JAKARTA- Dugaan bahwa Chandra M Hamzah, Ade Raharjda dan Johan Budi dijegal dalam seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) semakin menguat. Bahkan kini muncul dugaan bahwa tidak lolosnya mereka dalam seleksi tersebut karena adanya campur tangan pihak istana kepresidenan.
“Sebenarnya, dalam rapat pansel diputuskan yang lolos adalah 20 nama. Termasuk Chandra, Ade dan Johan,” kata seorang sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) di kalangan pansel (panitia seleksi) pimpinan KPK kemarin (30/7). Tapi memang, sebelum dipilihnya 20 nama yang lolos uji makalah, ada perdebatan sengit di antara para anggota pansel. Terutama untuk membahas lolos tidaknya trio intern KPK itu.
Yang menjadi perdebatan adalah soal ocehan Nazaruddin yang menyebut-nyebut tiga orang tersebut pernah berhubungan dengan dirinya. Nah, karena kasus tersebut menjadi isu hangat hampir diseluruh pemberitaan media tanah air, pansel pun goyang. Tapi dalam rapat pleno, pansel sebenarnya memilih 20 nama. “Sayang pada detik-detik terakhir tiga nama itu dicoret,” ucapnya.
Pria yang mewanti-wanti namanya tidak dikorankan itu lalu menerangkan, beberapa saat sebelum pengumuman, Ketua Pansel Patrialis Akbar pergi meninggalkan kantornya untuk mengunjungi istana. “Informasinya tiga nama itu dicoret di sana (istana). Istana risih dengan berita-berita yang ada. Pansel pun akhirnya menerima,” imbuhnya.
Nah, hal lain yang menguatkan dugaan tersebut adalah, ketiga orang internal KPK tersebut memiliki nilai yang tinggi dalam ujian makalah. Chandra yang merupakan wakil ketua lembaga antikorupsi itu mendapat nilai tertinggi dari dua koleganya. Yakni urutan ke lima. Sedangkan, Johan yang banyak dikenal sebagai juru bicara KPK menduduki peringkat ke sembilan. Ade juga tidak terlalu buruk lantaran dia mendapat ranking belasan.(kuh/fal/jpnn)