PADANGSIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO – NSS, bocah 7 tahun menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan IM (15), warga Desa Pintu Langit, Kecamatan Angkola Julu, Kota Padangsidimpuan. NSS digenjot di belakang sekolah. Akibatnya, korban trauma atas perlakuan bejat pelaku dan takut pergi ke sekolah.
“Saat ini, dia tidak mau sendirian ke sekolah, karena dia takut kepada pelaku yang saat ini masih bebas,” ujar AR (32) ayah kandung korban kepada wartawan, ketika dijumpai di kediamannya. Selain itu, anak ke dua dari tiga bersaudara tersebut jarang keluar rumah.
Sebelum kejadian, NSS selalu terlihat bermain dengan rekan-rekannya. Namun, saat ini keceriaan anaknya tetsebut sudah tidak ada. Dia hanya mau bermain di dalam rumah saja.
“Kadang, kami menyuruh dia keluar untuk bermain bersama temannya, tapi dia takut nampak sama pelaku,” tutur laki-laki yang bekerja sebagai petani tersebut.
Sambil meneteskan air mata, AR mengisahkan bahwa, NSS sebenarnya anak yang ceria, suka berteman, namun tidak cengeng.
Apabila kedua orang tuanya bekerja, dia ikut membantu kakak tertua untuk menjaga adeknya. Tapi saat ini, korban terkesan menjadi anak yang pemalu dan tidak punya kepercayaan diri.
Pernyataan yang sama juga datang dari HT (30) ibu kandung korban. Dia mengaku tidak terima dengan tindakan yang dilakukan korban kepada anaknya. HT Berharap kepada pihak kepolisian agar segera menahan pelaku, agar anak kandungnya tersebut tidak mengalami trauma yang berkepanjangan.”Saya meminta agar secepatnya ditahan, karena anak saya trauma melihatnya,” ujarnya.
Aksi bejat pelaku diketahaui setelah korban menceritakan peristiwa itu kepada AS (10), saudara kandungnya. Kemudian, AS menceritakannya kepada HT. Mendengar cerita dari kakak korban, ibu tiga orang anak itu menghubungi suaminya dan langsung membuat laporan ke Mapolres Kota Padangsidimpuan.
AR(32), orang tua laki-laki korban mengatakan, peristiwa itu terjadi pada saat NSS sedang bermain di halaman sekolah tidak jauh dari lokasi rumahnya.
Saat itu, pelaku langsung mendatangi korban dan memberikan keripik sambal. “Selanjutnya, pelaku langsung memaksa anak saya ke belakang sekolah dan mencabulinya,” ujarnya.
Kasat Reskrim Polres Kota Padangsidimpuan, AKP Zul Effendi mengatakan, sebelum melakukan aksi bejatnya tersebut, pelaku memberi korban keripik sambal.
“Dia membujuk korban dengan keripik sambal, selanjutnya, pelaku memaksa korban untuk ke belakang sekolah,” ujarnya.
Dijelaskannya, alasan pihak kepolisian belum melakukan penahanan terhadap pelaku, sebab, antara orangtua korban dan pelaku sudah berencana membuat perdamaian.
“Kedua orangtua mereka berencana berdamai, makanya kami belum menahan pelaku,” tandasnya. Ditegaskannya, apabila tidak ada perdamaian, maka mereka langsung melakukan penahanan. (sdn/smg)