penggerebekan ini, warga menjadi tahu bahwa Syahrul adalah bandar narkoba. Dan, mereka juga akan membantu polisi untuk menangkapnya. “Dia itu bukan warga sini. Baru dia itu tinggal di sini,” hardiknya dan diamini warga lainnya.

Hal senada dikatakan Kepala Desa Marindal II, Dedi Reinaldy yang menyangkal kalau Syahrul adalah warganya. Setelah dilakukan pengecekan oleh Kepala Dusun III, ternyata Sahrul warga luar. “Dia bukan wargaku, kita sudah cek,” tegasnya di Polsekta Patumbak. Pantauan di Mapolsekta Patumbak, Apriadi dan Citra masih menjalani pemeriksaan intensif. Raut muka Citra yang meneriaki polisi maling itu berubah pucat saat diperiksa penyidik. (gib/deo)

Foto: Gibson/PM/Kombinasi Citra Beru Ginting (kiri) yang meneriaki polisi maling saat menangkap bandar sabu, dan mobil polisi Polsek Patumbak (kanan) yang pecah dilempari warga, Rabu (5/8/2015).
Foto: Gibson/PM/Kombinasi
Citra Beru Ginting (kiri) yang meneriaki polisi maling saat menangkap bandar sabu, dan mobil polisi Polsek Patumbak (kanan) yang pecah dilempari warga, Rabu (5/8/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penangkapan bandar sabu di Jalan Perjuangan Dusun III, Desa Marindal II Kecamatan Patumbak, Rabu (5/8) siang berakhir ricuh. Personel Reskrim Polsek Patumbak diteriaki maling dan diserang warga saat akan memboyong sang bandar bernama Syahrul dari lokasi. Akibatnya, Syahrul berhasil kabur setelah menggigit dan menendang dua personel yang mengapitnya.

Pengintaian yang dilakukan polisi selama berminggu-minggu membuahkan hasil. Target operasi (Syahrul-red) diketahui tengah berada di rumah berpagar hijau yang didiaminya. Setelah memastikan target dan barang bukti berdampingan, tugas luar (TL) pun menyaru sebagai pembeli.Melalui handphone, polisi memasan 1/5 kilo sabu pada Syahrul. Tak curiga yang menghubungi adalah petugas, Syahrul pun memenuhi pesanan itu dengan menyuruh polisi datang ke rumahnya.

Saat transaksi itulah,petugas langsung membekuk Syahrul. Namun, ketika hendak diboyong ke polsek. Apriadi yang disebut-sebut abang kandung Syahrul, meneriaki polisi dengan sebutan maling. Tak hanya Apriadi, warga lain bernama Citra Dewi br Ginting juga ikut menghalangi dan meneriaki petugas. Teriakan keduanya sontak mengundang perhatian puluhan warga lain yang langsung menyerang dengan melempari polisi dengan kayu dan batu.

Kericuhan itu dimanfaatkan Syahrul untuk kabur dengan mengigit paha Bripka A Meha dan menedang Brigadir Ronald yang mengapitnya. Detik berikutnya, Syahrul pun kabur ke arah belakang Jalan Perjuangan Ujung. Melihat tersangka melarikan diri, Panit Reskrim Ipda A Samosir dan anggotanya sempat melakukan pengejaran. Tapi sayang, upaya itu digagalkan puluhan warga yang terprovokasi. Alhasil, Syahrul pun lolos dalam sekejab.

Melihat situasi tak kondusif, Ipda Samosir pun meminta bantuan ke Kapolsek Patumbak, AKP Wilson Pasaribu. Dalam hitungan menit, Kapolsek, Wakapolsek, Kanit Intel dan anggotanya tiba di lokasi yang sudah disesaki warga. Untuk menstabilkan keadaan, Kapolsek pun memberikan penjelasan bahwa mereka sedang melakukan penggerebekan sabu, dan bukan maling.

Mendengar penjelasan itu, warga yang menyesal berangsur-angsur membubarkan diri sembari mengucapkan terima kasih. Meski Syahrul kabur, tapi petugas tidakpulang dengan tangan kosong. Selain mengamankan barang bukti sabu 1,6 gram,petugas juga turut membawa barang bukti kayu dan batok kelapa yang digunakan warga untuk menyerang. Tak hanya itu, petugas juga memboyong Apriadi dan Citra yang meneriaki mereka hingga warga terprovokasi. “Anggota diteriaki maling sewaktu menggerebek sabu. Itu yang membuat tersangka kabur,” terang AKP Wilson.

Lanjut Wilson, dalam penggerebekan itu pihaknya hanya berhasil mengamankan barang bukti sabu dari tangan Syahrul. Sedang Syahrul berhasil kabur masih dalam pengejaran.”Akibat penyerangan warga, 2 anggota mengalami luka dan kaca mobil belakang Daihatsu Xenia warna ungu BK 1965 SM milik Panit Reskrim pecah. Kedua warga yang diduga provokator masih menjalani pemeriksaan intensif dan akan kita sangkakan Pasal 212 dan 214 KUHPidan dan 160 KUHAP,” tandas mantan Kasat Reskrim Polres Simalungun itu.

Terpisah, Bu Nani warga sekitar yang menyaksikan penggerebekan itu merasa kecolongan dengan kejahatan yang dilakukan oleh Syahrul. Pasalnya, selama ini Syahrul dikenal biasa saja dan tidak begitu mencolok. Namun, dengan penggerebekan ini, warga menjadi tahu bahwa Syahrul adalah bandar narkoba. Dan, mereka juga akan membantu polisi untuk menangkapnya. “Dia itu bukan warga sini. Baru dia itu tinggal di sini,” hardiknya dan diamini warga lainnya.

Hal senada dikatakan Kepala Desa Marindal II, Dedi Reinaldy yang menyangkal kalau Syahrul adalah warganya. Setelah dilakukan pengecekan oleh Kepala Dusun III, ternyata Sahrul warga luar. “Dia bukan wargaku, kita sudah cek,” tegasnya di Polsekta Patumbak. Pantauan di Mapolsekta Patumbak, Apriadi dan Citra masih menjalani pemeriksaan intensif. Raut muka Citra yang meneriaki polisi maling itu berubah pucat saat diperiksa penyidik. (gib/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/