JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Anda suka bahari? Suka juga dengan sejarah? Bila jawabnya iya, berarti Anda tergolong orang yang wajib pergi berjalan-jalan wisata ke Kepulauan Tidore, Maluku Utara, 10 April 2017. Ada parade perahu bernama Parade Juanga yang bisa dinikmati di sana.
Soal pesona bahari, Tidore Maluku Utara ini adalah salah satu surganya. Pulau-pulaunya indah. Pasir putih. Laut jernih membiru. Di bagian pantai, Tidore juga tak kalah memesonanya. Pantainya yang cantik jadi lahan subur bagi tanaman mangrove atau bakau yang kemudian dibuka menjadi tempat wisata.
Daerah yang dikenal dengan kesenian bambu gila ini di antaranya memiliki surga bawah laut di Failonga. Pulau failonga punya sejuta pesona keindahan bahwa laut, dari beragam terumbu karang sehat sampai ikan hiu dapat ditemukan sampai kedalaman 30 meter.
Itu baru baharinya. Sejarah Tidore juga tak kalah seru untuk disimak. Perlawanan heroik masyarakat dan Kesultanan Tidore saat menghadapi Belanda dengan VOC-nya, masih terekam jelas di sana. Bahkan masyarakat dan Kesultanan Tidore masih konsisten menggelar gelaran parade perahu yang bernama Parade Juanga.
Di sini, pesona bahari dan sejarah Tidore bisa disaksikan secara bersamaan. Dan untuk tahun ini, parade itu dijadikan rangkaian acara menyambut Festival Tidore 2017. Agendanya sudah dimatangkan. Evennya pun sudah siap digelar 10 April 2017.
“Parade ini digelar untuk memperingati keperkasaan armada Juanga Kesultanan Tidore yang kala itu dipimpin Sultan Nuku dalam melawan penjajah asing, parade ini akan sangat menarik untuk wisatawan,” kata Sultan Tidore Husain Sjah pada acara launching Festival Tidore 2017 di Gedung Kementerian Pariwisata, Jakarta, Rabu (5/4) malam.
Dalam sejarah Tidore, tercatat perjuangan Kesultanan melawan VOC (Belanda) yang ingin memonopoli perdagangan cengkeh di daerah itu pada abad 16. Upaya monopoli oleh Belanda itu dikenal dengan ekspedisi Hongi, yang memicu perlawanan hebat dari Kesultanan Tidore.
Lebih lanjut Sultan menerangkan, acara itu akan diikuti sekitar 100 perahu juanga. Seluruh armada itu akan mengelilingi wilayah teritorial Kesultanan Tidore dan Ternate. “Seluruh Juanga itu milik masyarakat Tidore,” ujar Sultan. Tak sekedar berkeliling, rombongan armada juang itu sejatinya melakukan napak tilas perjuangan armada perang Tidore di masa lalu. Napak tilas itu dikenal dengan ritual yang bernama Lufu Kie.
“Melalui parade ini, kami ingin menghidupkan semangat perjuangan kesultanan Tidore dalam konteks kekinian, tentunya juga menjadi daya tarik pariwisata,” papar Sultan.Parade Juanga ini akan menjadi bagian dari Festival Tidore 2017, yang acara puncaknya akan dilangsungkan pada 10-11 April mendatang. Kali ini Festival Tidore 2017 mengangkat tema “Merawat Tradisi, Mempertegas Jati Diri Bangsa Maritim”.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik penyelenggaraan rangkaian acara Festival Tidore ini. Ia berpesan agar culture values yang kental dalam acara ini harus diiringi juga oleh economic values. “Jadi kebudayaan itu juga harus menyejahterakan rakyat,” ujar mantan Direktur Utama PT Telkom itu.
Sebagai informasi, pemerintah Kota Tidore Kepulauan tahun ini menargetkan kunjungan wisatawan sebesar 20.500 orang. Target ini menunjukkan peningkatan dari pencapaian jumlah kunjungan wisatawan tahun 2016 yang sebesar 15.800 orang. (rel)