BELAWAN, SUMUTPOS.CO -Pascapasang laut atau rob besar yang terjadi beberapa hari belakangan ini memberikan dampak buruk bagi nelayan di Belawan.
Hingga kini, ombak besar dan arus kuat masih mengancam para nelayan untuk melaut. Akibatnya, selain ancaman cuaca, nelayan akan mendapat hasil tangkap berkurang.
Hal tersebut dikatakan, Seketaris Bidang Infokom Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI) Sumut, Alfian MY kepada Sumut Pos, Selasa (2/5).
Menurut dia, setiap tahunnya bakal terjadi dua kali pasang besar, itu terjadi pada pertengahan tahun dan akhir tahun. Untuk itu, memberikan dampak buruk cuaca di laut. “Kalau sudah habis pasang, biasanya ombak besar dan arus kuat. Jadi, nelayan pasti kesulitan untuk melaut, selain melawan ombak yang besar, alat tangkap pukat mudah terlipat dan pancing melayang, sehingga hasil tangkapan menurun,” kata Alfian.
Dengan ini, nelayan lebih memilih untuk mengurungkan melaut, mengingat ancaman cuaca sangat berbahaya. Oleh karena itu, dampak ini akan mempengaruhi berkurangnya pasokan ikan di Gabion Belawan.
“Musim ini kita bilang musim paceklik ikan, dengan sedikitnya pasokan ikan di Gabion Belawan, maka harga ikan di pasaran pasti tinggi,” kata Alfian.
Di tempat lain, Kepala BMKG Maritim Belawan, Abdul Aziz membenarkan cuaca buruk dengan gelombang untuk wilayah Selat Malaka bagian Tengah.
“Diperkirakan cuaca berpeluang hujan pada malam hari, sehingga angin bertiup dari Barat hingga Barat Laut dengan kecepatan antara 2 knot hingga 10 knot. Artinya, gelombang laut mencapai 2 hingga 5 meter,” kata Abdul Aziz.
Lanjut Abdul Aziz, perkiraan cuaca itu terjadi sejak tanggal (3 -4/5). “Gelombang besar ini terjadi dua hari, jadi kita himbau kepada nelayan untuk berhati – hati melaut, karena dampak ini akan mengancam keselamatan nelayan,” ungkap Abdul Aziz. (fac/azw)