26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Satelit Bank Pertama di Dunia

Raka Denny/jawapos Nonton bareng di kantor BRI Pusat Jakarta. Satelit perbankan pertama di dunia milik PT. BRI kembali diundur peluncurannya akibat cuaca di lokasi peluncuran Bandar Antariksa Guyana, di Guyana Perancis Amerika Selatan.
Raka Denny/jawapos
Nonton bareng di kantor BRI Pusat Jakarta. Satelit perbankan pertama di dunia milik PT. BRI kembali diundur peluncurannya akibat cuaca di lokasi peluncuran Bandar Antariksa Guyana, di Guyana Perancis Amerika Selatan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) akhirnya berhasil diluncurkan Sabtu (18/6) waktu Kourou, Guyana Prancis, Amerika Selatan, atau Minggu (19/6) pukul 04.38 WIB. Satelit bernama BRISat tersebut meluncur menuju orbit geostasioner di slot 150,5° BT yang berada di atas langit Papua.

Satelit bank pertama di dunia tersebut dibuat perusahaan asal Amerika Serikat, SSL (Space System/Loral). Sedangkan peluncur roketnya menggunakan milik Arianespace asal Perancis.

Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengungkapkan, peluncuran satelit milik perseroan tersebut diharapkan dapat membawa babak baru industri perbankan khususnya era industri perbankan digital.

“BRIsat membawa era baru dalam dunia perbankan, dan juga langkah awal dalam industri finansial secara global,” ujarnya dalam sambutan pascapeluncuran BRIsat di French Guyana.

BRIsat, lanjutnya, merupakan satelit perbankan yang dimiliki dan dioperasikan pertama kali di dunia oleh perusahaan perbankan. Emiten dengan kode perdagangan BBRI tersebut menggelontorkan dana mencapai Rp3,375 triliun untuk biaya investasi BRIsat.

Dengan adanya satelit tersebut, diharapkan dapat mendorong tujuan inklusi finansial hingga ke pelosok nusantara. Sehingga, nasabah perbankan di desa juga diharapkan dapat menikmati layanan perbankan yang sama cepat dan efisiennya seperti nasabah yang berada di perkotaan.

Direktur Konsumer BRI Sis Apik Wijayanto menambahkan, dengan adanya satelit tersebut maka perseroan juga dapat dengan mudah mendiverisifikasi produk-produk perbankan bagi nasabah, terlebih untuk produk bank yang memerlukan tenaga teknologi yang andal. Dengan adanya BRIsat juga diharapkan akan meningkatkan efisiensi BBRI yang diprediksi ada penurunan biaya operasional penyewaan satelit mencapai 40 persen. Sebelum ada BRIsat, perseroan merogoh biaya hingga Rp500 miliar per tahun untuk menyewa satelit.

‘’Dengan adanya BRIsat bisa mempercepat unit kerja baru di BRI karena sekarang secara otomatis pengendalian satelit ada dibawah kendali BRI, tidak lagi tergantung perusahaan lain,’’ tambahnya.

Sementara itu, Komisaris Utama Bank BRI Mustafa Abu Bakar menuturkan, peluncuran BRIsat itu juga bermanfat bagi bank-bank lain di Indonesia. Khususnya untuk bank pelat merah. Sewa transponder bisa jadi akan lebih murah setelah BRI tidak lagi menyewa 23 transponder dari tujuh provider. ”Dengan BRI tidak lagi sewa, harga sewa transponder bisa turun,” ujar Mustafa.

Selama ini BRI mengeluarkan biaya sewa transponder itu sebesar Rp500 miliar setiap tahun. Sedangkan biaya pembuatan satelit itu sekitar Rp3,375 trilun termasuk biaya peluncurannya.

Raka Denny/jawapos Nonton bareng di kantor BRI Pusat Jakarta. Satelit perbankan pertama di dunia milik PT. BRI kembali diundur peluncurannya akibat cuaca di lokasi peluncuran Bandar Antariksa Guyana, di Guyana Perancis Amerika Selatan.
Raka Denny/jawapos
Nonton bareng di kantor BRI Pusat Jakarta. Satelit perbankan pertama di dunia milik PT. BRI kembali diundur peluncurannya akibat cuaca di lokasi peluncuran Bandar Antariksa Guyana, di Guyana Perancis Amerika Selatan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) akhirnya berhasil diluncurkan Sabtu (18/6) waktu Kourou, Guyana Prancis, Amerika Selatan, atau Minggu (19/6) pukul 04.38 WIB. Satelit bernama BRISat tersebut meluncur menuju orbit geostasioner di slot 150,5° BT yang berada di atas langit Papua.

Satelit bank pertama di dunia tersebut dibuat perusahaan asal Amerika Serikat, SSL (Space System/Loral). Sedangkan peluncur roketnya menggunakan milik Arianespace asal Perancis.

Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengungkapkan, peluncuran satelit milik perseroan tersebut diharapkan dapat membawa babak baru industri perbankan khususnya era industri perbankan digital.

“BRIsat membawa era baru dalam dunia perbankan, dan juga langkah awal dalam industri finansial secara global,” ujarnya dalam sambutan pascapeluncuran BRIsat di French Guyana.

BRIsat, lanjutnya, merupakan satelit perbankan yang dimiliki dan dioperasikan pertama kali di dunia oleh perusahaan perbankan. Emiten dengan kode perdagangan BBRI tersebut menggelontorkan dana mencapai Rp3,375 triliun untuk biaya investasi BRIsat.

Dengan adanya satelit tersebut, diharapkan dapat mendorong tujuan inklusi finansial hingga ke pelosok nusantara. Sehingga, nasabah perbankan di desa juga diharapkan dapat menikmati layanan perbankan yang sama cepat dan efisiennya seperti nasabah yang berada di perkotaan.

Direktur Konsumer BRI Sis Apik Wijayanto menambahkan, dengan adanya satelit tersebut maka perseroan juga dapat dengan mudah mendiverisifikasi produk-produk perbankan bagi nasabah, terlebih untuk produk bank yang memerlukan tenaga teknologi yang andal. Dengan adanya BRIsat juga diharapkan akan meningkatkan efisiensi BBRI yang diprediksi ada penurunan biaya operasional penyewaan satelit mencapai 40 persen. Sebelum ada BRIsat, perseroan merogoh biaya hingga Rp500 miliar per tahun untuk menyewa satelit.

‘’Dengan adanya BRIsat bisa mempercepat unit kerja baru di BRI karena sekarang secara otomatis pengendalian satelit ada dibawah kendali BRI, tidak lagi tergantung perusahaan lain,’’ tambahnya.

Sementara itu, Komisaris Utama Bank BRI Mustafa Abu Bakar menuturkan, peluncuran BRIsat itu juga bermanfat bagi bank-bank lain di Indonesia. Khususnya untuk bank pelat merah. Sewa transponder bisa jadi akan lebih murah setelah BRI tidak lagi menyewa 23 transponder dari tujuh provider. ”Dengan BRI tidak lagi sewa, harga sewa transponder bisa turun,” ujar Mustafa.

Selama ini BRI mengeluarkan biaya sewa transponder itu sebesar Rp500 miliar setiap tahun. Sedangkan biaya pembuatan satelit itu sekitar Rp3,375 trilun termasuk biaya peluncurannya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/