26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Penderita Tumor Mulut Ini Menunggu Uluran Tangan

Foto: Andika Syahputra/Sumut Pos Seorang warga penderita tumor asal Kabupaten Nias Selatan, mengadukan nasibnya ke gedung DPRD Sumut, Jumat (4/10). Kedatangannya bermaksud meminta bantuan dari wakil rakyat, karena tidak mendapat pelayanan yang layak dari RSUP H Adam Malik.
Foto: Andika Syahputra/Sumut Pos
Seorang warga penderita tumor asal Kabupaten Nias Selatan, mengadukan nasibnya ke gedung DPRD Sumut, Jumat (4/10). Kedatangannya bermaksud meminta bantuan dari wakil rakyat, karena tidak mendapat pelayanan yang layak dari RSUP H Adam Malik.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sungguh malang nasib Oru Dugo Zebua. Keinginan pria asal Kabupaten Nias Selatan untuk mengadukan nasibnya ke anggota DPRD Sumut kandas. Pasalnya, tak seorangpun anggota DPRD Sumut berada di tempat saat pria penderita tumor mulut itu mendatangi gedung wakil rakyat di Jalan Imam Bonjol, Jumat (4/11).

Oru tak datang sendiri, ia ditemani istri dan keponakan, serta 2 warga yang merasa prihatin dengan nasibnya.

Aru, keponakan Oru, bercerita, bagaimana kondisi yang sedang dialami pamannya itu. Menurutnya, sang paman sudah sepekan berada di RSUP H Adam Malik. Namun, di rumah sakit milik pemerintah pusat itu, pamannya tidak mendapatkan perlakukan yang layak.

“Awalnya paman berobat di RS Gunung Sitoli, tapi rumah sakit di sana tak mampu menangani, karena keterbatasan alat. Makanya dirujuk ke RSUP H Adam Malik,” beber Aru, saat mendatangi gedung DPRD Sumut.

Aru menyebutkan, pihak RSUP H Adam Malik tidak bersedia merawat pamannya. “Rumah sakit bilang agar dilakukan rawatan jalan. Tapi lihat bagaimana kondisinya sekarang, tumornya sudah semakin besar. Kamis (3/11), RSUP H Adam Malik hanya mengambil sampel daging busuk, dan hasilnya baru keluar minggu depan,” ungkapnya.

“Kalau paman minta supaya dibawa pulang ke kampung saja, karena ia takut penyakitnya semakin parah. Kalaupun umurnya pendek, beliau ingin dikubur di kampung halaman,” imbuh Aru.

Kedatangannya ke gedung DPRD Sumut, yakni meminta pertolongan agar bisa memfasilitasi, sehingga mendapatkan perawatan yang layak dari RSUP H Adam Malik. “Beliau ini orang susah. Kenapa dengan kondisi seperti ini, tidak ada yang peduli?” ungkap Aru kesal.

Aru pun bercerita, awal mula tumor di mulut pamannya tumbuh sekitar 3 bulan lalu. Namun pertumbuhannya semakin hari semakin memperihatinkan. “Coba lah lihat bagaimana mulutnya sekarang, lukanya semakin besar, ada bau. Kalau tidak dirawat, takutnya makin parah,” katanya.

Lincor, seorang warga yang peduli dengan nasib Oru, mengaku kecewa dengan sikap para wakil rakyat. “Tolonglah kebijakan dari para wakil rakyat, ini orang susah, butuh pertolongan. Jangan ketika Pemilu saja peduli dengan rakyat kecil,” tegasnya.

Ia juga terus mendesak agar security gedung DPRD Sumut mempertemukannya dengan para wakil rakyat. “Ini kan masih jam kerja, kenapa tidak ada seorangpun anggota dewan di tempat,” sesal Licor.

“Sudah tidak ada lagi anggota dewan, mereka tugas di luar,” timpal Sugeng, security gedung DPRD Sumut.

Terpisah, Ketua Komisi E DPRD Sumut, Syamsul Qadri menyebut, ia sedang berada di Polda Sumut. “Saya ikut aksi, tidak bisa bergerak ke mana-mana. Macet,” ungkapnya ketika dihubungi.

Meski begitu, ia mengaku akan berusaha untuk menghubungi pihak RSUP H Adam Malik agar dapat memberikan perawatan kepada penderita tumor asal Nias Selatan itu. “Nanti saya bantu hubungi pihak rumah sakit,” kata Syamsul.

Wakil Ketua Komisi E, Zahir mengaku, sedang berada di Jakarta. “Saya sedang di Jakarta,” ujar Ketua Fraksi PDI-P ini.

Zahir menyebutkan, sikap RSUP H Adam Malik yang arogan bukan kali pertama. Sebab, sudah banyak laporan yang diterimanya tentang rumah sakit tersebut. “Mungkin karena rumah sakit milik pemerintah pusat, makanya bersikap seperti itu, kami sangat menyayangkan hal tersebut,” pungkasnya. (dik/saz)

Foto: Andika Syahputra/Sumut Pos Seorang warga penderita tumor asal Kabupaten Nias Selatan, mengadukan nasibnya ke gedung DPRD Sumut, Jumat (4/10). Kedatangannya bermaksud meminta bantuan dari wakil rakyat, karena tidak mendapat pelayanan yang layak dari RSUP H Adam Malik.
Foto: Andika Syahputra/Sumut Pos
Seorang warga penderita tumor asal Kabupaten Nias Selatan, mengadukan nasibnya ke gedung DPRD Sumut, Jumat (4/10). Kedatangannya bermaksud meminta bantuan dari wakil rakyat, karena tidak mendapat pelayanan yang layak dari RSUP H Adam Malik.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sungguh malang nasib Oru Dugo Zebua. Keinginan pria asal Kabupaten Nias Selatan untuk mengadukan nasibnya ke anggota DPRD Sumut kandas. Pasalnya, tak seorangpun anggota DPRD Sumut berada di tempat saat pria penderita tumor mulut itu mendatangi gedung wakil rakyat di Jalan Imam Bonjol, Jumat (4/11).

Oru tak datang sendiri, ia ditemani istri dan keponakan, serta 2 warga yang merasa prihatin dengan nasibnya.

Aru, keponakan Oru, bercerita, bagaimana kondisi yang sedang dialami pamannya itu. Menurutnya, sang paman sudah sepekan berada di RSUP H Adam Malik. Namun, di rumah sakit milik pemerintah pusat itu, pamannya tidak mendapatkan perlakukan yang layak.

“Awalnya paman berobat di RS Gunung Sitoli, tapi rumah sakit di sana tak mampu menangani, karena keterbatasan alat. Makanya dirujuk ke RSUP H Adam Malik,” beber Aru, saat mendatangi gedung DPRD Sumut.

Aru menyebutkan, pihak RSUP H Adam Malik tidak bersedia merawat pamannya. “Rumah sakit bilang agar dilakukan rawatan jalan. Tapi lihat bagaimana kondisinya sekarang, tumornya sudah semakin besar. Kamis (3/11), RSUP H Adam Malik hanya mengambil sampel daging busuk, dan hasilnya baru keluar minggu depan,” ungkapnya.

“Kalau paman minta supaya dibawa pulang ke kampung saja, karena ia takut penyakitnya semakin parah. Kalaupun umurnya pendek, beliau ingin dikubur di kampung halaman,” imbuh Aru.

Kedatangannya ke gedung DPRD Sumut, yakni meminta pertolongan agar bisa memfasilitasi, sehingga mendapatkan perawatan yang layak dari RSUP H Adam Malik. “Beliau ini orang susah. Kenapa dengan kondisi seperti ini, tidak ada yang peduli?” ungkap Aru kesal.

Aru pun bercerita, awal mula tumor di mulut pamannya tumbuh sekitar 3 bulan lalu. Namun pertumbuhannya semakin hari semakin memperihatinkan. “Coba lah lihat bagaimana mulutnya sekarang, lukanya semakin besar, ada bau. Kalau tidak dirawat, takutnya makin parah,” katanya.

Lincor, seorang warga yang peduli dengan nasib Oru, mengaku kecewa dengan sikap para wakil rakyat. “Tolonglah kebijakan dari para wakil rakyat, ini orang susah, butuh pertolongan. Jangan ketika Pemilu saja peduli dengan rakyat kecil,” tegasnya.

Ia juga terus mendesak agar security gedung DPRD Sumut mempertemukannya dengan para wakil rakyat. “Ini kan masih jam kerja, kenapa tidak ada seorangpun anggota dewan di tempat,” sesal Licor.

“Sudah tidak ada lagi anggota dewan, mereka tugas di luar,” timpal Sugeng, security gedung DPRD Sumut.

Terpisah, Ketua Komisi E DPRD Sumut, Syamsul Qadri menyebut, ia sedang berada di Polda Sumut. “Saya ikut aksi, tidak bisa bergerak ke mana-mana. Macet,” ungkapnya ketika dihubungi.

Meski begitu, ia mengaku akan berusaha untuk menghubungi pihak RSUP H Adam Malik agar dapat memberikan perawatan kepada penderita tumor asal Nias Selatan itu. “Nanti saya bantu hubungi pihak rumah sakit,” kata Syamsul.

Wakil Ketua Komisi E, Zahir mengaku, sedang berada di Jakarta. “Saya sedang di Jakarta,” ujar Ketua Fraksi PDI-P ini.

Zahir menyebutkan, sikap RSUP H Adam Malik yang arogan bukan kali pertama. Sebab, sudah banyak laporan yang diterimanya tentang rumah sakit tersebut. “Mungkin karena rumah sakit milik pemerintah pusat, makanya bersikap seperti itu, kami sangat menyayangkan hal tersebut,” pungkasnya. (dik/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/