SUMUTPOS.CO – Anis Amri (23), pemuda Tunisia yang menjadi buronan kasus serangan truk yang menewaskan 12 orang dan melukai 49 lainnya di Berlin, sudah dalam pengawasan aparat sejak awal tahun ini, lapor sejumlah media.
Anis pernah diduga merencanakan perampokan agar dapat membeli senjata. Namun, pengawasan terhadapnya dihentikan karena kurangnya bukti.
Sebelum masuk ke Jerman, Amri pernah ditahan selama empat tahun di Italia atas kasus pembakaran. Ia juga pernah ditahan di Tunisia.
Pencari suaka gagal ini sekarang menjadi salah satu orang paling diburu di Eropa.
Perintah penangkapan terhadap Amri dikeluarkan setelah kartu izin tinggalnya ditemukan di truk yang diduga digunakannya untuk menyerang salah satu pusat perbelanjaan di Berlin, Kurfuerstendamm, Senin (19/12) malam waktu setempat.
Otoritas Jerman mengungkapkan lelaki ini kemungkinan bersenjata. Pemberian informasi yang mengarah pada penangkapan Amri akan mendapatkan hadiah €100,000 atau Rp1,5 miliar.
Laporan menyebutkan Amri kemungkinan besar terluka, ketika berusaha merampas truk dari supir aslinya.
Kanselir Jerman Angela Merkel telah bertemu dengan anggota kabinet untuk membahas investigasi terhadap serangan ini.
Kabinet Jerman pun menyetujui untuk memasang lebih banyak video pengawas di tempat umum.
KRIMINAL LAMA
Saudara Amri di Tunisia, Abdelkader Amri, kepada AFP mengungkapkan dia tidak percaya melihat wajah saudaranya di berbagai media.
“Saya syok. Saya tak percaya dia melakukan kejahatan itu,” ungkapnya. Meski begitu, Ia menambahkan “jika dia terbukti bersalah, dia layak dihukum.”
Anis Amri bukanlah kriminal pendatang baru.
Ayah Anis kepada sebuah stasiun radio di Tunisia mengungkapkan setelah meninggalkan negara itu, tujuh tahun lalu, Ia ditahan selama empat tahun di Italia karena membakar sebuah sekolah.
Dia juga pernah dijatuhi hukuman in absentia selama lima tahun di Tunisia, karena kasus pencurian dengan kekerasan.
Polisi menyebut Anis Amri telah menggunakan setidaknya enam nama alias. Dia pernah menyamar sebagai warga negara Mesir atau Lebanon. (bbc)