30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sumut-Aceh Temui KONI Pusat

Perwakilan Sumut dan Aceh saat menggelar rapat di kantor KONI Pusat.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 baru berlangsung tahun lalu. Edisi berikutnya masih akan berlangsung tiga tahun lagi di Papua. Tetapi geliat pencalonan tuan rumah dua edisi ke depan mulai berlangsung. Kali ini, Sumatera Utara yang kalah bidding untuk tuan rumah 2020 kembali maju dengan menggandeng provinsi tetangga, Aceh.

Bertempat di kantor KONI Pusat, Senayan, Jakarta, kemarin (9/6) kedua perwakilan KONI Sumut dan Aceh menyampaikan rencana besar mereka tersebut. Secara resmi mereka mendeklarasikan diri maju dalam perebutan calon tuan rumah edisi PON 2024. Pendaftaran saat ini memang belum dibuka.

Rencananya baru September mendatang mekanisme pendaftaran dibuka KONI Pusat. Sedangkan, mereka punya waktu satu tahun hingga September 2018 untuk melakukan pendekatan dengan para pemangku kebijakan KONI daerah yang lain. ”Secara lisan mayoritas KONI Sumatera sudah dukung kami,” terang John Ismadi Lubis, Ketua Umum KONI Sumut kepada wartawan kemarin.

Menurutnya, langkah besar yang tengah dijalankan tim Sumut-Aceh semata agar provinsi mereka bisa mendapatkan pemerataan infrastruktur olahraga di daerah masing-masing. Sebagaimana diketahui PON menjadi ajang bagi daerah untuk membangun infrastruktur olahraga.

Terlebih lagi, Sumut menjadi salah satu provinsi dengan infrastruktur olahraga yang cukup terbelakang. Di Kota Medan saja, ibukota Sumut itu masih mengandalkan Stadion Teladan yang juga merupakan venue PON III/1953.

”Kami sudah menyiapkan area 50 hektar untuk rencana pembangunan sport center di kawasan dekat bandara Kualanamu,” sebutnya. Namun, hingga kini, rencana proyek tersebut belum masuk dalam tahap perizinan. Padahal itu akan menjadi dasar penting buat Sumut membangun infrastruktur penting penunjang gelaran PON.

Sementara itu, Kamarudin Abu Bakar, Ketua Harian KONI Aceh menegaskan langkah mereka berkolaborasi dengan Sumut karena mereka ingin kembali menjadi bagian pembinaan olahraga di tanah air. Terkait keamanan, Abu menggaransi bahwa Aceh saat ini sudah kondusif.

”Saya berani jamin itu, tidak ada lagi anarkis di Aceh, tidak ada lagi isu perpecahan,” terangnya. Rencananya dana Rp6 miliar bakal dianggarkan kedua KONI Provinsi. Rinciannya yakni Rp1 M untuk biaya pendaftaran sedangkan sisanya dialokasikan sebagai bank garansi. (nap/jpnn/don)

Perwakilan Sumut dan Aceh saat menggelar rapat di kantor KONI Pusat.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 baru berlangsung tahun lalu. Edisi berikutnya masih akan berlangsung tiga tahun lagi di Papua. Tetapi geliat pencalonan tuan rumah dua edisi ke depan mulai berlangsung. Kali ini, Sumatera Utara yang kalah bidding untuk tuan rumah 2020 kembali maju dengan menggandeng provinsi tetangga, Aceh.

Bertempat di kantor KONI Pusat, Senayan, Jakarta, kemarin (9/6) kedua perwakilan KONI Sumut dan Aceh menyampaikan rencana besar mereka tersebut. Secara resmi mereka mendeklarasikan diri maju dalam perebutan calon tuan rumah edisi PON 2024. Pendaftaran saat ini memang belum dibuka.

Rencananya baru September mendatang mekanisme pendaftaran dibuka KONI Pusat. Sedangkan, mereka punya waktu satu tahun hingga September 2018 untuk melakukan pendekatan dengan para pemangku kebijakan KONI daerah yang lain. ”Secara lisan mayoritas KONI Sumatera sudah dukung kami,” terang John Ismadi Lubis, Ketua Umum KONI Sumut kepada wartawan kemarin.

Menurutnya, langkah besar yang tengah dijalankan tim Sumut-Aceh semata agar provinsi mereka bisa mendapatkan pemerataan infrastruktur olahraga di daerah masing-masing. Sebagaimana diketahui PON menjadi ajang bagi daerah untuk membangun infrastruktur olahraga.

Terlebih lagi, Sumut menjadi salah satu provinsi dengan infrastruktur olahraga yang cukup terbelakang. Di Kota Medan saja, ibukota Sumut itu masih mengandalkan Stadion Teladan yang juga merupakan venue PON III/1953.

”Kami sudah menyiapkan area 50 hektar untuk rencana pembangunan sport center di kawasan dekat bandara Kualanamu,” sebutnya. Namun, hingga kini, rencana proyek tersebut belum masuk dalam tahap perizinan. Padahal itu akan menjadi dasar penting buat Sumut membangun infrastruktur penting penunjang gelaran PON.

Sementara itu, Kamarudin Abu Bakar, Ketua Harian KONI Aceh menegaskan langkah mereka berkolaborasi dengan Sumut karena mereka ingin kembali menjadi bagian pembinaan olahraga di tanah air. Terkait keamanan, Abu menggaransi bahwa Aceh saat ini sudah kondusif.

”Saya berani jamin itu, tidak ada lagi anarkis di Aceh, tidak ada lagi isu perpecahan,” terangnya. Rencananya dana Rp6 miliar bakal dianggarkan kedua KONI Provinsi. Rinciannya yakni Rp1 M untuk biaya pendaftaran sedangkan sisanya dialokasikan sebagai bank garansi. (nap/jpnn/don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/