30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Rezeki: Aku Buka Tas Penumpang Pakai Pulpen

Bagasi penumpang pesawat dibuka pakai pulpen-Ilustrasi.
Bagasi penumpang pesawat dibuka pakai pulpen-Ilustrasi.

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Enam petugas bagasi (Bagage Handling) Lion Air diduga mencuri barang bawaan penumpang, Sabtu (24/10) lalu dilepas Polres Deli Serdang. Sementara seorang lagi masih ditahan. Adalah Rezeki yang berstatus tersangka.

Kasat Reskrim Polres Deli Serdang, AKP Wisnugroho Tri Hartanto mengatakan mengaku telah membebaskan keenamnya. “Coba kordinasi sama Kanit I ya,” ucap Wisnugroho mengambang, Senin (24/10).

Sementara, Kanit I Satreskrim Polres Deliserdang, Iptu Suhardiman menambahkan, Rezeki menjalankan aksinya hanya seorang diri. “Yang masih bisa ditetapkan sebagai tersangka baru hanya R, dengan barang bukti parfum, powerbank dan lain-lain,” sebutnya seraya mengimbau pihak yang dirugikan agar melapor ke Mapolres Deli Serdang.

“R mengakui sudah lebih lima kali melakukan pencurian bagasi penumpang. Tapi korban belum ada yang melapor,” tambah dia lagi.

Pengacara kondang Kota Medan, Muslim Muis breaksi keras menilai kinerja Polres Deli Serdang. Idealnya Polres Deliserdang dapat melakukan pengembangan kasus ini.

Sebab, sebelumnya Kapolres Deli Serdang, AKBP Edi Fariady mengaku sudah pernah menerima sejumlah laporan pencurian bagasi penumpang Lion Air.

“Tinggal sekarang bagaimana teknik penyidikan itu tadi. Camera CCTV bisa dijadikan bukti. Kalau ada laporan sebelumnya, korban bisa dipanggil. Alamat ada, nama lengkap semuanya waktu buat laporan (sebelumnya),” ketusnya.

Muslim menegaskan, jika polisi melepas ketujuh sindikat pembongkaran tersebut, maka masyarakat bisa menilai polisi tidak becus. “Mau gampang aja berarti. Kalau dilepas, polisi nggak bekerja,” tegasnya.

Rezeki mengaku sudah beraksi sejak April 2015. Warga Lingkungan Nano, Kelurahan Pulo Rabuk, Kecamatan Pulau Simardan, Tanjungbalai menukangi tas korbannya menggunakan pulpen. “Pakai pulpen aku buka tasnya. Tidak ada aku jual (barang curian), aku pakai sendiri aja,” aku anak kedua dari empat bersaudara.

Alasan klasik pun keluar dari mulut Rezeki ketika wartawan menanyakan alasannya mencuri. “Aku ngirim sama orangtua aku di kampung, masih kurang lah gaji. Rp3 jutaan lah maunya (gaji), bapak hanya sopir truk ayam,” aku pria lajang ini.

Menurutnya komplotan pembongkar bagasi Lion Air yang lain masih berkeliaran di make up area KNIA. Artinya, bukan hanya tujuh pegawai tersebut yang kerap beraksi. (ted/smg/ala)

Bagasi penumpang pesawat dibuka pakai pulpen-Ilustrasi.
Bagasi penumpang pesawat dibuka pakai pulpen-Ilustrasi.

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Enam petugas bagasi (Bagage Handling) Lion Air diduga mencuri barang bawaan penumpang, Sabtu (24/10) lalu dilepas Polres Deli Serdang. Sementara seorang lagi masih ditahan. Adalah Rezeki yang berstatus tersangka.

Kasat Reskrim Polres Deli Serdang, AKP Wisnugroho Tri Hartanto mengatakan mengaku telah membebaskan keenamnya. “Coba kordinasi sama Kanit I ya,” ucap Wisnugroho mengambang, Senin (24/10).

Sementara, Kanit I Satreskrim Polres Deliserdang, Iptu Suhardiman menambahkan, Rezeki menjalankan aksinya hanya seorang diri. “Yang masih bisa ditetapkan sebagai tersangka baru hanya R, dengan barang bukti parfum, powerbank dan lain-lain,” sebutnya seraya mengimbau pihak yang dirugikan agar melapor ke Mapolres Deli Serdang.

“R mengakui sudah lebih lima kali melakukan pencurian bagasi penumpang. Tapi korban belum ada yang melapor,” tambah dia lagi.

Pengacara kondang Kota Medan, Muslim Muis breaksi keras menilai kinerja Polres Deli Serdang. Idealnya Polres Deliserdang dapat melakukan pengembangan kasus ini.

Sebab, sebelumnya Kapolres Deli Serdang, AKBP Edi Fariady mengaku sudah pernah menerima sejumlah laporan pencurian bagasi penumpang Lion Air.

“Tinggal sekarang bagaimana teknik penyidikan itu tadi. Camera CCTV bisa dijadikan bukti. Kalau ada laporan sebelumnya, korban bisa dipanggil. Alamat ada, nama lengkap semuanya waktu buat laporan (sebelumnya),” ketusnya.

Muslim menegaskan, jika polisi melepas ketujuh sindikat pembongkaran tersebut, maka masyarakat bisa menilai polisi tidak becus. “Mau gampang aja berarti. Kalau dilepas, polisi nggak bekerja,” tegasnya.

Rezeki mengaku sudah beraksi sejak April 2015. Warga Lingkungan Nano, Kelurahan Pulo Rabuk, Kecamatan Pulau Simardan, Tanjungbalai menukangi tas korbannya menggunakan pulpen. “Pakai pulpen aku buka tasnya. Tidak ada aku jual (barang curian), aku pakai sendiri aja,” aku anak kedua dari empat bersaudara.

Alasan klasik pun keluar dari mulut Rezeki ketika wartawan menanyakan alasannya mencuri. “Aku ngirim sama orangtua aku di kampung, masih kurang lah gaji. Rp3 jutaan lah maunya (gaji), bapak hanya sopir truk ayam,” aku pria lajang ini.

Menurutnya komplotan pembongkar bagasi Lion Air yang lain masih berkeliaran di make up area KNIA. Artinya, bukan hanya tujuh pegawai tersebut yang kerap beraksi. (ted/smg/ala)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/