29 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Gerindra Ngaku Ditawari Empat Pos Menteri

FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS Presiden RI, Joko Widodo  (kiri) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan)  menaiki kuda usai melakukan pertemuan di kediaman Prabowo, di Padepokan Garuda Yaksa Hambalang, Kabupaten Bogor, Senin (31/10/2016). Selama pertemuan tertutup, Prabowo memberi sejumlah masukan untuk pemerintahan Jokowi.
FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS
Presiden RI, Joko Widodo (kiri) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) menaiki kuda usai melakukan pertemuan di kediaman Prabowo, di Padepokan Garuda Yaksa Hambalang, Kabupaten Bogor, Senin (31/10/2016).

SUMUTPOS.CO  – Partai yang dipimpin Prabowo Subianto, mengaku mendapat tawaran dari ’RI 1’ untuk masuk di Kabinet Kerja. Pengakuan ini disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono. Yang cukup fantastis, jumlah pos menteri yang ditawari mencapai empat kursi.

”Saya sudah dapat info A1 dari orang dekat Pak Joko Widodo bahwa Gerindra ditawari empat posisi di pemerintahan,” ujar Arief melalui pesan singkat, Selasa (3/1).

Bahkan politikus yang sebelumnya sering mengaku sebagai ketua umum Federasi Serikat Pekerja BUMN itu juga memerinci pos-pos kementerian yang ditawarkan ke Gerindra.

”Yaitu Menkopolkam, Mentan (menteri pertanian, red), Menaker (menteri tenaga kerja, red) dan kepala KSP (kepala staf kepresidenan, red),” tuturnya.

Kendati demikian, hingga saat ini Jokowi -sapaan Joko Widodo- belum menawarkan hal itu secara langsung ke Prabowo. Bila tawaran itu memang benar, katanya, Prabowo pasti menginformasikannya ke DPP Gerindra.

”Biasanya Pak Prabowo pasti menginformasikan kepada para pengurus pusat,” sambung Arief.

Karenanya Arief menegaskan, kewenangan untuk memutuskan apakah Gerindra masuk ke pemerintahan atau tetap menjadi oposisi berada di tangan Prabowo. “Kami sebagai anak buah tinggal ikut saja,” sebutnya.

Tidak Tertarik

Hanya saja, kata Arief, tidak ada satupun kader Partai Gerindra maupun loyalis Prabowo yang ingin bergabung ke pemerintahan Jomowi. Sebab, kader Partai Gerindra hanya akan masuk ke dalam kabinet jika dipimpin langsung oleh Prabowo.

”Kader bawah dan loyalis Prabowo tidak begitu tertarik bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo karena akan berpengaruh negatif pada elektabilitas partai dan Prabowo pada pemilu 2019,” sebut dia.

Arif pun menegaskan, partainya lebih baik memanaskan mesin politik pada 2018 sebelum pemilu serentak yang digelar 2019. Sebab, seluruh kader Gerindra sepakat untuk mengusung Prabowo menjadi presiden.

”Seluruh kader Gerindra sepakat mengusung PS (Prabowo Subianto, red) sebagai capres 2019 dan berjuang untuk memenangkannya,” aku Arief.

Tak Menyodorkan Kader

Isu tentang perombakan kabinet atau reshuffle Kabinet Kerja juga sudah sampai ke Partai Golkar. Partai pimpinan Setya Novanto itu kini memang sudah masuk ke barisan pendukung pemerintahan Jokowi, meski saat pemilu presiden lalu mengusung duet Prabowo Subianto-Hatta Radjasa.

Kabar yang berhembus bahkan menyebut Golkar akan menyodorkan Ade Komarudin untuk menjadi kepala staf kepresidenan menggantikan Teten Masduki. Namun, Dewan Pembina Golkar justru menepis kabar itu.

Menurut anggota Dewan Pembina Golkar Priyo Budi Santoso, partai berlambang beringin hitam itu tak akan menyodorkan kadernya untuk reshuffle. ”Nggak mengajukan siapa pun,” ujarnya di sela-sela jumpa pers Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/1).

Menurut Priyo, partainya menganggap masuknya Airlangga ke Kabinet Kerja sebagai bentuk penghargaan dari Jokowi. Sebab, katanya, tak mungkin Golkar merengek minta lebih. ”Partai sebesar Golkar dikasih satu ya nggak apa-apa. Penghargaan presiden segitu, ya terima saja. Apa boleh buat. Masa kita menangis, kan nggak mungkin,” ujar Priyo.

Priyo menuturkan, partainya hanya mengajukan kader saat Jokowi merombak Kabinet Kerja untuk kali kedua pada Juli lalu. Saat itu, ada kader Golkar Airlangga Hartarto yang menjadi menteri perindustrian menggantikan Saleh Husin. (dna/JPG)

FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS Presiden RI, Joko Widodo  (kiri) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan)  menaiki kuda usai melakukan pertemuan di kediaman Prabowo, di Padepokan Garuda Yaksa Hambalang, Kabupaten Bogor, Senin (31/10/2016). Selama pertemuan tertutup, Prabowo memberi sejumlah masukan untuk pemerintahan Jokowi.
FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS
Presiden RI, Joko Widodo (kiri) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) menaiki kuda usai melakukan pertemuan di kediaman Prabowo, di Padepokan Garuda Yaksa Hambalang, Kabupaten Bogor, Senin (31/10/2016).

SUMUTPOS.CO  – Partai yang dipimpin Prabowo Subianto, mengaku mendapat tawaran dari ’RI 1’ untuk masuk di Kabinet Kerja. Pengakuan ini disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono. Yang cukup fantastis, jumlah pos menteri yang ditawari mencapai empat kursi.

”Saya sudah dapat info A1 dari orang dekat Pak Joko Widodo bahwa Gerindra ditawari empat posisi di pemerintahan,” ujar Arief melalui pesan singkat, Selasa (3/1).

Bahkan politikus yang sebelumnya sering mengaku sebagai ketua umum Federasi Serikat Pekerja BUMN itu juga memerinci pos-pos kementerian yang ditawarkan ke Gerindra.

”Yaitu Menkopolkam, Mentan (menteri pertanian, red), Menaker (menteri tenaga kerja, red) dan kepala KSP (kepala staf kepresidenan, red),” tuturnya.

Kendati demikian, hingga saat ini Jokowi -sapaan Joko Widodo- belum menawarkan hal itu secara langsung ke Prabowo. Bila tawaran itu memang benar, katanya, Prabowo pasti menginformasikannya ke DPP Gerindra.

”Biasanya Pak Prabowo pasti menginformasikan kepada para pengurus pusat,” sambung Arief.

Karenanya Arief menegaskan, kewenangan untuk memutuskan apakah Gerindra masuk ke pemerintahan atau tetap menjadi oposisi berada di tangan Prabowo. “Kami sebagai anak buah tinggal ikut saja,” sebutnya.

Tidak Tertarik

Hanya saja, kata Arief, tidak ada satupun kader Partai Gerindra maupun loyalis Prabowo yang ingin bergabung ke pemerintahan Jomowi. Sebab, kader Partai Gerindra hanya akan masuk ke dalam kabinet jika dipimpin langsung oleh Prabowo.

”Kader bawah dan loyalis Prabowo tidak begitu tertarik bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo karena akan berpengaruh negatif pada elektabilitas partai dan Prabowo pada pemilu 2019,” sebut dia.

Arif pun menegaskan, partainya lebih baik memanaskan mesin politik pada 2018 sebelum pemilu serentak yang digelar 2019. Sebab, seluruh kader Gerindra sepakat untuk mengusung Prabowo menjadi presiden.

”Seluruh kader Gerindra sepakat mengusung PS (Prabowo Subianto, red) sebagai capres 2019 dan berjuang untuk memenangkannya,” aku Arief.

Tak Menyodorkan Kader

Isu tentang perombakan kabinet atau reshuffle Kabinet Kerja juga sudah sampai ke Partai Golkar. Partai pimpinan Setya Novanto itu kini memang sudah masuk ke barisan pendukung pemerintahan Jokowi, meski saat pemilu presiden lalu mengusung duet Prabowo Subianto-Hatta Radjasa.

Kabar yang berhembus bahkan menyebut Golkar akan menyodorkan Ade Komarudin untuk menjadi kepala staf kepresidenan menggantikan Teten Masduki. Namun, Dewan Pembina Golkar justru menepis kabar itu.

Menurut anggota Dewan Pembina Golkar Priyo Budi Santoso, partai berlambang beringin hitam itu tak akan menyodorkan kadernya untuk reshuffle. ”Nggak mengajukan siapa pun,” ujarnya di sela-sela jumpa pers Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/1).

Menurut Priyo, partainya menganggap masuknya Airlangga ke Kabinet Kerja sebagai bentuk penghargaan dari Jokowi. Sebab, katanya, tak mungkin Golkar merengek minta lebih. ”Partai sebesar Golkar dikasih satu ya nggak apa-apa. Penghargaan presiden segitu, ya terima saja. Apa boleh buat. Masa kita menangis, kan nggak mungkin,” ujar Priyo.

Priyo menuturkan, partainya hanya mengajukan kader saat Jokowi merombak Kabinet Kerja untuk kali kedua pada Juli lalu. Saat itu, ada kader Golkar Airlangga Hartarto yang menjadi menteri perindustrian menggantikan Saleh Husin. (dna/JPG)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/