28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Banjir Psp dan Madina Indikasi Perambahan Hutan

Foto: Istimewa
Aparat kepolisian turun tangan membersihkan pemukiman warga dari terjangan banjir akibat meluapnya Aek Batang Ayumi di Padangsidimpuan, Senin (27/3/2017).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Banjir bandang yang menerpa Padang Sidimpuan dan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) beberapa waktu lalu menyisakan pertanyaan, apakah bencana ini faktor alam atau karena perambahan hutan.

Poldasu pun telah dibentuk tim untuk mengusut apa sebenarnya yang terjadi. Mencari tahu kejadian di hulu sungai guna mengecek apakah banjir bandang faktor perambahan hutan. “Tim sudah dibentuk untuk menyelidiki apa penyebab banjir bandang, saat ini sedang diselidiki di hulu sungai apa yang terjadi. Namun kita belum bisa menyatakan itu perambahan hutan,” ungkap Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Rina Sari Ginting kepada Sumut Pos, Kamis (30/3).

Untuk mengungkap hal itu, Poldasu akan melakukan cek lapangan guna melihat apakah kawasan yang dirambah hutan lindung atau bukan. “Tak berarti batang-batang kayu yang ikut di banjir bandang itu langsung menegaskan itu akibat perambahan hutan. Intinya perlu penyelidikan lebih mendalam untuk membuktikannya,” terang Rina.

Dia pun memohon dukungan agar penyelidikan soal banjir bandang di Padangsidimpuan dan Madina segera terungkap. “Kepada masyarakat mohon dukungan dan bersabar, kita akan telusuri apa penyebabnya,” sebut Rina.

Kembali, Poldasu mengirimkan bantuan kemanusian ke Madina dan Padangsidimpuan. Bantuan itu merupakan sumbangsih pejabat utama Poldasu atas arahan Kapoldasu. “Bantuan yang diberikan berupa beras, gula, minyak goreng, indomie, pakaian, alat sholat, roti, susu, sarung dan buku sebanyak 6 truk,” ujar Rina di halaman Mapolda Sumut.

Foto: Istimewa
Aparat kepolisian turun tangan membersihkan pemukiman warga dari terjangan banjir akibat meluapnya Aek Batang Ayumi di Padangsidimpuan, Senin (27/3/2017).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Banjir bandang yang menerpa Padang Sidimpuan dan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) beberapa waktu lalu menyisakan pertanyaan, apakah bencana ini faktor alam atau karena perambahan hutan.

Poldasu pun telah dibentuk tim untuk mengusut apa sebenarnya yang terjadi. Mencari tahu kejadian di hulu sungai guna mengecek apakah banjir bandang faktor perambahan hutan. “Tim sudah dibentuk untuk menyelidiki apa penyebab banjir bandang, saat ini sedang diselidiki di hulu sungai apa yang terjadi. Namun kita belum bisa menyatakan itu perambahan hutan,” ungkap Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Rina Sari Ginting kepada Sumut Pos, Kamis (30/3).

Untuk mengungkap hal itu, Poldasu akan melakukan cek lapangan guna melihat apakah kawasan yang dirambah hutan lindung atau bukan. “Tak berarti batang-batang kayu yang ikut di banjir bandang itu langsung menegaskan itu akibat perambahan hutan. Intinya perlu penyelidikan lebih mendalam untuk membuktikannya,” terang Rina.

Dia pun memohon dukungan agar penyelidikan soal banjir bandang di Padangsidimpuan dan Madina segera terungkap. “Kepada masyarakat mohon dukungan dan bersabar, kita akan telusuri apa penyebabnya,” sebut Rina.

Kembali, Poldasu mengirimkan bantuan kemanusian ke Madina dan Padangsidimpuan. Bantuan itu merupakan sumbangsih pejabat utama Poldasu atas arahan Kapoldasu. “Bantuan yang diberikan berupa beras, gula, minyak goreng, indomie, pakaian, alat sholat, roti, susu, sarung dan buku sebanyak 6 truk,” ujar Rina di halaman Mapolda Sumut.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/