MEDAN, SUMUTPOS – Tragedi Mina, Kamis (24/9) kembali memanaskan hubungan Arab Saudi dan Iran. Teheran langsung menyalahkan Riyadh atas insiden yang menyebabkan 43 jamaah haji asal Iran meninggal itu.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian menyebut Saudi telah lalai dan gagal memberikan jaminan keamanan serta keamanan pada para jamaah. Apalagi, Jumat dua pekan lalu (11/9), sebuah crane juga ambruk menimpa Masjidilharam yang menyebabkan lebih dari 100 jamaah wafat.
“Kementerian Luar Negeri akan memanggil perwakilan diplomatik Saudi di Teheran (untuk menyampaikan protes),” kata Abdollahian.
Said Ohadi, ketua organisasi penyelenggara haji Iran, juga menuntut Riyadh memberikan penjelasan rinci atas terjadinya tragedi tersebut.”Ini sungguh tragis,” ujarnya di Teheran kemarin.
Iran dan Arab Saudi rutin terlibat dalam berbagai ketegangan politik. Sejarahnya bahkan menjulur panjang ke berbagai dekade silam. Mengutip Iranwire, pada 1943, seorang jamaah asal Iran dipenggal kepalanya saat berhaji karena dianggap mengotori rumah Tuhan.
Iran membalas tindakan itu dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan Saudi selama empat tahun. Juga, memboikot pelaksaaan haji dengan tak mengirimkan jamaah.
April lalu, ulama terkemuka Iran Ayatollah Nasser Makarem Shirazi juga sempat mengampanyekan pemboikotan ibadah haji. Gara-garanya, pelecehan seksual yang dilakukan dua polisi Saudi kepada dua remaja Iran di Bandara Jeddah.
Di tragedi kemarin, sedikitnya 717 jamaah meninggal dunia akibat berdesak-desakan saat hendak melakukan ritual lempar jumroh di Mina.
Namun, Menteri Kesehatan Saudi Khaled al-Falih membantah tudingan tersebut. Dalam wawancara dengan stasiun televisi El-Ekhbariya, dia menyebut ketidakdisiplinan jamaah haji sebagai penyebab. “Banyak jamaah yang tidak menaati jadwal. Mereka tidak patuh pada peraturan,” ujarnya.
Saudi berjanji akan menyelidiki tragedi tersebut hingga tuntas. “Kami akan berusaha melakukan penyelidikan dengan cepat dan transparan,” janji Al-Falih.
Kemarin Saudi langsung menggandeng kedutaan besar-kedutaan besar asing untuk mempercepat proses identifikasi korban. Terpisah, Komite Pusat Haji memperkuat pernyataan al-Falih dengan menyatakan bahwa tragedi maut itu dipicu oleh ulah sekelompok jamaah asal Afrika.
“Desak-desakan itu terjadi karena jamaah asal Afrika tidak tertib,” ungkap Pangeran Khaled al-Faisal, ketua komite pusat haji, dalam wawancara dengan stasiun televisi Al-Arabiya.
Dalam proses evakuasi, Saudi mengerahkan sedikitnya 220 ambulans. Juru Bicara Badan Pertahanan Sipil Saudi mengatakan, sekitar 4.000 personel tim rescue terlibat dalam evakuasi di dekat Jembatan Jamarat itu.