SUMUTPOS.CO – Kampanye sejumlah tokoh politik di Inggris, baik pendukung dan penentang “Brexit”, di media menjelang referendum untuk menentukan apakah Inggris akan keluar atau tetap dalam Uni Eropa, makin sengit.
Perdana Menteri Inggris David Cameron hari Minggu (19/6) memperingatkan bahayanya mengikuti visi Nigel Farage yang mengampanyekan agar Inggris keluar dari Uni Eropa, menjelang referendum negara itu, untuk menentukan apakah keluar atau tetap dalam Uni Eropa.
Menurut Cameron, pemimpin Partai Independen Inggris itu menginginkan Inggris “mundur” dan terpecah, bukan bersatu. Kedua pihak yang berseberangan pendapat mengenai referendum itu terus menyampaikan sikap masing-masing pada saat-saat terakhir sebelum pemungutan suara hari Kamis.
Cameron menuangkan pendapatnya dalam artikel di koran Sunday Telegraph, sementara kedua pihak kembali berkampanye setelah terhenti tiga hari menyusul terbunuhnya Jo Cox, anggota parlemen Partai Buruh.
Seorang laki-laki, usia 52 tahun, didakwa atas pembunuhan Cox. Ketika ditanya namanya di pengadilan hari Sabtu, tersangka itu menjawab “kematian bagi pengkhianat, kebebasan bagi Inggris.”
Tajuk-tajuk koran hari Minggu juga membahas referendum. The Sunday Times dan Sunday Telegraph mendesak pemilih agar keluar dari Uni Eropa. The Observer dan the Mail hari Minggu mendukung Inggris tetap dalam blok tersebut. Tabloid the Sun sebelumnya menyatakan lebih mendukung Inggris keluar.
Kedua pihak diperkirakan melanjutkan kampanye sampai detik-detik menjelang referendum hari Kamis. (voa)
SUMUTPOS.CO – Kampanye sejumlah tokoh politik di Inggris, baik pendukung dan penentang “Brexit”, di media menjelang referendum untuk menentukan apakah Inggris akan keluar atau tetap dalam Uni Eropa, makin sengit.
Perdana Menteri Inggris David Cameron hari Minggu (19/6) memperingatkan bahayanya mengikuti visi Nigel Farage yang mengampanyekan agar Inggris keluar dari Uni Eropa, menjelang referendum negara itu, untuk menentukan apakah keluar atau tetap dalam Uni Eropa.
Menurut Cameron, pemimpin Partai Independen Inggris itu menginginkan Inggris “mundur” dan terpecah, bukan bersatu. Kedua pihak yang berseberangan pendapat mengenai referendum itu terus menyampaikan sikap masing-masing pada saat-saat terakhir sebelum pemungutan suara hari Kamis.
Cameron menuangkan pendapatnya dalam artikel di koran Sunday Telegraph, sementara kedua pihak kembali berkampanye setelah terhenti tiga hari menyusul terbunuhnya Jo Cox, anggota parlemen Partai Buruh.
Seorang laki-laki, usia 52 tahun, didakwa atas pembunuhan Cox. Ketika ditanya namanya di pengadilan hari Sabtu, tersangka itu menjawab “kematian bagi pengkhianat, kebebasan bagi Inggris.”
Tajuk-tajuk koran hari Minggu juga membahas referendum. The Sunday Times dan Sunday Telegraph mendesak pemilih agar keluar dari Uni Eropa. The Observer dan the Mail hari Minggu mendukung Inggris tetap dalam blok tersebut. Tabloid the Sun sebelumnya menyatakan lebih mendukung Inggris keluar.
Kedua pihak diperkirakan melanjutkan kampanye sampai detik-detik menjelang referendum hari Kamis. (voa)