32 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Disuruh Pulang, Pasien Stroke Ini Manggut Saja Karena Dokternya…

Foto: Wiwin/PM Pasien stroke, Rosvita, saat dikunjungi anggota DPRD Medan dari fraksi Gerindra, Sahat Simbolon, di RSUD Pirngadi, Medan.
Foto: Wiwin/PM
Pasien stroke, Rosvita, saat dikunjungi anggota DPRD Medan dari fraksi Gerindra, Sahat Simbolon, di RSUD Pirngadi, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Buruknya pelayanan RSUD dr Pirngadi membuat warga kapok kembali berobat ke sana. Setidaknya hal ini yang dirasakan Ruth Sitanggang (43), putri Rosvita Ani boru Lumban Tobing (67), pasien stroke yang disuruh dokter pulang meski masih lemah, Sabtu (5/12) lalu.

Dikatakan Ruth, meski ibunya harus berobat kembali, dia tidak akan membawanya lagi ke rumah sakit milik Pemko Medan itu. Ruth mengaku sudah kapok, hingga lebih memilih mencari rumah sakit lain. “Enggak mau ke Pirngadi lagi. Cari rumah sakit lain sajalah,” tegasnya.

Rosvita akhirnya pulang dari RSUD Pirngadi Medan, Senin (7/12) sore. Meski masih terlihat lemah, namun keluarganya tidak keberatan lagi dengan pemulangan itu. Ini semua berkat kedatangan petugas verifikasi yang bertugas mengaudit kinerja dokter BPJS, Ester Pinem. Sekira pukul 14.00 WIB, Ester datang ke ruang rawat Rosvita di ruang Dahlia 2 kamar 4 VIP RSUD Pirngadi Medan.

Sama seperti Dr. Golfried S, Sp.S, yang menangani Rosiva sebelumnya, Ester juga merekomendasikan Rosvita untuk pulang ke rumah. Itu dikatakannya setelah melakukan pemeriksaan sekedarnya dan berkomunikasi dengan Rosvita. Bedanya, cara penyampaian Ester jauh lebih baik dibandingkan Dr. Golfried S, Sp.S. Hal ini diungkapkan Regina (32), keponakan Rosvita yang kebetulan berada di ruangan tersebut.

Wanita berambut pendek itu mengatakan Ester berkomunikasi dengan sangat baik. Sehingga pihak keluarga puas dengan penjelasan yang ia berikan. “Ibu Ester itu pokoknya penyampaiannya buat puas. Mengapa kita menentang kemarin pulang, karena memang tidak layak. Ibu Ester ini dia cukup fair. Caranya bagus saat berkomunikasi. Saya bilang sama dia kalau bisa semua dokter BPJS dikasih tahu etika berbicara seperti apa. Agar pasien merasa nyaman dan bukannya sakit jiwa,” ujarnya.

Pertama, Ester menyapa Rosvita lebih dulu dengan menggunakan bahasa batak. Dikatakan Novi, saat itu Ester bertanya kepada Rosvita apakah ia sudah rindu dengan kampung halamannya? Rosvita pun tersenyum. Kedua, Ester mencoba mengintruksikan kepada Rosvita untuk memgangkat tangan kanannya menggunakan tangan kiri. Ini bisa dilakukan Rosvita.

“Bu Ester itu bapak dan suaminya stroke juga. Jadi berbagi pengalaman. Kita kan enggak tahu apa-apa soal penyakit. Harusnya dikasih tahu begitu dong. Bukan seperti dokter Golfeied yang sudah kami mohon-mohon pun malah menjawab dengan ketus. Oh enggak bisa katanya. Nanti saya kena sanksi ‘kan enggak dibayar BPJS. Ini dia mikir diri sendiri atau pasien. Lalau apa lantas doktor itu menakuti pasien dibilangnya kalau lama disini mau kalian ibu ini kena virus. Enggak pantas kan,” ujar Novi.

Foto: Wiwin/PM Pasien stroke, Rosvita, saat dikunjungi anggota DPRD Medan dari fraksi Gerindra, Sahat Simbolon, di RSUD Pirngadi, Medan.
Foto: Wiwin/PM
Pasien stroke, Rosvita, saat dikunjungi anggota DPRD Medan dari fraksi Gerindra, Sahat Simbolon, di RSUD Pirngadi, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Buruknya pelayanan RSUD dr Pirngadi membuat warga kapok kembali berobat ke sana. Setidaknya hal ini yang dirasakan Ruth Sitanggang (43), putri Rosvita Ani boru Lumban Tobing (67), pasien stroke yang disuruh dokter pulang meski masih lemah, Sabtu (5/12) lalu.

Dikatakan Ruth, meski ibunya harus berobat kembali, dia tidak akan membawanya lagi ke rumah sakit milik Pemko Medan itu. Ruth mengaku sudah kapok, hingga lebih memilih mencari rumah sakit lain. “Enggak mau ke Pirngadi lagi. Cari rumah sakit lain sajalah,” tegasnya.

Rosvita akhirnya pulang dari RSUD Pirngadi Medan, Senin (7/12) sore. Meski masih terlihat lemah, namun keluarganya tidak keberatan lagi dengan pemulangan itu. Ini semua berkat kedatangan petugas verifikasi yang bertugas mengaudit kinerja dokter BPJS, Ester Pinem. Sekira pukul 14.00 WIB, Ester datang ke ruang rawat Rosvita di ruang Dahlia 2 kamar 4 VIP RSUD Pirngadi Medan.

Sama seperti Dr. Golfried S, Sp.S, yang menangani Rosiva sebelumnya, Ester juga merekomendasikan Rosvita untuk pulang ke rumah. Itu dikatakannya setelah melakukan pemeriksaan sekedarnya dan berkomunikasi dengan Rosvita. Bedanya, cara penyampaian Ester jauh lebih baik dibandingkan Dr. Golfried S, Sp.S. Hal ini diungkapkan Regina (32), keponakan Rosvita yang kebetulan berada di ruangan tersebut.

Wanita berambut pendek itu mengatakan Ester berkomunikasi dengan sangat baik. Sehingga pihak keluarga puas dengan penjelasan yang ia berikan. “Ibu Ester itu pokoknya penyampaiannya buat puas. Mengapa kita menentang kemarin pulang, karena memang tidak layak. Ibu Ester ini dia cukup fair. Caranya bagus saat berkomunikasi. Saya bilang sama dia kalau bisa semua dokter BPJS dikasih tahu etika berbicara seperti apa. Agar pasien merasa nyaman dan bukannya sakit jiwa,” ujarnya.

Pertama, Ester menyapa Rosvita lebih dulu dengan menggunakan bahasa batak. Dikatakan Novi, saat itu Ester bertanya kepada Rosvita apakah ia sudah rindu dengan kampung halamannya? Rosvita pun tersenyum. Kedua, Ester mencoba mengintruksikan kepada Rosvita untuk memgangkat tangan kanannya menggunakan tangan kiri. Ini bisa dilakukan Rosvita.

“Bu Ester itu bapak dan suaminya stroke juga. Jadi berbagi pengalaman. Kita kan enggak tahu apa-apa soal penyakit. Harusnya dikasih tahu begitu dong. Bukan seperti dokter Golfeied yang sudah kami mohon-mohon pun malah menjawab dengan ketus. Oh enggak bisa katanya. Nanti saya kena sanksi ‘kan enggak dibayar BPJS. Ini dia mikir diri sendiri atau pasien. Lalau apa lantas doktor itu menakuti pasien dibilangnya kalau lama disini mau kalian ibu ini kena virus. Enggak pantas kan,” ujar Novi.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/