SURABAYA, SUMUTPOS.CO – Seorang pembimbing spiritual ditahan Polda Jatim karena diduga mencabuli tujuh anak asuhnya. Korbannya tidak saja perempuan, murid laki-laki pun ikut menjadi mangsa. Polisi menduga pelaku mengidap pedofilia.
Tersangka pencabulan itu berinisial IAG. Pria 51 tahun tersebut diamankan petugas di rumahnya di kawasan Surabaya Barat. Dalam kesehariannya, IAG disebut-sebut sebagai pembimbing spiritual di Surabaya.
Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Argo Yuwono menjelaskan, IAG, pembimbing spiritual merekrut korban anak-anak yang dicabulinya dari kampung kelahirannya, Nias, Sumatera Utara.
Di sana, dia mengaku sedang mencari anak asuh yang akan dibawa ke Surabaya untuk dibimbing langsung. Bukan itu saja, tersangka juga berjanji menyekolahkan mereka dan mencarikan pekerjaan jika sudah besar.
Korban yang termakan bujuk rayunya akhirnya meninggalkan rumah dan berangkat ke Surabaya. Mereka datang ke Surabaya secara bertahap. Setiba di Kota Pahlawan, mereka tinggal di rumah IAG.
Tersangka tinggal seorang diri dan mencukupi semua kebutuhan anak asuhnya. Ternyata, IAG mencabuli anak asuhnya itu satu per satu.
Lima di antara tujuh korban pencabulan IAG berjenis kelamin perempuan. Mereka adalah F, 21; M, 17; R 20; MN, 21; dan AP, 8.
Sementara itu, dua korban lainnya berjenis kelamin pria, yaitu F, 13; dan YN, 13.
Namun aksinya dilaporkan seorang korban pencabulan yang sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan tersangka.
Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Argo Yuwono mengatakan, tersangka ditangkap sejak Selasa (16/2). Berdasar penyelidikan, petugas mendapatkan alat bukti kuat sehingga bisa langsung menahan tersangka.
“Penyidik masih mendalami lebih lanjut,” katanya.
Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos, korban yang paling lama ikut tersangka adalah F. Perempuan 21 tahun tersebut diajak ke rumah tersangka sejak 2009. Ketika itu, dia masih berumur 15 tahun. Kepada polisi, F mengaku paling sering mendapat perlakuan cabul dari IAG.
Dari pengakuan F pula, IAG leluasa melampiaskan nafsunya karena mengaku sebagai pembimbing spiritual. Selama ini dia berperan sebagai bapak asuh. Karena itulah, korban tidak berani mengungkap kejadian yang dialaminya meski sebenarnya memberontak.
Hingga kemarin polisi belum banyak mendapatkan keterangan dari IAG. Para korban juga masih trauma sehingga belum bisa memberikan keterangan mendetail.
“Penyidik masih menggali informasi apakah tersangka hanya mencabuli atau sampai menyetubuhi korban,” ujar Argo.
Selain meminta keterangan, polisi sudah memeriksakan IAG kepada psikolog. Hasilnya, IAG didiagnosis memiliki kelainan seksual pedofilia. (eko/did/c6/fat/flo/jpnn)