25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Ruang Stafsus Sudirman Said Ditembus Peluru Kaliber 9 MM

Ilustrasi. Foto: Istimewa.
Ilustrasi. Foto: Istimewa.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO — Peluru yang ditembakkan oleh orang tak dikenal ke jendela ruangan Widyawan, Staf Khusus Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, di Direktorat Jenderal Kelistrikan Kementerian ESDM, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis pekan lalu sudah berhasil diidentifikasi.

Pusat Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal Kepolisian menyimpulkan bahwa peluru yang digunakan memilki kaliber 9 milimeter, berwarna kuning keemasan dengan berat 8 gram. “Panjangnya 18,02 milimeter,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Suhasono, Senin (14/9).

Dia menjelaskan, diperkirakan anak peluru yang ditembakkan itu menggunakan senjata berkaliber 9 milimeter. “Saat ini proyektil tersebut masih dalam pemeriksaan Puslabfor Bareskrim Polri,” ungkap Suharsono.

Proyektil peluru itu ditemukan saat Tim Puslabfor Bareskrim Polri, Tim Identifikasi dan Tim Jatanras Polda Metro Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara.

Proyektil itu membuat kaca jendela setebal tiga milimeter berlubang. Peluru itu diduga ditembakkan dari atas jalan layang non tol Casablanca dengan jarak 35,830 meter. “Bukan 40 meter ya. Ini sudah dihitung betul,” kata Suharsono.

Ia menambahkan, dengan tidak ditemukannya selonsong peluru di lokasi yang diduga tempat menembakkan, maka indikasi kuat penembakan dilakukan dari dalam kendaraan tertutup. “Bukan kendaraan roda dua,” tegasnya.

Saat dikonfirmasi apakah senjata yang digunakan berjenis FN karena memuntahkan peluru 9 MM, Suharsono belum bisa memastikan. Yang pasti, kata dia, dari proyektil yang ditemukan, senjata api itu identik dengan karakteristik senpi rakitan.

Sejauh ini pula, belum bisa dipastikan motif penembakan. Suharsono mengimbau kepada masyarakat yang memiliki informasi, atau kebetulan pada saat kejadian melihat kendaraan atau seseorang berhenti di fly over untuk menyampaikan ke polisi.

Selain itu, ia berharap keterbukaan Kementerian ESDM juga dirasakan perlu. “Mungkin ada kebijakan yang terdapat pro kontra,” katanya.

Hanya saja, Suharsono belum bisa memastikan apakah penembakan itu terkait dengan kisruh soal listrik yang belakangan menjadi isu hangat  masyarakat luas. “Semuanya masih diselidiki,” tegasnya. (boy/jpnn)

Ilustrasi. Foto: Istimewa.
Ilustrasi. Foto: Istimewa.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO — Peluru yang ditembakkan oleh orang tak dikenal ke jendela ruangan Widyawan, Staf Khusus Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, di Direktorat Jenderal Kelistrikan Kementerian ESDM, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis pekan lalu sudah berhasil diidentifikasi.

Pusat Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal Kepolisian menyimpulkan bahwa peluru yang digunakan memilki kaliber 9 milimeter, berwarna kuning keemasan dengan berat 8 gram. “Panjangnya 18,02 milimeter,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Suhasono, Senin (14/9).

Dia menjelaskan, diperkirakan anak peluru yang ditembakkan itu menggunakan senjata berkaliber 9 milimeter. “Saat ini proyektil tersebut masih dalam pemeriksaan Puslabfor Bareskrim Polri,” ungkap Suharsono.

Proyektil peluru itu ditemukan saat Tim Puslabfor Bareskrim Polri, Tim Identifikasi dan Tim Jatanras Polda Metro Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara.

Proyektil itu membuat kaca jendela setebal tiga milimeter berlubang. Peluru itu diduga ditembakkan dari atas jalan layang non tol Casablanca dengan jarak 35,830 meter. “Bukan 40 meter ya. Ini sudah dihitung betul,” kata Suharsono.

Ia menambahkan, dengan tidak ditemukannya selonsong peluru di lokasi yang diduga tempat menembakkan, maka indikasi kuat penembakan dilakukan dari dalam kendaraan tertutup. “Bukan kendaraan roda dua,” tegasnya.

Saat dikonfirmasi apakah senjata yang digunakan berjenis FN karena memuntahkan peluru 9 MM, Suharsono belum bisa memastikan. Yang pasti, kata dia, dari proyektil yang ditemukan, senjata api itu identik dengan karakteristik senpi rakitan.

Sejauh ini pula, belum bisa dipastikan motif penembakan. Suharsono mengimbau kepada masyarakat yang memiliki informasi, atau kebetulan pada saat kejadian melihat kendaraan atau seseorang berhenti di fly over untuk menyampaikan ke polisi.

Selain itu, ia berharap keterbukaan Kementerian ESDM juga dirasakan perlu. “Mungkin ada kebijakan yang terdapat pro kontra,” katanya.

Hanya saja, Suharsono belum bisa memastikan apakah penembakan itu terkait dengan kisruh soal listrik yang belakangan menjadi isu hangat  masyarakat luas. “Semuanya masih diselidiki,” tegasnya. (boy/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/