26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Yakin Tanpa Masalah

Sebanyak 34.600 Bus Disiapkan untuk Mudik

Transportasi udara dan kereta api menjadi angkutan massal favorit para pemudik menuju kampung halamannya dalam merayakan Lebaran. Tak heran tiket kedua moda tersebut selalu habis lebih dulu. Sementara moda transportasi bus cenderung menjadi pilihan terakhir.

“Memang dari segi kecepatan dan kenyamanan moda bus ini kalah dibanding pesawat atau kereta. Tak heran tiketnya masih banyak, biasanya baru akan ramai terjual kalau sudah mendekati hari-H. Tidak seperti tiket kereta atau pesawat yang sudah jauh-jauh hari dibeli takut kehabisan,” ujar Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Suroyo Alimoeso kemarin.

Meski begitu, Soeroyo menyebut, pihaknya telah meminta perusahaan otobus untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang, sebab di moda kreta api diperkirakan mengalami penurunan. Penurunan muatan itu akibat PT KA harus mematuhi batas toleransi angkutan penumpang. “Kita mengantisipasi beralihnya penumpang kereta api yang diprediksi menurun,” cetusnya.

Seperti diketahui pemerintah memberikan batasan toleransi penumpang kereta api selama lebaran, yaitu untuk kelas ekonomi 150 persen dan bisnis 125 persen. Dengan begitu untuk kereta kelas ekonomi penambahan penumpang maksimal 50 persen dari seat yang ada, sementara bisnis 25 persen. Sementara untuk eksekutif, tidak ada batas toleransi karena tidak boleh ada yang berdiri.

Soeroyo menambahkan, pada musim mudik lebaran 2011 ini, bus antarkota antarpropinsi (AKAP) siap mengantisipasi hal itu dengan menyiapkan bus sebanyak 34.600 unit. Itu merupakan akumulasi jumlah bus dari 12 provinsi. “Yang terpenting dan harus benar-benar dijaga adalah kelancaran lalu lintasnya,” kata dia.

Sebab kelancaran lalu lintas itu sangat menentukan pergerakan bus yang sedang beroperasi. Pihaknya berharap perjalanan di darat tidak ada gangguan sehingga bus bisa bolak-balik dengan lancar dan mampu mengangkut penumpang dengan maksimal.”Pengemudi bus harus hati-hati karena banyak pemudik yang menggunakan sepeda motor, jangan ugal-ugalan,” sarannya.

Lebih lanjut Suroyo menjelaskan bahwa kondisi jalan tahun ini, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum,Djoko Murjanto, pada H-15 sejumlah jembatan dan fly over (FO) yang baru dibangun dan sedang diperbaiki sudah bisa fungsional dan dioperasikan. “Pasar tumpah juga banyak yang sudah pake fly over sehingga dapat mengurangi macet,” ungkapnya.

Tak hanya itu saja, lanjut Soeroyo, jumlah ruas jalan di jalur utara sudah semakin lebar. Yang  tadinya hanya dua lajur, kini sebagian besar sudah menjadi tiga atau empat lajur. Untuk jalur selatan diperkirakan tingkat kemacetan akan semakin berkurang. “Contohnya di kawasan Nagrek sudah dipangkas ketinggiannya dari 17 meter lebih landai menjadi delapan meter,” tambahnya.

Sementara itu, Dirut PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), Jusabella Sahea mengatakan pihaknya akan mengerahkan 27 kapal penumpang untuk mengantisipasi Lebaran 2011. Armada tersebut terdiri dari 13 unit kapal penumpang tipe 2000 dan 3000, sembilan unit tipe 1000, tiga unit tipe 500 serta dua kapal ro-ro dengan total kapasitas 51.048 seat. “Pelni membuka loket mulai H-30 sebelum keberangkatan,” terangnya.
Pada lebaran tahun ini pihaknya hanya menargetkan kenaikan jumlah penumpang sebesar dua persen. Itu berdasar perkembangan dari tahun ke tahun dimana moda transportasi laut cukup tertekan akibat bersaing dengan moda transportasi udara atau bus. “Kami memang memasang target rendah, ini karena melihat pengalaman tahun lalu. Sampai H-3 saja, maskapai masih jual tiket hampir sama dengan Pelni. Sehingga target dua persen wajar. Bahkan pada 2009-2010 penumpang angkutan Lebaran tercatat turun,” jelasnya. (wir/jpnn)

Transportasi Massal Kian Terkikis

Perhatian pemerintah selama ini dalam bidang transportasi tidak serius bahkan kebijakannya dalam masalah tersebut lebih memihak pada orang kaya daripada memihak pada kepentingan transportasi umum.

“Transportasi massal kian hari kian terkikis. Padahal undang-undang telah mengamanatkan untuk memprioritaskan hal itu. Justru kebijakan pemerintah kita malah transportasi pribadi, lebih berorientasi pada orang kaya,” kata anggota Komisi V DPR Yudi Widiana Adia kepada Rakyat Merdeka Online (grup Sumut Pos), (Rabu, 10/8).

Yudi melihat kebijakan transportasi massal tidak jelas dan tegas. Ini bisa dilihat bahwa yang tumbuh dan berkembang, terutama di kota-kota besar termasuk Jakarta, justru angkutan umum yang tidak ‘massal’, seperti taksi yang kapasitasnya terbatas.

“Dulu banyak angkutan massal seperti bus Mayasari dan Kopaja. Sekarang sepertinya hilang. Justru yang menjamur malahan taksi dan kendaraan motor pribadi, baik mobil maupun sepeda motor,” cetus politikus PKS ini.

Oleh karenanya, ia meminta agar pemerintah serius menangani persoalan transportasi yang masih semrawut ini. Kebijakan pemerintah tidak hanya diminta untuk memperhatikan angkutan massal saja, tetapi juga memprioritaskan angkutan barang. Karena itu, perlu revitalisasi insfratuktur, termasuk pelabuhan dan bandar udara.

“Pemerintah harus serius. Angkutan barang ke pelabuhan dan aksesnya juga masih ada persoalan, termasuk juga bandara. Bandara kita hanya bisa mengakut 12.000 orang/per hari. Padahal dari yang dibutuhkan 40.000 orang per hari,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum merasa percaya diri dengan kelancaran arus mudik dan arus balik lebaran 2011. Hal tersebut seiring dengan hampir rampungnya pengerjaan ruas jalan yang akan digunakan sebagai jalur mudik.
“Sudah siap semuanya, sampai sekarang sudah sekitar 95 persen. Diharapkan nanti mendekati lebaran sudah selesai 100 persen,” ujar Dirjen Bina Marga Pekerjaan Umum, Joko Muryanto, saat memaparkan mengenai kesiapan infrastruktur jalan dan jembatan mendukung jalur lebaran 2011, Kamis (4/8).

Dijelaskannya, pengerjaan bangunan jalan ditargetkan selesai pada pertengahan bulan Agustus. Karena pada hari-hari itu, warga dari berbagai daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah mulai mudik. Sementara pekerjaan dihentikan agar jalan fungsional, para tenaga kerja, alat-alat, maupun material bangunan sementara waktu dihentikan dan dipinggirkan dari badan jalan.  (zul/dem/jpnn)

Sebanyak 34.600 Bus Disiapkan untuk Mudik

Transportasi udara dan kereta api menjadi angkutan massal favorit para pemudik menuju kampung halamannya dalam merayakan Lebaran. Tak heran tiket kedua moda tersebut selalu habis lebih dulu. Sementara moda transportasi bus cenderung menjadi pilihan terakhir.

“Memang dari segi kecepatan dan kenyamanan moda bus ini kalah dibanding pesawat atau kereta. Tak heran tiketnya masih banyak, biasanya baru akan ramai terjual kalau sudah mendekati hari-H. Tidak seperti tiket kereta atau pesawat yang sudah jauh-jauh hari dibeli takut kehabisan,” ujar Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Suroyo Alimoeso kemarin.

Meski begitu, Soeroyo menyebut, pihaknya telah meminta perusahaan otobus untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang, sebab di moda kreta api diperkirakan mengalami penurunan. Penurunan muatan itu akibat PT KA harus mematuhi batas toleransi angkutan penumpang. “Kita mengantisipasi beralihnya penumpang kereta api yang diprediksi menurun,” cetusnya.

Seperti diketahui pemerintah memberikan batasan toleransi penumpang kereta api selama lebaran, yaitu untuk kelas ekonomi 150 persen dan bisnis 125 persen. Dengan begitu untuk kereta kelas ekonomi penambahan penumpang maksimal 50 persen dari seat yang ada, sementara bisnis 25 persen. Sementara untuk eksekutif, tidak ada batas toleransi karena tidak boleh ada yang berdiri.

Soeroyo menambahkan, pada musim mudik lebaran 2011 ini, bus antarkota antarpropinsi (AKAP) siap mengantisipasi hal itu dengan menyiapkan bus sebanyak 34.600 unit. Itu merupakan akumulasi jumlah bus dari 12 provinsi. “Yang terpenting dan harus benar-benar dijaga adalah kelancaran lalu lintasnya,” kata dia.

Sebab kelancaran lalu lintas itu sangat menentukan pergerakan bus yang sedang beroperasi. Pihaknya berharap perjalanan di darat tidak ada gangguan sehingga bus bisa bolak-balik dengan lancar dan mampu mengangkut penumpang dengan maksimal.”Pengemudi bus harus hati-hati karena banyak pemudik yang menggunakan sepeda motor, jangan ugal-ugalan,” sarannya.

Lebih lanjut Suroyo menjelaskan bahwa kondisi jalan tahun ini, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum,Djoko Murjanto, pada H-15 sejumlah jembatan dan fly over (FO) yang baru dibangun dan sedang diperbaiki sudah bisa fungsional dan dioperasikan. “Pasar tumpah juga banyak yang sudah pake fly over sehingga dapat mengurangi macet,” ungkapnya.

Tak hanya itu saja, lanjut Soeroyo, jumlah ruas jalan di jalur utara sudah semakin lebar. Yang  tadinya hanya dua lajur, kini sebagian besar sudah menjadi tiga atau empat lajur. Untuk jalur selatan diperkirakan tingkat kemacetan akan semakin berkurang. “Contohnya di kawasan Nagrek sudah dipangkas ketinggiannya dari 17 meter lebih landai menjadi delapan meter,” tambahnya.

Sementara itu, Dirut PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), Jusabella Sahea mengatakan pihaknya akan mengerahkan 27 kapal penumpang untuk mengantisipasi Lebaran 2011. Armada tersebut terdiri dari 13 unit kapal penumpang tipe 2000 dan 3000, sembilan unit tipe 1000, tiga unit tipe 500 serta dua kapal ro-ro dengan total kapasitas 51.048 seat. “Pelni membuka loket mulai H-30 sebelum keberangkatan,” terangnya.
Pada lebaran tahun ini pihaknya hanya menargetkan kenaikan jumlah penumpang sebesar dua persen. Itu berdasar perkembangan dari tahun ke tahun dimana moda transportasi laut cukup tertekan akibat bersaing dengan moda transportasi udara atau bus. “Kami memang memasang target rendah, ini karena melihat pengalaman tahun lalu. Sampai H-3 saja, maskapai masih jual tiket hampir sama dengan Pelni. Sehingga target dua persen wajar. Bahkan pada 2009-2010 penumpang angkutan Lebaran tercatat turun,” jelasnya. (wir/jpnn)

Transportasi Massal Kian Terkikis

Perhatian pemerintah selama ini dalam bidang transportasi tidak serius bahkan kebijakannya dalam masalah tersebut lebih memihak pada orang kaya daripada memihak pada kepentingan transportasi umum.

“Transportasi massal kian hari kian terkikis. Padahal undang-undang telah mengamanatkan untuk memprioritaskan hal itu. Justru kebijakan pemerintah kita malah transportasi pribadi, lebih berorientasi pada orang kaya,” kata anggota Komisi V DPR Yudi Widiana Adia kepada Rakyat Merdeka Online (grup Sumut Pos), (Rabu, 10/8).

Yudi melihat kebijakan transportasi massal tidak jelas dan tegas. Ini bisa dilihat bahwa yang tumbuh dan berkembang, terutama di kota-kota besar termasuk Jakarta, justru angkutan umum yang tidak ‘massal’, seperti taksi yang kapasitasnya terbatas.

“Dulu banyak angkutan massal seperti bus Mayasari dan Kopaja. Sekarang sepertinya hilang. Justru yang menjamur malahan taksi dan kendaraan motor pribadi, baik mobil maupun sepeda motor,” cetus politikus PKS ini.

Oleh karenanya, ia meminta agar pemerintah serius menangani persoalan transportasi yang masih semrawut ini. Kebijakan pemerintah tidak hanya diminta untuk memperhatikan angkutan massal saja, tetapi juga memprioritaskan angkutan barang. Karena itu, perlu revitalisasi insfratuktur, termasuk pelabuhan dan bandar udara.

“Pemerintah harus serius. Angkutan barang ke pelabuhan dan aksesnya juga masih ada persoalan, termasuk juga bandara. Bandara kita hanya bisa mengakut 12.000 orang/per hari. Padahal dari yang dibutuhkan 40.000 orang per hari,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum merasa percaya diri dengan kelancaran arus mudik dan arus balik lebaran 2011. Hal tersebut seiring dengan hampir rampungnya pengerjaan ruas jalan yang akan digunakan sebagai jalur mudik.
“Sudah siap semuanya, sampai sekarang sudah sekitar 95 persen. Diharapkan nanti mendekati lebaran sudah selesai 100 persen,” ujar Dirjen Bina Marga Pekerjaan Umum, Joko Muryanto, saat memaparkan mengenai kesiapan infrastruktur jalan dan jembatan mendukung jalur lebaran 2011, Kamis (4/8).

Dijelaskannya, pengerjaan bangunan jalan ditargetkan selesai pada pertengahan bulan Agustus. Karena pada hari-hari itu, warga dari berbagai daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah mulai mudik. Sementara pekerjaan dihentikan agar jalan fungsional, para tenaga kerja, alat-alat, maupun material bangunan sementara waktu dihentikan dan dipinggirkan dari badan jalan.  (zul/dem/jpnn)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/