MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menjelang 2017 yang sudah di depan mata, berdampak kepada harga pangan dan sejumlah kebutuhan pokok yang terus mengalami fluktuasi (naik turun). Contohnya cabai merah, kini turun menjadi Rp40 ribuan per kg. Begitu juga dengan beras dan minyak goreng. Dua jenis tersebut hanya sedikit. Namun, kenaikan cukup tajam tertuju untuk ayam potong, melonjak hingga Rp8.000.
Demikian ungkap salah seorang pedagang ayam di Pasar Padang Bulan Medan, Nuh. Tiga hari terakhir kenaikan harga ternak berkokok tersebut mencapai Rp33 ribu per kg, yang sebelumnya Rp25 ribu. Meski demikian, pasokannya tidak berkurang.
“Saya tidak tahu persis penyebab naiknya harga ayam. Cuma dari tempat saya ambil memang sudah naik. Saya jual sebelumnya Rp25 ribu per kg, tapi sekarang naik jadi Rp33 ribu per kg,” ujar Nuh, Jumat (30/12).
Nuh mengutarakan, meski terjadi kenaikan harga, dia tidak berniat sedikitpun mengurangi pasokan. Sebab, konsumen masih banyak yang berminat. “Selama ini, sehari saya ambil ayam dari tempat pemotongan ayam sekitar 100 kg dan itu habis terjual. Saya biasa jualan jam 4 pagi, lalu jam 2 sore sudah habis,” akunya.
Senada diungkapkan pedagang di Pasar Sukaramai, Yuni. Kenaikan harga ayam potong sudah terjadi selama sepekan terakhir. “Sebelumnya harga ayam potong Rp26 ribu per kilo (kg) dan sekarang dijual Rp33 ribu per kilo. Kenaikan harga ini karena harga pengambilan di agen juga naik. Jadi, saya juga terpaksa menaikkan harga dan disesuaikan dengan harga pengambilan di agen,” cetusnya.
Menurut Yuni, kenaikan harga ini sudah bisa terjadi setiap kali datang hari-hari besar. Akan tetapi, meski naik permintaan akan ayam potong tetap banyak. “Tidak tahu persis penyebab kenaikannya. Persoalan kenaikan harga menjelang hari besar keagamaan sangat sulit dikendalikan. Enggak ngertilah kita, setiap mau hari besar keagamaan harganya selalu naik dan terus berulang,” ucapnya.
Ikan Laut Mahal
Sementara, salah seorang ibu rumah tangga, Ana mengaku, walaupun harga ayam naik dirinya tidak berniat untuk beralih mengkonsumsi ke ikan laut. “Ikan laut lagi mahal, jadi lebih baik saya beli ayam saja. Lagi pula, anak-anak saya juga lebih suka makan ayam daripada ikan,” tuturnya.
Ana menambahkan, harga ikan jenis gembung saat ini mencapai Rp35 ribu lebih. Memang ikan laut mulai mengalami kenaikan. Hal ini dipicu persediaan atau suplai yang terus menurun dari pemasok, khususnya dari Belawan.
Menurut Yani, salah seorang pedagang ikan di Pasar Petisah Medan, harga ikan laut yang merangkak naik terjadi pada ikan dencis seharga Rp30 ribu per kg. Padahal, sebelumnya hanya sekitar Rp25 ribu per kg.
Kemudian, lanjutnya, ikan gembung dari Rp35 ribu per kg kini mencapai hampir Rp40 ribu per kg. Begitu juga dengan ikan nila, dari Rp22 ribu per kg menjadi Rp27 per kg. Tak hanya itu, harga udang juga turut naik menjadi dari Rp60 ribu menjadi Rp65 ribu per kg.
“Harganya sudah mulai naik sepekan ini. Naiknya harga ikan laut ini imbas dari stok ikan yang menipis di Belawan,” ujar Yani.
Dikemukakan dia, menipisnya stok ikan dari Belawan dipicu karena pengaruh cuaca (ombak). Selain itu, ada kabar harga ikan naik disebabkan juga musim terang bulan. Sebab, pada musim tersebut ikan di laut tidak banyak yang didapat para nelayan.
“Kita tidak tahu juga apa penyebabnya yang pasti, tapi yang jelas dari pemasok memang sudah menipis. Apalagi udang, dari udang kecil, sedang hingga besar sudah naik dari pemasok. Perkiraan bisa tetap bertahan mahal sampai natal dan tahun baru,” katanya. (ris/yaa)