BANDUNG, SUMUTPOS.CO – Juru Bicara Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat Dany Ramdan menuturkan kontingen Provinsi Jawa Barat menguasai 17 persen perolehan medali hingga hari keempat pelaksanaan ajang olahraga tersebut.
“Sampai tanggal 19 Oktober 2016, per pukul 15.30 WIB, Jabar meraih 94 emas, 53 perak dan 35 perunggu (total 182 medali) atau 17 persen dari total medali yang diperebutkan,” kata Dany Ramdan, dalam jumpa pers di Media Center Peparnas XV/2016 di Kota Bandung, Rabu.
Posisi kedua, kata Dany, ditempati oleh kontingen Jawa Tengah yakni meraih 37 emas, 33 perak dan 32 perunggu (total 102 medali) atau tujuh persen dari total medali yang diperebutkan.
“Kemudian kontingen Papua, hingga hari keempat ini menguasai empat persen perolehan medali yakni 20 emas, 12 perak dan sembilan perunggu,” kata dia.
Menurut dia, Jawa Barat berhasil menguasai cabang olahraga atletik yakni meraih 38 medali emas, kemudian cabang olahraga renang 21 emas dan tenis meja sebanyak delapan medali emas.
“Selain itu, di cabor catur Jawa Barat juga meraih enam emas, kemudian di cabor judo enam emas, lalu cabor tenpin bowling tujuh emas,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan hari keempat pelaksanaan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat yang dilaksanakan di Kota Bandung, memecahkan 44 rekor yang terdiri dari satu rekor paralympic, 15 rekor paragames dan 28 rekor peparnas.
“Satu rekor paralympic diciptakan oleh Ni Nengah Widiasih dari cabor angkat berat nomor 41 kg putri yakni catatan rekor semula atau sebelumnya 95 kg menjadi 96 kg,” kata dia.
Dany juga mengatakan Jawa Barat memang kokoh di puncak klasemen. Tapi belum bisa dipastikan apakah Jawa Barat akan jadi juara umum atau tidak. “Pertandingan masih belum selesai karena masih jauh dari standar untuk bisa jadi juara umum. Artinya, masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi,” katanya.
Dalam peta perburuan gelar juara umum, Jawa Tengah menurutnya masih berpeluang. Jawa Tengah sendiri saat ini ada di peringkat dua klasemen dengan perolehan 41 medali emas, 38 medali perak, dan 33 medali perunggu.
Di luar Papua, ada Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan kontingen lain juga berpeluang saling menyalip satu sama lain. Ia pun memastikan peta perebutan juara umum dan persaingan di papan atas masih akan menarik hingga akhir Peparnas nanti.
Sementara di luar pertandingan, secara umum Peparnas juga jadi sesuatu yang menarik bagi publik. Melalui Peparnas, kesadaran publik diharapkan tergugah bahwa ada banyak orang yang memiliki keterbatasan tapi bisa berprestasi.
Melalui kesadaran itu, semua pihak diharapkan memberikan dukungan bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Pemerintah daerah pun diharapkan memberikan fasilitas dan dorongan agar para difabel bisa tumbuh menjadi atlet berprestasi. “Kita ingin membangun kesadaran baru yang kolektif,” tandas Dani. (net/azw)