MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua organisasi kepemudaan (OKP) bentrok di Jalan Gajah Simpang Jalan Musang, Kelurahan Pandau Hulu, Medan Perjuangan, Kamis (27/4) petang. Dua orang dilaporkan kena tikam.
Korban yakni Amz, Ketua Sub Rayon OKP berseragam loreng hijau, biru dan hitam. Ia menderita luka tikaman di perut serta luka sayatan di jari tangan. Keningnya juga mengalami luka memar akibat lemparan batu.
Berikutnya, TM (43) anggota OKP berseragam loreng hitam orange yang menetap di Jalan Rakyat, Medan Perjuangan. Dia menderita luka sayatan pisau di pergelangan tangannya.
Karena sama-sama mengalami luka, kedua kubu sama-sama datang ke Polrestabes Medan untuk membuat laporan.
Dari pengakuan Putra dan 2 temannya saat menemani Amz membuat laporan di SPKT Polrestabes Medan, sebenarnya penjagaan area pembangunan gedung yayasan itu telah diserahkan pemilik bangunan kepada pihaknya.
“Gara-gara jaga lahan bangunan di Jalan Gajah, bang. Mereka (kubu lawan) gak senang karena dikuasai dan dijaga oleh Amz. Terus, dia diserang sama mereka yang berjumlah sekitar 15 orang. Mereka semua pakai baju OKP,” kata Putra dan dua temannya yang salah satunya mengaku sebagai adik ipar dari Amz.
Mereka mengatakan, Amz sempat dikejar-kejar lalu ditikam perutnya menggunakan pisau. “Ditikam perutnya pakai pisau, kepala bagian kening si Amrizal dihantam pakai batu sama mereka,” sambungnya.
Namun keterangan ini berbeda dengan keterangan OKP kubu TM yang juga melapor atas luka sayatan benda tajam di pergelangan tangannya. Menurut TM, dia terluka saat melerai pergumulan antara Amz dan temannya.
“Saat itu, si Amz itu yang bawa pisau dan bawa temannya boncengan 3 kereta. Mereka menyerang kami. Saat itu langsung saya lerai, tapi malah kena pisau tangan saya sampai berdarah begini,” katanya.
Diakuinya, selama ini OKP yang diketuai Amz yang menjaga dan mengutip uang keamanan serta jaga malam di sana. Padahal, lanjut TM, wilayah itu masuk wilayah kekuasaan OKP-nya. Sehingga terjadilah pengambilalihan lahan.
“Awalnya yang dikasih uang sama pemilik rumah dan bangunan itu memang si Amz itu. Orang kami meributi, karena bukan wilayah mereka. Masak diambil si Amz. Berarti dia (Amz) mengganggu periuk (pendapatan) orang,” terang TM. (bbs/sor/ras)