26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Banyak Jamaah Umrah Mimisan

Seorang jemaah haji berdoa sementara yang lainnya melakukan swafoto atau selfie di Masjid Agung saat melakukan tawaf di Makkah. (Foto: Dok)
Seorang jemaah haji berdoa sementara yang lainnya melakukan swafoto atau selfie di Masjid Agung saat melakukan tawaf di Makkah. (Foto: Dok)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Cuaca di Makkah saat ini sangat dingin, di bawah 20 dejarat celcius. Bahkan, di malam hari, suhu di Madinah berada di bawah 10 dejarat celcius. Dikabarkan, cukup banyak jamaah umrah asal Indonesia yang mengalami mimisan.

“Melalui WA teman saya yang kebetulan dokter menyampaikan udara dingin yang sedang melanda Mekah dan Madinah. Beliau menyayangkan banyak jamaah Umrah kita yang kurang mengantisipasi udara dingin tersebut terutama buat jamaah yang baru pertama kali ke luar negeri. Sehingga terjadi berbagai masalah kesehatan seperti mimisan, batuk pilek dan bibir pecah-pecah,” ujar pakar kesehatan Ari Fahrial Syam, MD.PhD,FACP, dalam keterangannya, kemarin.

Lebih lanjut, staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM itu mengatakan, jika jamaah umrah tidak mengantisipasi cuaca dingin, memang berpotensi terganggu pelaksanaan ibadahnya.

Dia menyebut tiga penyakit yang timbul ketika berada di tengah suhu udara yang ekstrim antara lain  asma (sesak nafas), pilek alergi (rinitis alergi), sinusitis serta alergi kulit karena udara dingin.

Kedua, penyakit yang timbul langsung akibat udara dingin seperti kulit menjadi kering, kulit telapak kaki menjadi pecah-pecah, timbul pecah-pecah pada bibir dan kadang kala timbul mimisan. “Jika paparan udara dingin terus berlangsung akan terjadi penurunan suhu tubuh (hipotermia) yang akan mengancam jiwa jamaah umrah,” ujar Wakil Ketua PB Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) itu.

Ketiga, karena jamaah yang tertular batuk-pilek dari teman sekamar yang kebetulan mempunyai alergi dan terinfeksi.

Para jamaah yang mempunyai resiko tinggi gangguan kesehatan karena cuaca dingin yaitu para jamaah usia lanjut, penderita diabetes, gangguan jantung dan pembuluh darah serta para jamaah yang mempunyai masalah dengan tiroidnya.

Selain cuaca, faktor yang dapat memperburuk kesehatan para jamaah adalah kelelahan akibat perjalanan yang lama dan melelahkan. Selain itu   proses naik dan turun kendaraaan dari bandara menuju penginapan juga akan menyebabkan kelelahan tersebut makin menjadi. Belum lagi proses pembagian kamar yang kadang kala berlarut-larut yang pada akhirnya keadaan ini akan membuat para jamaah kelelahan.

Oleh karena itu hal yang perlu dicermati oleh para jamaah dan para pengelola ibadah umrah adalah  agar bagi para jamaah tersedia waktu  istirahat yang cukup setelah sampai di penginapan.

Untuk mengurangi rasa dingin, jamaah mesti mengenakan jaket yang dapat menutupi seluruh tubuh, juga kaus kaki tebal dan sarung tangan. Juga mengolesi lotion pada kulit tangan dan telapak kaki agar kulit tidak mengering dan tidak menimbulkan luka.

Bibir dan lubang hidung juga diusahakan untuk selalu diolesi krim. “Mimisan atau keluar darah dari hidung sering terjadi pada jamaah yang mengalami kekeringan pada lubang hidungnya,” imbuh mantan petugas kesehatan haji itu. (sam)

Seorang jemaah haji berdoa sementara yang lainnya melakukan swafoto atau selfie di Masjid Agung saat melakukan tawaf di Makkah. (Foto: Dok)
Seorang jemaah haji berdoa sementara yang lainnya melakukan swafoto atau selfie di Masjid Agung saat melakukan tawaf di Makkah. (Foto: Dok)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Cuaca di Makkah saat ini sangat dingin, di bawah 20 dejarat celcius. Bahkan, di malam hari, suhu di Madinah berada di bawah 10 dejarat celcius. Dikabarkan, cukup banyak jamaah umrah asal Indonesia yang mengalami mimisan.

“Melalui WA teman saya yang kebetulan dokter menyampaikan udara dingin yang sedang melanda Mekah dan Madinah. Beliau menyayangkan banyak jamaah Umrah kita yang kurang mengantisipasi udara dingin tersebut terutama buat jamaah yang baru pertama kali ke luar negeri. Sehingga terjadi berbagai masalah kesehatan seperti mimisan, batuk pilek dan bibir pecah-pecah,” ujar pakar kesehatan Ari Fahrial Syam, MD.PhD,FACP, dalam keterangannya, kemarin.

Lebih lanjut, staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM itu mengatakan, jika jamaah umrah tidak mengantisipasi cuaca dingin, memang berpotensi terganggu pelaksanaan ibadahnya.

Dia menyebut tiga penyakit yang timbul ketika berada di tengah suhu udara yang ekstrim antara lain  asma (sesak nafas), pilek alergi (rinitis alergi), sinusitis serta alergi kulit karena udara dingin.

Kedua, penyakit yang timbul langsung akibat udara dingin seperti kulit menjadi kering, kulit telapak kaki menjadi pecah-pecah, timbul pecah-pecah pada bibir dan kadang kala timbul mimisan. “Jika paparan udara dingin terus berlangsung akan terjadi penurunan suhu tubuh (hipotermia) yang akan mengancam jiwa jamaah umrah,” ujar Wakil Ketua PB Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) itu.

Ketiga, karena jamaah yang tertular batuk-pilek dari teman sekamar yang kebetulan mempunyai alergi dan terinfeksi.

Para jamaah yang mempunyai resiko tinggi gangguan kesehatan karena cuaca dingin yaitu para jamaah usia lanjut, penderita diabetes, gangguan jantung dan pembuluh darah serta para jamaah yang mempunyai masalah dengan tiroidnya.

Selain cuaca, faktor yang dapat memperburuk kesehatan para jamaah adalah kelelahan akibat perjalanan yang lama dan melelahkan. Selain itu   proses naik dan turun kendaraaan dari bandara menuju penginapan juga akan menyebabkan kelelahan tersebut makin menjadi. Belum lagi proses pembagian kamar yang kadang kala berlarut-larut yang pada akhirnya keadaan ini akan membuat para jamaah kelelahan.

Oleh karena itu hal yang perlu dicermati oleh para jamaah dan para pengelola ibadah umrah adalah  agar bagi para jamaah tersedia waktu  istirahat yang cukup setelah sampai di penginapan.

Untuk mengurangi rasa dingin, jamaah mesti mengenakan jaket yang dapat menutupi seluruh tubuh, juga kaus kaki tebal dan sarung tangan. Juga mengolesi lotion pada kulit tangan dan telapak kaki agar kulit tidak mengering dan tidak menimbulkan luka.

Bibir dan lubang hidung juga diusahakan untuk selalu diolesi krim. “Mimisan atau keluar darah dari hidung sering terjadi pada jamaah yang mengalami kekeringan pada lubang hidungnya,” imbuh mantan petugas kesehatan haji itu. (sam)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/