26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Seluruh Isi Laut Disedot, Termasuk Telur & Anak Ikan

Foto: Hulman/PM Kapal pengeruk pasir yang beroperasi di Pantai Labu, Deliserdang. Kegiatan ini dikawal aparat bersenjata.
Foto: Hulman/PM
Kapal pengeruk pasir yang beroperasi di Pantai Labu, Deliserdang. Kegiatan ini dikawal aparat bersenjata.

PANTAI LABU – Maraknya pengerukan pasir laut di perairan Pantai Labu untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Belawan, mendapat respon dari Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Belawan. Mereka mengaku sudah menyuratin Dinas Kelautan Sumatera Utara untuk segera mengambil tindakan tegas perusahaan yang melakukan pengerukan pasir laut di Pantai Labu dan Hamparan Perak.

“Pengerukan pasir laut yang sedang berlangsung sangat merugikan, dan berdampak pada rusaknya lingkungan dan ekosistem laut. Kawasan Pantai Labu dan Hamparan Perak merupakan daerah pariwisata yang dikenal dengan keindahan pantainya dan sebagai daerah penghasil tangkapan ikan laut,” ucap Kepala PSDKP Belawan, Basri saat dikonfirmasi.

Basri menilai yang dikhawatirkan masyarakat nelayan sangat wajar. “Dampak pengerukan ini adalah, hasil ikan yang diperoleh menjadi berkurang. Hal ini disebabkan seluruh isi laut disedot tanpa pandang bulu. Tidak hanya pasir yang diangkat, tetapi telur-telur, anak ikan, terumbu karang, serta biota lainnya juga ikut musnah,” tambahnya lagi.

Sambungnya lagi, proses penambangan tingkat kekeruhan air sangat tinggi. Keruhnya air laut akan berdampak pada terumbu karang sebagai habitat pemijahan, peneluran, pembesaran anak, dan mencari makan bagi sejumlah besar organisme laut, terutama yang memiliki nilai ekonomis penting.

Jika terumbu karang tercemar, kematian biota laut di dalamnya pun akan tercemar. Hanya beberapa jenis biota yang bisa bertahan. Terumbu karang keberadaannya dipengaruhi kejernihan air, mudah rusak bahkan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan endapan.

Adapun dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan dari penambangan pasir laut ini adalah hilangnya pulau-pulau kecil. Abrasi yang cukup parah akan timbul akibat adanya pengangkutan pasir laut ini. Jika dilakukan penelitian lebih lanjut, mungkin akan banyak sekali dampak yang dapat diketahui dari penambangan pasir laut ini. Baik dampak lingkungan maupun sosial.

“Sebaiknya pemerintah segera dapat menemukan solusi dari masalah polemik penambangan pasir laut. Bagaimana industri tetap berjalan tanpa merusak lingkungan sekitar, ” harapnya. Oleh karena itu PSDKP Belawan sangat berharap Dinas Kelautan Sumut mengkaji ulang proses pengerukan pasir laut yang sedang berlangsung. (man/cr 2/deo)

Foto: Hulman/PM Kapal pengeruk pasir yang beroperasi di Pantai Labu, Deliserdang. Kegiatan ini dikawal aparat bersenjata.
Foto: Hulman/PM
Kapal pengeruk pasir yang beroperasi di Pantai Labu, Deliserdang. Kegiatan ini dikawal aparat bersenjata.

PANTAI LABU – Maraknya pengerukan pasir laut di perairan Pantai Labu untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Belawan, mendapat respon dari Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Belawan. Mereka mengaku sudah menyuratin Dinas Kelautan Sumatera Utara untuk segera mengambil tindakan tegas perusahaan yang melakukan pengerukan pasir laut di Pantai Labu dan Hamparan Perak.

“Pengerukan pasir laut yang sedang berlangsung sangat merugikan, dan berdampak pada rusaknya lingkungan dan ekosistem laut. Kawasan Pantai Labu dan Hamparan Perak merupakan daerah pariwisata yang dikenal dengan keindahan pantainya dan sebagai daerah penghasil tangkapan ikan laut,” ucap Kepala PSDKP Belawan, Basri saat dikonfirmasi.

Basri menilai yang dikhawatirkan masyarakat nelayan sangat wajar. “Dampak pengerukan ini adalah, hasil ikan yang diperoleh menjadi berkurang. Hal ini disebabkan seluruh isi laut disedot tanpa pandang bulu. Tidak hanya pasir yang diangkat, tetapi telur-telur, anak ikan, terumbu karang, serta biota lainnya juga ikut musnah,” tambahnya lagi.

Sambungnya lagi, proses penambangan tingkat kekeruhan air sangat tinggi. Keruhnya air laut akan berdampak pada terumbu karang sebagai habitat pemijahan, peneluran, pembesaran anak, dan mencari makan bagi sejumlah besar organisme laut, terutama yang memiliki nilai ekonomis penting.

Jika terumbu karang tercemar, kematian biota laut di dalamnya pun akan tercemar. Hanya beberapa jenis biota yang bisa bertahan. Terumbu karang keberadaannya dipengaruhi kejernihan air, mudah rusak bahkan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan endapan.

Adapun dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan dari penambangan pasir laut ini adalah hilangnya pulau-pulau kecil. Abrasi yang cukup parah akan timbul akibat adanya pengangkutan pasir laut ini. Jika dilakukan penelitian lebih lanjut, mungkin akan banyak sekali dampak yang dapat diketahui dari penambangan pasir laut ini. Baik dampak lingkungan maupun sosial.

“Sebaiknya pemerintah segera dapat menemukan solusi dari masalah polemik penambangan pasir laut. Bagaimana industri tetap berjalan tanpa merusak lingkungan sekitar, ” harapnya. Oleh karena itu PSDKP Belawan sangat berharap Dinas Kelautan Sumut mengkaji ulang proses pengerukan pasir laut yang sedang berlangsung. (man/cr 2/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/