MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepergian tokoh pemuda Sumatera Utara (Sumut) H Anuarshah alias Aweng menyisakan duka yang mendalam bagi banya orang. Selain keluarga, rekan dan handai tolan pun ikut merasakan pilu ditinggal sahabat sekaligus Ketua MPW Pemuda Pancasila (PP) Sumatera Utara (Sumut) itu.
Salah seorang sahabat dekat yang mengaku telah bersama dengan almarhum selama kurang lebih 20 tahun diperjalanan sebagai kader PP, Dahroel Tamin tak bisa membendung rasa sedihnya yang mendalam kehilangan sosok peimpin, sahabat sekaligus saudara. Usai menerima kabar dari rekannya bernama Yance Aswin yang diakuinya juga dekat dengan almarhum, ia pun tak mampu membendung air mata mendengar berita tersebut.
“Saya dihubungi Yance Aswin SH, dulu kami sering bertiga dengan almarhum. Dia telepon saya sambil nangis. Dia minta, kalau beliau (almarhum) ada salah, supaya sama-sama dimaafkan. Disitu saya yakin Ketua (Aweng) sudah tak ada,” kata Dahroel, Sabtu (8/8).
Ia juga menyampaikan, sejak berita kehilangan itu terdengar, dirinya kerap menangis seharian ketika mengingat atau diingatkan nama almarhum Anuarshah. Baginya, sangat banyak kenangan suka dan duka dijalani bersama. Termasuk merintis usaha dari kecil sampai mengikuti semua jenjang pengkaderan di organisasi PP dari tingkat bawah yakni ranting (kelurahan).
“Saya bagaimana ya, seharian ini (kemarin) saya selalu menangis kalau ingat dia (almarhum Aweng). Padahal kalau diberi Allah umurnya panjang, dia bisa tiga periode sebagai Ketua MPW PP Sumut. Karena organisasi ini besar dibawah kepemimpinannya. Banyak kader yang berharap itu,” sebutnya.
Dahroel juga menyampaikan bahwa pertemuannya dengan almarhum Aweng sudah cukup lama. Dimana diakuinya terakhir bertatap muka dua tahun lalu. Karena kondisinya, ia harus mengurus keluarga sehingga tidak sempat bertemu. Hanya komunikasi melalui selular yang sering dilakukan.
Sedangkan komunikasi terakhir Dahroel sebelum almarhum menghembuskan nafas terakhirnya, dilakukan empat bulan lalu. Dimana saat itu, dirinya baru saja kehilangan sang istri dan almarhum menyampaikan ucapan turut berdukacita serta memberikan pesan agar ia sabar dan tabah. Hal itulah yang membuatnya teringat akan pernyataan Aweng dalam pesan singkat.
“Almarhum sms saya setelah istri saya meninggal. Dia berpesan supaya tabah. Dia bilang, ‘Rul, kakak (istri Dahroel) hari ini pergi, mungkin esok aku yang pergi, mungkin lusa engkau yang pergi’ dan menitip salam untuk keluarga saya,” ujarnya.
Dahroel yang juga selama 15 tahun mendampingi Aweng sebagai wakil ketua PAC PP Medan Baru sejak 1991, mengungkapkan pesan yang seolah mengatakan bahwa kehidupan harus berubah serta meminta didoakan agar selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan.
“Dalam smsnya dia bilang ke saya begini, ‘Rul dari sini keatas (kedepan) marilah kita robah pola hidup kita, mari kita berbuat yang baik dan ingat kepada Allah. Semoga apapun usaha yang kita buat selama ini Allah memaafkan salah kita dan merubah kehidupan kita kembali, doakan abang sehat ya Rul’. Setelah itu, tidak ada lagi komunikasi,” sebutnya.
Dirinya juga menyebutkan bahwa almarhum merupakan pemimpin yang loyal terhadap bawahannya. Mendukung setiap kader yang ingin maju baik di kancah organisasi seperti KNPI maupun politik. Bahkan masih sering bertanya apabila ada masalah yang kurang dipahami. Sekalipun almarhum punya hak memutuskan satu persoalan.
“Satu cita-cita dia adalah membesarkan organisasi ini. Jadi kepada kader penerus, mari wujudkan itu,” katanya. (bal)