26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Bebaskan Sampah di Destinasi Wisata Halal Lombok

Presiden Jokowi di Lombok. Destinasi wisata halal terbaik di dunia ini sedang berjibaku dengan persoalan sampah.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengantongi predikat sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia sedang berjibaku dengan persoalan sampah. Sebagai destinasi wisata, pulau di sebelah timur Bali itu harus bisa tampil bersih.

Kamis, 13 April 2017 lalu, tiga menteri juga sibuk mencari solusi soal sampah Bali. Mereka itu adalah Menkomar Luhut Binsar Pandjaitan, Menpar Arief Yahya dan Menhub Budi Karya Sumadi, yang mencari soluai sampah di Bali itu. Bahkan mereka juga mengundang Jakpro Jakarta Propertindo dan satu perusahaan pemgolah sampah di Benowo, Surabaya.

Namun, bersih saja belum cukup. Person in Charge (PIC) Mandalika dari Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) T Rahmadi mengatakan, pada Kamis (13/4) ada rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Kemaritiman. Menurutnya, upaya menangani sampah di Pulau Lombok perlu melibatkan masyarakat.

Rahmadi mengaku telah berdiskusi dengan pakar dari Eco Green Nusantara untuk manajemen pengelolaan sampah. “Eco Green Nusantara adalah sebuah wirausaha sosial yang bergerak dalam bidang pengolahan sampah di NTB,” ujar Rahmadi.

Lombok menjadi destinasi wisata halal terbaik di dunia.

Menurutnya, Eco Green Nusantara sudah menunjukkan capaian positif dalam pengelolaan sampah melalui program Bank Sampah Bintang Sejahtera NTB. Program itu tersebar di lima kabupaten/kota di Lombok.

“Ada pula recycle center (pusat daur ulang, red) di Kota Mataram, NTB. Eco Green bertujuan untuk menjaga lingkungan sekaligus membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat pada pelestarian lingkungan serta pengembangan ekonomi masyarakat desa melalui usaha pengolahan sampah,” tuturnya.

Rahmadi menambahkan, kosep itu bisa diterapkan di lokasi-lokasi wisata. “Eco Green  mencoba untuk mengusulkan quick win pengelolaan sampah di kawasan wisata,” sebutnya.

Rahmadi juga menyampaikan kabar baik tentang perkembangan amenitas di lingkar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Menurutnya, jumlah homestay di lingkar KEK Mandalika terus bertambah.

Hingga 13 April 2017, total ketersediaan homestay sudah mencapai 708 ruang. “Ini sesuai data updated yang kami peroleh dari Tim Relawan Lombok Tourism Forum di lapangan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Lombok menyabet dua penghargaan serius dari ajang World Halal Tourism Award 2016. Dua penghargaan itu adalah World’s Best Halal Beach Resort untuk Novotel Lombok Resort & Villas, serta World’s Best Halal Travel Website bagi www.wonderfullomboksumbawa.com . (rel)

Presiden Jokowi di Lombok. Destinasi wisata halal terbaik di dunia ini sedang berjibaku dengan persoalan sampah.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengantongi predikat sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia sedang berjibaku dengan persoalan sampah. Sebagai destinasi wisata, pulau di sebelah timur Bali itu harus bisa tampil bersih.

Kamis, 13 April 2017 lalu, tiga menteri juga sibuk mencari solusi soal sampah Bali. Mereka itu adalah Menkomar Luhut Binsar Pandjaitan, Menpar Arief Yahya dan Menhub Budi Karya Sumadi, yang mencari soluai sampah di Bali itu. Bahkan mereka juga mengundang Jakpro Jakarta Propertindo dan satu perusahaan pemgolah sampah di Benowo, Surabaya.

Namun, bersih saja belum cukup. Person in Charge (PIC) Mandalika dari Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) T Rahmadi mengatakan, pada Kamis (13/4) ada rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Kemaritiman. Menurutnya, upaya menangani sampah di Pulau Lombok perlu melibatkan masyarakat.

Rahmadi mengaku telah berdiskusi dengan pakar dari Eco Green Nusantara untuk manajemen pengelolaan sampah. “Eco Green Nusantara adalah sebuah wirausaha sosial yang bergerak dalam bidang pengolahan sampah di NTB,” ujar Rahmadi.

Lombok menjadi destinasi wisata halal terbaik di dunia.

Menurutnya, Eco Green Nusantara sudah menunjukkan capaian positif dalam pengelolaan sampah melalui program Bank Sampah Bintang Sejahtera NTB. Program itu tersebar di lima kabupaten/kota di Lombok.

“Ada pula recycle center (pusat daur ulang, red) di Kota Mataram, NTB. Eco Green bertujuan untuk menjaga lingkungan sekaligus membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat pada pelestarian lingkungan serta pengembangan ekonomi masyarakat desa melalui usaha pengolahan sampah,” tuturnya.

Rahmadi menambahkan, kosep itu bisa diterapkan di lokasi-lokasi wisata. “Eco Green  mencoba untuk mengusulkan quick win pengelolaan sampah di kawasan wisata,” sebutnya.

Rahmadi juga menyampaikan kabar baik tentang perkembangan amenitas di lingkar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Menurutnya, jumlah homestay di lingkar KEK Mandalika terus bertambah.

Hingga 13 April 2017, total ketersediaan homestay sudah mencapai 708 ruang. “Ini sesuai data updated yang kami peroleh dari Tim Relawan Lombok Tourism Forum di lapangan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Lombok menyabet dua penghargaan serius dari ajang World Halal Tourism Award 2016. Dua penghargaan itu adalah World’s Best Halal Beach Resort untuk Novotel Lombok Resort & Villas, serta World’s Best Halal Travel Website bagi www.wonderfullomboksumbawa.com . (rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/