24 C
Medan
Tuesday, November 5, 2024
spot_img

TNI Putus Hubungan Kerja dengan ADF

TUGAS NEGARA: Sebanyak 350 prajurit TNI dari Batalyon Infanteri 403 Wirasada Prasista Kodam IV Dipenogoro berbaris rapi memadati dermaga Pelabuhan Semayang, Selasa (27/12) siang. Mereka tiba di kota minyak menggunakan KRI Teluk Amboina 503 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Martunis Hari. Prajurit ini akan ditempatkan dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Malaysia di wilayah Kodam VI Mulawarman. Tepat pukul 14.00 Wita, Pangdam Kodam VI Mulawarman Mayjen Johny L Tobing melepas secara resmi seluruh prajurit tersebut, kemarin. (GUSTI AMBRI/KALTIMPOST)
TUGAS NEGARA: Sebanyak 350 prajurit TNI dari Batalyon Infanteri 403 Wirasada Prasista Kodam IV Dipenogoro berbaris rapi memadati dermaga Pelabuhan Semayang, Selasa (27/12) siang. Mereka tiba di kota minyak menggunakan KRI Teluk Amboina 503 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Martunis Hari. Prajurit ini akan ditempatkan dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Malaysia di wilayah Kodam VI Mulawarman. Tepat pukul 14.00 Wita, Pangdam Kodam VI Mulawarman Mayjen Johny L Tobing melepas secara resmi seluruh prajurit tersebut, kemarin. (GUSTI AMBRI/KALTIMPOST)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO   – Tentara Nasional Indonesia (TNI) memutuskan sementara hubungan kerja sama dengan Australia Defence Force (ADF). Hal tersebut diungkapkan Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Wuryanto. Namun, dia enggan mengungkapkan detail alasan mengapa akhirnya TNI mengambil keputusan seperti itu.

”Karena ada masalah teknis,” ujarnya singkat kepada Jawa Pos, (Grup Sumut Pos) Rabu (4/1).

Dia juga mengatakan bahwa pemutusan sementara hubungan kerja sama itu tidak akan memengaruhi hubungan kerja sama dengan Australia di bidang lainnya. ”Saya kira, tidak (akan memengaruhi kerja sama lainnya) ya,” ungkapnya.

Terkait dengan hal tersebut, Menteri Pertahanan Australia Marise Payne mengeluarkan pernyataan resmi yang diunggah ke situs Departemen Pertahanan Australia, kemarin. Payne memaparkan bahwa sebelum pemutusan sementara kerja sama TNI dan ADF, telah terjadi masalah serius.

”Akhir tahun lalu ada kekhawatiran yang disampaikan oleh seorang perwira TNI mengenai bahan pengajaran dan komentar-komentar di sebuah fasilitas pelatihan bahasa Angkatan Darat di Australia,” tuturnya.

Kekhawatiran tersebut kemudian ditindaklanjuti Panglima Angkatan Bersenjata Marsekal Angkatan Udara Mark Binskin dengan menyurati Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Surat tersebut berisi tentang keseriusan ADF untuk menangani dan menyelidiki masalah tersebut. Saat ini, Angkatan Darat Australia telah memeriksa masalah serius yang disampaikan dan penyelidikan atas insiden tersebut sedang diselesaikan.

Payne menambahkan, keputusan TNI untuk menghentikan sementara kerja sama dengan ADF mengakibatkan beberapa interaksi antara dua lembaga pertahanan tersebut ditunda hingga masalahnya terselesaikan. Namun, Payne memastikan bahwa hal itu tidak akan memengaruhi kerja sama di bidang lainnya.

”Kerja sama dalam bidang lain masih terus berlanjut,” ucapnya.

Payne juga berjanji untuk segera menyelesaikan masalah tersebut dan mengembalikan kerja sama yang sudah terjalin sebelumnya. ”Australia berkomitmen untuk membangun hubungan pertahanan yang kuat dengan Indonesia. termasuk melalui kerja sama dalam pelatihan,” katanya.

Putusnya hubungan kerja sama tersebut diakui Teuku Rezasyah, pengamat hubungan luar negeri Universitas Padjadjaran, cukup mengejutkan mengingat TNI dan ADF punya sejarah hubungan yang panjang. Penghentian kerja samanya itu pun dinilai Teuku cukup mendadak.

”Buat saya surprise. Karena mendadak dihentikan padahal kerja samanya berjalan dengan sangat baik,” tuturnya.

Teuku juga menyayangkan TNI yang tidak memberikan alasan jelas terkait pemutusan sementara kerja sama tersebut. Menurut Teuku, TNI wajib memberikan statement yang jelas. Terlebih, di luaran sana banyak sekali selentingan miring tentang hal tersebut. Termasuk kabar mengenai Pancasila yang dijadikan bahan olok-olokan oleh tentara Australia.

”Kalau tidak ada statement clear dari Kapuspen, ini akan jadi bola liar,” ucapnya.

Menurut Teuku, Kapuspen harus segera membuat statement yang bersifat netral dan menenangkan. Dengan begitu, baik publik, atau pihak terkait lainnya bisa lebih tenang. Hal senada juga dilontarkan Hikmahanto Juwana, pengamat hukum internasional Universitas Indonesia. Menurutnya, jika hal tersebut benar, TNI harus jujur kepada publik.

”Itu harus diungkap benar atau tidak. Klarifikasi isu itu. Yang benar seperti apa,” ujar Hikmahanto.

”Kalau benar kan akan ada tindak lanjut dari pemerintah. Nah, ini harus di-clear-kan dulu sekarang. Kalau simpang siur begini nanti malah dibilang hoax. Ungkap saja. ini era keterbukaan,” lanjut Hikmahanto. (and)

TUGAS NEGARA: Sebanyak 350 prajurit TNI dari Batalyon Infanteri 403 Wirasada Prasista Kodam IV Dipenogoro berbaris rapi memadati dermaga Pelabuhan Semayang, Selasa (27/12) siang. Mereka tiba di kota minyak menggunakan KRI Teluk Amboina 503 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Martunis Hari. Prajurit ini akan ditempatkan dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Malaysia di wilayah Kodam VI Mulawarman. Tepat pukul 14.00 Wita, Pangdam Kodam VI Mulawarman Mayjen Johny L Tobing melepas secara resmi seluruh prajurit tersebut, kemarin. (GUSTI AMBRI/KALTIMPOST)
TUGAS NEGARA: Sebanyak 350 prajurit TNI dari Batalyon Infanteri 403 Wirasada Prasista Kodam IV Dipenogoro berbaris rapi memadati dermaga Pelabuhan Semayang, Selasa (27/12) siang. Mereka tiba di kota minyak menggunakan KRI Teluk Amboina 503 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Martunis Hari. Prajurit ini akan ditempatkan dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Malaysia di wilayah Kodam VI Mulawarman. Tepat pukul 14.00 Wita, Pangdam Kodam VI Mulawarman Mayjen Johny L Tobing melepas secara resmi seluruh prajurit tersebut, kemarin. (GUSTI AMBRI/KALTIMPOST)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO   – Tentara Nasional Indonesia (TNI) memutuskan sementara hubungan kerja sama dengan Australia Defence Force (ADF). Hal tersebut diungkapkan Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Wuryanto. Namun, dia enggan mengungkapkan detail alasan mengapa akhirnya TNI mengambil keputusan seperti itu.

”Karena ada masalah teknis,” ujarnya singkat kepada Jawa Pos, (Grup Sumut Pos) Rabu (4/1).

Dia juga mengatakan bahwa pemutusan sementara hubungan kerja sama itu tidak akan memengaruhi hubungan kerja sama dengan Australia di bidang lainnya. ”Saya kira, tidak (akan memengaruhi kerja sama lainnya) ya,” ungkapnya.

Terkait dengan hal tersebut, Menteri Pertahanan Australia Marise Payne mengeluarkan pernyataan resmi yang diunggah ke situs Departemen Pertahanan Australia, kemarin. Payne memaparkan bahwa sebelum pemutusan sementara kerja sama TNI dan ADF, telah terjadi masalah serius.

”Akhir tahun lalu ada kekhawatiran yang disampaikan oleh seorang perwira TNI mengenai bahan pengajaran dan komentar-komentar di sebuah fasilitas pelatihan bahasa Angkatan Darat di Australia,” tuturnya.

Kekhawatiran tersebut kemudian ditindaklanjuti Panglima Angkatan Bersenjata Marsekal Angkatan Udara Mark Binskin dengan menyurati Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Surat tersebut berisi tentang keseriusan ADF untuk menangani dan menyelidiki masalah tersebut. Saat ini, Angkatan Darat Australia telah memeriksa masalah serius yang disampaikan dan penyelidikan atas insiden tersebut sedang diselesaikan.

Payne menambahkan, keputusan TNI untuk menghentikan sementara kerja sama dengan ADF mengakibatkan beberapa interaksi antara dua lembaga pertahanan tersebut ditunda hingga masalahnya terselesaikan. Namun, Payne memastikan bahwa hal itu tidak akan memengaruhi kerja sama di bidang lainnya.

”Kerja sama dalam bidang lain masih terus berlanjut,” ucapnya.

Payne juga berjanji untuk segera menyelesaikan masalah tersebut dan mengembalikan kerja sama yang sudah terjalin sebelumnya. ”Australia berkomitmen untuk membangun hubungan pertahanan yang kuat dengan Indonesia. termasuk melalui kerja sama dalam pelatihan,” katanya.

Putusnya hubungan kerja sama tersebut diakui Teuku Rezasyah, pengamat hubungan luar negeri Universitas Padjadjaran, cukup mengejutkan mengingat TNI dan ADF punya sejarah hubungan yang panjang. Penghentian kerja samanya itu pun dinilai Teuku cukup mendadak.

”Buat saya surprise. Karena mendadak dihentikan padahal kerja samanya berjalan dengan sangat baik,” tuturnya.

Teuku juga menyayangkan TNI yang tidak memberikan alasan jelas terkait pemutusan sementara kerja sama tersebut. Menurut Teuku, TNI wajib memberikan statement yang jelas. Terlebih, di luaran sana banyak sekali selentingan miring tentang hal tersebut. Termasuk kabar mengenai Pancasila yang dijadikan bahan olok-olokan oleh tentara Australia.

”Kalau tidak ada statement clear dari Kapuspen, ini akan jadi bola liar,” ucapnya.

Menurut Teuku, Kapuspen harus segera membuat statement yang bersifat netral dan menenangkan. Dengan begitu, baik publik, atau pihak terkait lainnya bisa lebih tenang. Hal senada juga dilontarkan Hikmahanto Juwana, pengamat hukum internasional Universitas Indonesia. Menurutnya, jika hal tersebut benar, TNI harus jujur kepada publik.

”Itu harus diungkap benar atau tidak. Klarifikasi isu itu. Yang benar seperti apa,” ujar Hikmahanto.

”Kalau benar kan akan ada tindak lanjut dari pemerintah. Nah, ini harus di-clear-kan dulu sekarang. Kalau simpang siur begini nanti malah dibilang hoax. Ungkap saja. ini era keterbukaan,” lanjut Hikmahanto. (and)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/