32.8 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Impikan Batam jadi Pusat Transhipment

Foto: Batam Pos/RPG/JPNN Walikota Batam, Ahmad Dahlan menerima cendera mata dari Chairman Riau Pos Grup Rida K Liamsi, pada Welcome Dinner Forum Pemred RPG di kawasan wisata terpadu Golden View-Golden Prawn Bengkong, Batam, Senin (23/11) malam.
Foto: Batam Pos/RPG/JPNN
Walikota Batam, Ahmad Dahlan menerima cendera mata dari Chairman Riau Pos Grup Rida K Liamsi, pada Welcome Dinner Forum Pemred RPG di kawasan wisata terpadu Golden View-Golden Prawn Bengkong, Batam, Senin (23/11) malam.

Selain punya misi menjadi lokomotif pembangunan nasional, saat ini Kota Batam juga sudah menjadi pusat industri dirgantara. Saat ini maskapai Lion Air sudah memiliki tempat perawatan pesawat di Hang Nadim Batam. Ke depannya, beberapa maskapai juga akan membangun pusat perawatan pesawat dengan menyasar konsumen masakapai dari luar negeri dan dalam negeri.

Muhammad Nur-Batam

Hal ini dipaparkan Wali Kota Batam Ahmad Dahlan saat menjamu Forum Pemred Riau Pos Grup di kawasan wisata terpadu Golden View-Golden Prawn Bengkong, Batam, Senin (23/11) malam. Dikatakan Dahlan, dari sektor perdagangan, Batam tumbuh menjadi kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas atau dikenal free trade zone (FTZ). Berbagai jenis barang kebutuhan, baik konsumtif maupun untuk produksi industri dan perdagangan bebas masuk tanpa pajak. Sementara dari sektor Parwisata, Dahlan mengatakan, Batam menjadi salah satu tujuan utama wisatawan asing setelah Bali dan DKI Jakarta.

Bahkan, tahun 2014 lalu, Batam mencatat kunjungan wisatawan asing menembus angka 1,2 juta jiwa. “Tahun ini hingga akhir tahun kita targetkan 1,5 juta wisatawan. Kalau wisatawan dalam negeri bisa mencapai 5 juta jiwa,” sebut Dahlan. Pembangunan berbagai sektor juga menjadikan Batam sebagai salah satu kota dengan pertumbuhan ekonomi yang selalu berada di atas rata-rata pertumbuhan nasional. Dahlan yakin ke depan Batam bisa menjadi andalan, apalagi jika sektor kemaritiman, khususnya jika fungsi transhipment itu berhasil.

Bisa dipastikan, ekonomi Batam akan lebih baik lagi dari saat ini. Dahlan juga menyampaikan, Batam masih menjadi kota yang seksi bagi investor asing. Untuk itu, berbagai kebijakan perizinan terus dibenahi agar lebih mudah, simpel, dan berbiaya rendah. Salah satunya menyediakan pusat pelayanan terpadu satu pintu. Tak lupa Dahlan juga mengatakan, industri properti di Batam juga terus menggeliat. Batam akan tumbuh menjadi kota yang maju. Sejumlah investor asing maupun dalam negeri yang bergerak di sektor properti akan membangun pusat-pusat perdagangan, perkantoran, hotel, resort, dan pusat-pusat bisnis terpadu lainnya.

Chairmen Riau Pos Grup, Rida K Liamsi langsung merespon keinginan Wali Kota Batam mewujudkan mimpi Batam sebagai pusat transhipment.

Ia juga sepakat jika media harus memiliki peran mendorong terwujudnya cita-cita itu. “Saya selalu mengatakan ke teman-teman para pempred, bahkan setiap media harus mampu menyajikan berita yang memberikan harapan, optimisme, karena dengan optimisme itu kita bisa maju,” ujarnya. Rida menegaskan, bukan saatnya lagi media menjadi “jagal” bagi pemerintah daerah. “Saat orang bangun pagi dan baca koran, mereka akan bahagia kalau membaca berita yang memberikan optimisme,” kata Rida.

Ia juga mengungkapkan, dari hasil diskusinya dengan beberapa pengusaha, sektor transhipment Batam memang masih jauh dari Singapura dan Malaysia. Dari 55 juta TEUs usaha alih kapal di Selat Malaka, lebih dari 45 juta TEUs dikuasai Singapura, dan 7 juta Malaysia. Sementara Batam baru 400 ribu TEUs dari target 4 juta TEUs.

Kondisi ini, kata Rida, memprihatinkan karena rencana menjadikan Batam sebagai transhipment sudah ada sejak BJ Habibie mengembangkan Batam. “Harus dicari akar masalahnya dan kami mendorong usaha menjadikan Batam sebagai pusat transhipment,” ujarnya. Salah satu jalan untuk merebut pasar alih muatan kapal di Selat Malaka adalah membangun pelabuhan alih muatan kapal yang berstandar internasional. Saat era Menteri BUMN Dahlan Iskan, sempat muncul rencana membangun pelabuhan peti kemas berkapasitas besar di Tanjungsauh, Nongsa. Namun hingga saat ini masih terkendala status lahan.

Foto: Batam Pos/RPG/JPNN Walikota Batam, Ahmad Dahlan menerima cendera mata dari Chairman Riau Pos Grup Rida K Liamsi, pada Welcome Dinner Forum Pemred RPG di kawasan wisata terpadu Golden View-Golden Prawn Bengkong, Batam, Senin (23/11) malam.
Foto: Batam Pos/RPG/JPNN
Walikota Batam, Ahmad Dahlan menerima cendera mata dari Chairman Riau Pos Grup Rida K Liamsi, pada Welcome Dinner Forum Pemred RPG di kawasan wisata terpadu Golden View-Golden Prawn Bengkong, Batam, Senin (23/11) malam.

Selain punya misi menjadi lokomotif pembangunan nasional, saat ini Kota Batam juga sudah menjadi pusat industri dirgantara. Saat ini maskapai Lion Air sudah memiliki tempat perawatan pesawat di Hang Nadim Batam. Ke depannya, beberapa maskapai juga akan membangun pusat perawatan pesawat dengan menyasar konsumen masakapai dari luar negeri dan dalam negeri.

Muhammad Nur-Batam

Hal ini dipaparkan Wali Kota Batam Ahmad Dahlan saat menjamu Forum Pemred Riau Pos Grup di kawasan wisata terpadu Golden View-Golden Prawn Bengkong, Batam, Senin (23/11) malam. Dikatakan Dahlan, dari sektor perdagangan, Batam tumbuh menjadi kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas atau dikenal free trade zone (FTZ). Berbagai jenis barang kebutuhan, baik konsumtif maupun untuk produksi industri dan perdagangan bebas masuk tanpa pajak. Sementara dari sektor Parwisata, Dahlan mengatakan, Batam menjadi salah satu tujuan utama wisatawan asing setelah Bali dan DKI Jakarta.

Bahkan, tahun 2014 lalu, Batam mencatat kunjungan wisatawan asing menembus angka 1,2 juta jiwa. “Tahun ini hingga akhir tahun kita targetkan 1,5 juta wisatawan. Kalau wisatawan dalam negeri bisa mencapai 5 juta jiwa,” sebut Dahlan. Pembangunan berbagai sektor juga menjadikan Batam sebagai salah satu kota dengan pertumbuhan ekonomi yang selalu berada di atas rata-rata pertumbuhan nasional. Dahlan yakin ke depan Batam bisa menjadi andalan, apalagi jika sektor kemaritiman, khususnya jika fungsi transhipment itu berhasil.

Bisa dipastikan, ekonomi Batam akan lebih baik lagi dari saat ini. Dahlan juga menyampaikan, Batam masih menjadi kota yang seksi bagi investor asing. Untuk itu, berbagai kebijakan perizinan terus dibenahi agar lebih mudah, simpel, dan berbiaya rendah. Salah satunya menyediakan pusat pelayanan terpadu satu pintu. Tak lupa Dahlan juga mengatakan, industri properti di Batam juga terus menggeliat. Batam akan tumbuh menjadi kota yang maju. Sejumlah investor asing maupun dalam negeri yang bergerak di sektor properti akan membangun pusat-pusat perdagangan, perkantoran, hotel, resort, dan pusat-pusat bisnis terpadu lainnya.

Chairmen Riau Pos Grup, Rida K Liamsi langsung merespon keinginan Wali Kota Batam mewujudkan mimpi Batam sebagai pusat transhipment.

Ia juga sepakat jika media harus memiliki peran mendorong terwujudnya cita-cita itu. “Saya selalu mengatakan ke teman-teman para pempred, bahkan setiap media harus mampu menyajikan berita yang memberikan harapan, optimisme, karena dengan optimisme itu kita bisa maju,” ujarnya. Rida menegaskan, bukan saatnya lagi media menjadi “jagal” bagi pemerintah daerah. “Saat orang bangun pagi dan baca koran, mereka akan bahagia kalau membaca berita yang memberikan optimisme,” kata Rida.

Ia juga mengungkapkan, dari hasil diskusinya dengan beberapa pengusaha, sektor transhipment Batam memang masih jauh dari Singapura dan Malaysia. Dari 55 juta TEUs usaha alih kapal di Selat Malaka, lebih dari 45 juta TEUs dikuasai Singapura, dan 7 juta Malaysia. Sementara Batam baru 400 ribu TEUs dari target 4 juta TEUs.

Kondisi ini, kata Rida, memprihatinkan karena rencana menjadikan Batam sebagai transhipment sudah ada sejak BJ Habibie mengembangkan Batam. “Harus dicari akar masalahnya dan kami mendorong usaha menjadikan Batam sebagai pusat transhipment,” ujarnya. Salah satu jalan untuk merebut pasar alih muatan kapal di Selat Malaka adalah membangun pelabuhan alih muatan kapal yang berstandar internasional. Saat era Menteri BUMN Dahlan Iskan, sempat muncul rencana membangun pelabuhan peti kemas berkapasitas besar di Tanjungsauh, Nongsa. Namun hingga saat ini masih terkendala status lahan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/