28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Jalan Simpang Kantor Kembali Jadi Kolam

Foto: Fachrul Rozi/Sumut Pos Sejumlah kendaraan melintasi genangan air sisa hujan yang merendam ruas Jalan Titi Pahlawan Simpang Kantor Kecamatan Medan Labuhan, Kamis (6/10/2016).
Foto: Fachrul Rozi/Sumut Pos
Sejumlah kendaraan melintasi genangan air sisa hujan yang merendam ruas Jalan Titi Pahlawan Simpang Kantor Kecamatan Medan Labuhan, Kamis (6/10/2016).

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Jalanan di Simpang Kantor Kecamatan Medan Labuhan, kembali jadi kolam. Ini disebabkan air sisa hujan tergenang, dan saluran drainse tidak lancar mengalir. Tak hanya akses jalan, permukiman warga sekitar juga ikut terendam, Kamis (6/10).

Dari amatan Sumut Pos, genangan air mirip kolam terlihat persis di
depan Mapolsek Medan Labuhan, Puskesmas dan kantor Cabjari Labuhan Deli di kawasan Jalan Titi Pahlawan Simpang Kantor, Medan Labuhan.

Akibat jalanan terendam, pengguna jalan yang melintas terjebak antrean panjang kendaraan. Untuk mengantisipasi kecelakaan, petugas Dinas PU Bina Marga Kota Medan menimbun sebagian lubang jalan agar tidak membahayakan para pengendara.

Kondisi banjir serupa turut pula merendam kawasan Gang Asam Lingkungan 7 Simpang Kantor. Ketinggian air mencapai kisaran 10 hingga 20 sentimeter merendam rumah warga dan gedung pengadilan negeri (PN).

Ahmad Rifai (38), seorang warga menuturkan, banjir terjadi di permukiman mereka disebabkan karena minimnya saluran drainase yang ada. Sehingga tidak mampu menampung debit saat hujan mengguyur. “D isini masalahnya adalah parit (drainase). Kalau sudah hujan sebentar saja pasti meluap dan terjadi banjir,” ungkap Rifai.

Meski saat ini pemerintah tengah melakukan penyedotan menggunakan mesin pompa, tapi ia dan warga lainnya tetap berharap keberadaan drainase dibenahi. Agar permukiman mereka tidak lagi menjadi langganan banjir. “Kalau disedot mau sampai kapan selesainya, apalagi ini lagi musim hujan,” katanya.

Dia mengaku, permasalahan banjir di kawasan Gang Asam sebenarnya sudah terjadi sejak lama, bahkan lebih dari 10 tahun warga menderita karena banjir. “Kalau 10 tahun lebih kami mengalami kebanjiran saat turun hujan. Yang pasti paritnya harus dibenahi dan buat saluran pembuangannya biar lancar mengalir,” ujar Rifai.(rul/azw)

Foto: Fachrul Rozi/Sumut Pos Sejumlah kendaraan melintasi genangan air sisa hujan yang merendam ruas Jalan Titi Pahlawan Simpang Kantor Kecamatan Medan Labuhan, Kamis (6/10/2016).
Foto: Fachrul Rozi/Sumut Pos
Sejumlah kendaraan melintasi genangan air sisa hujan yang merendam ruas Jalan Titi Pahlawan Simpang Kantor Kecamatan Medan Labuhan, Kamis (6/10/2016).

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Jalanan di Simpang Kantor Kecamatan Medan Labuhan, kembali jadi kolam. Ini disebabkan air sisa hujan tergenang, dan saluran drainse tidak lancar mengalir. Tak hanya akses jalan, permukiman warga sekitar juga ikut terendam, Kamis (6/10).

Dari amatan Sumut Pos, genangan air mirip kolam terlihat persis di
depan Mapolsek Medan Labuhan, Puskesmas dan kantor Cabjari Labuhan Deli di kawasan Jalan Titi Pahlawan Simpang Kantor, Medan Labuhan.

Akibat jalanan terendam, pengguna jalan yang melintas terjebak antrean panjang kendaraan. Untuk mengantisipasi kecelakaan, petugas Dinas PU Bina Marga Kota Medan menimbun sebagian lubang jalan agar tidak membahayakan para pengendara.

Kondisi banjir serupa turut pula merendam kawasan Gang Asam Lingkungan 7 Simpang Kantor. Ketinggian air mencapai kisaran 10 hingga 20 sentimeter merendam rumah warga dan gedung pengadilan negeri (PN).

Ahmad Rifai (38), seorang warga menuturkan, banjir terjadi di permukiman mereka disebabkan karena minimnya saluran drainase yang ada. Sehingga tidak mampu menampung debit saat hujan mengguyur. “D isini masalahnya adalah parit (drainase). Kalau sudah hujan sebentar saja pasti meluap dan terjadi banjir,” ungkap Rifai.

Meski saat ini pemerintah tengah melakukan penyedotan menggunakan mesin pompa, tapi ia dan warga lainnya tetap berharap keberadaan drainase dibenahi. Agar permukiman mereka tidak lagi menjadi langganan banjir. “Kalau disedot mau sampai kapan selesainya, apalagi ini lagi musim hujan,” katanya.

Dia mengaku, permasalahan banjir di kawasan Gang Asam sebenarnya sudah terjadi sejak lama, bahkan lebih dari 10 tahun warga menderita karena banjir. “Kalau 10 tahun lebih kami mengalami kebanjiran saat turun hujan. Yang pasti paritnya harus dibenahi dan buat saluran pembuangannya biar lancar mengalir,” ujar Rifai.(rul/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/