SIGLI, SUMUTPOS.CO – Beberapa kabupaten di wilayah Aceh diterjang luapan air akibat hujan deras yang mengguyur selama sepekan ini. Luapan air ini yang merambah ke pemukiman warga. Tiga kawasan, yakni timur, barat dan tengah terkena dampak musim penghujan kali ini.
Di Kabupaten Pidie, sebanyak tujuh Kecamatan menjadi sasaran banjir dan tanah longsor, Minggu (29/11), di antaranya Kecamatan Mutiara Timur, Delima, Indra Jaya, Kembang Tanjung, Kota Bakti, Keumala dan Tangse.
Terjangan banjir terparah terdapat di Tangse, Keumala dan Mutiara Timur. Sedangkan tanah longsor hanya terjadi di kawasan Desa Lhok Keutapang dan Kebun Nilam, Kecamatan tangse. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.
Amatan langsung Rakyat Aceh (grup JPNN), Senin (30/11) di lokasi, terdapat tiga unit rumah yang rusak parah.Puluhan titik longsor berada sepanjang jalan Kecamatan Tangse, yang menghubungkan Pidie dan Aceh Barat.
Informasi diperoleh dari warga di Kecamatan Tangse, tiga unit rumah yang hancur diterjang banjir antara lain miliknya Abdullah Usman (40), Zulfikar Basrun (38) dan M. Nur (45). “Ketiganya merupakan warga Desa Ulee Gunong, Kecamatan Tangse, “ terang M. Usman, mantan kepala Desa setempat.
Sedangkan di Dusun Alue Badeuk dan Alue Dalam, jalur transportasi hingga pukul 13.00 Wib kemarin masih terputus, dikarenakan jalur sungai yang telah pindah ke pertokoan warga dan jalan yang menghubungkan Blang Dhot, Rantau Panyang dan Blang Pandak.
Sampah kayu gunung berserakan di Desa Kebun Nilam dan Ulee Gunong. Dugaan sementara kayu-kayu tersebut berasal dari bekas penebangan liar dipengunungan Tangse. Personel pemerintah di lapangan didominasi oleh aparat TNI jajaran Kodim 0102. Pemkab Pidie menempatkan beberapa alat berat di sejumlah titik longsor.
Sejumlah pengguna jalan merasa kecewa karena tidak ada aparat berwenang yang mengatur lalu lintas di sejumlah titik longsor. Padahal di ruas jalan yang terdampak longsor hanya dapat dilalui oleh satu mobil saja.
“Kami susah juga ni pak, antriannya tidak beraturan, karena tidak ada yang mengatur jalan, saat hendak kita lewati ternyata dari arah berlawanan juga muncul mobil , sehingga ada yang terpaksa mundur. Hal itu menyebabkan kemacetan dan saling berhimpitan dengan kondisi jalan yang licin dan di samping terdapat jurang dan tebing,” kata Asnawi, pengguna jalan yang hendak menuju Kota Bakti, kepada Rakyat Aceh. (mag-58/yud/dir/sam/jpnn)