26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

2,2 Juta Tersangka Teroris Dibocorkan di Internet

Foto: ilustrasi Basis data 2,2 juta tersangka teroris dibocorkan ke internet.
Foto: ilustrasi
Basis data 2,2 juta tersangka teroris dibocorkan ke internet.

SUMUTPOS.CO – Sebuah basis data yang memuat nama 2, 2 juta orang tersangka teroris dan orang-orang yang terkait jaringan kejahatan, yang biasanya digunakan oleh badan-badan intelijen, bank dan berbagai perusahaan di seluruh dunia, telah dibocorkan lewat jaringan internet.

Basis data yang disebut “World-Check” itu dikelola oleh perusahaan data keuangan Thomson Reuters untuk sejumlah kliennya, tapi daftar nama versi tahun 2014 itu telah ditemukan oleh seorang peneliti masalah keamanan Chris Vickery lewat jaringan internet tanpa menggunakan nama pemakai atau kata sandi apapun.

Thomson-Reuters mengatakan telah menghubungi “pihak ketiga” yang memasang informasi itu di internet dan pihak ketiga tadi, yang tidak disebut namanya, sepakat untuk mencabut daftar itu dari internet.

Kata juru bicara Thomson Reuters, David Crundwell, “kami telah berbicara dengan pihak ketiga itu untuk menjamin peristiwa seperti ini tidak terulang lagi.” Tidak jelas apakah Thomson Reuters membayar jumlah tertentu kepada pembocor rahasia itu.

Tapi kata Chris Vickery, yang dikhawatirkan adalah daftar itu mungkin memuat nama-nama orang yang tidak bersalah, dan karenanya orang itu bisa mendapat nama buruk di seluruh dunia.

Vickery juga memasang pengumuman lewat internet bahwa ia telah menugaskan orang-orang tertentu untuk merilis informasi bagaimana untuk membuka database yang memuat nama 2, 2 juta orang dan perusahaan itu, apabila ada sesuatu yang terjadi atas dirinya. (voa)

Foto: ilustrasi Basis data 2,2 juta tersangka teroris dibocorkan ke internet.
Foto: ilustrasi
Basis data 2,2 juta tersangka teroris dibocorkan ke internet.

SUMUTPOS.CO – Sebuah basis data yang memuat nama 2, 2 juta orang tersangka teroris dan orang-orang yang terkait jaringan kejahatan, yang biasanya digunakan oleh badan-badan intelijen, bank dan berbagai perusahaan di seluruh dunia, telah dibocorkan lewat jaringan internet.

Basis data yang disebut “World-Check” itu dikelola oleh perusahaan data keuangan Thomson Reuters untuk sejumlah kliennya, tapi daftar nama versi tahun 2014 itu telah ditemukan oleh seorang peneliti masalah keamanan Chris Vickery lewat jaringan internet tanpa menggunakan nama pemakai atau kata sandi apapun.

Thomson-Reuters mengatakan telah menghubungi “pihak ketiga” yang memasang informasi itu di internet dan pihak ketiga tadi, yang tidak disebut namanya, sepakat untuk mencabut daftar itu dari internet.

Kata juru bicara Thomson Reuters, David Crundwell, “kami telah berbicara dengan pihak ketiga itu untuk menjamin peristiwa seperti ini tidak terulang lagi.” Tidak jelas apakah Thomson Reuters membayar jumlah tertentu kepada pembocor rahasia itu.

Tapi kata Chris Vickery, yang dikhawatirkan adalah daftar itu mungkin memuat nama-nama orang yang tidak bersalah, dan karenanya orang itu bisa mendapat nama buruk di seluruh dunia.

Vickery juga memasang pengumuman lewat internet bahwa ia telah menugaskan orang-orang tertentu untuk merilis informasi bagaimana untuk membuka database yang memuat nama 2, 2 juta orang dan perusahaan itu, apabila ada sesuatu yang terjadi atas dirinya. (voa)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/