PADANGSIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO – Pascagempa 5,5 SR yang mengguncang Kota Padangaidimpuan dan sekitarnya, Jumat (14/7/2017) pagi, sore hari ini pukul 17:13 WIB, wilayah Kota Padangsidimpuan kembali diguncang gempabumi tektonik susulan.
“Analisis BMKG menunjukkan, gempabumi berkekuatan M=4.6 dengan posisi episenter pada koordinat 1,41 LU dan 99,26 BT, tepatnya di darat pada jarak 6 km arah Baratlaut dari Padangsidempuan, Sumatera Utara, pada kedalaman 10 km,” kata Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan, Edison Kurniawan, S.Si, M.Si, dalam rilisnya yang diterima SUMUTPOS.CO.
Berdasarkan hasil analisis pada peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di PadangsidImpuan dan Sipirok dengan intensitas gempabumi II SIG-BMKG (III MMI).
Gempabumi ini adalah rangkaian gempabumi susulan setelah dipicu kejadian gempabumi utama M5.0 yang terjadi pada pukul 08:25:16 WIB . Gempa pada Jumat pagi menyebabkan kerusakan rumah ringan hingga berat di beberapa di desa di wilayah Kota Padangsidempuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan. Dan hingga pukul 17.30 WIB telah terjadi lima kali gempabumi susulan.
Dari hasil observasi BBMKG Wilayah I Medan, gempabumi ini berada pada zona Sesar Sumatera pada Segmen Angkola.
“Karakteristik sinyal gempabumi ini menunjukkan gempabumi tektonik. Dari kedalaman hiposenternya gempabumi ini merupakan jenis gempabumi tektonik dangkal pada lapisan kerak bumi. Mekanisme sumber gempabumi diperkirakan strike slip sesuai mekanisme dari sistem sesar Sumatera,” kata Edison.
Kepada masyarakat di sekitar wilayah Kota Padangsidimpuan, dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak bertanggungjawab.
Masyarakat juga dihimbau untuk mengikuti arahan Pemerintah daerah melalui BPBD dan mengikuti perkembangan informasi gempabumi susulan dari BMKG. Khusus masyarakat di daerah pesisir pantai barat Sumatera Utara dan sekitarnya dihimbau agar tidak terpancing isu mengingat gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami. (rel/mea)