SUMUTPOS.CO – Cuaca buruk dalam sepekan ini membuat sejumlah nelayan tradisional Kecamatan Teluk Mengkudu enggan melaut. Akibatnya, harga ikan dipasar tradisional melambung tinggi. Itu dapat dirasakan oleh masyarakat dengan naiknya harga ikan dipasar.
“Sekarang ombak sedang pasang tinggi. Sudah hampir sepekan ini nelayan tradisional di Kecamatan Telukmengkudu enggan melaut. Cuaca buruk tersebut membuat mereka tidak bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terpaksa mereka harus bekerja mocok-mocok diluar,” kata Zainal (65) warga nelayan sekitar.
Menunggu cuaca bagus, nelayang hanya bisa berdiam diri di rumah. “Curah hujan tinggi, angin juga kencang,” tutur Zainal.
Sementara, Ketua HNSI Kabupaten Sergai M Khaidir SE mengatakan, dengan kondisi cuaca yang tak menentu ini hal serupa juga dirasakan oleh seluruh nelayan yang ada di Kecamatan lain. Akibat dari kondisi cuaca sekarang ini, membuat pendapatan nelayan turun drastis. Itu membuat mereka tidak bisa melaut.
“Cuaca yang sangat ekstrim merupakan tantangan bagi para nelayan tradisional di Sergai. Dengan kondisi begitu, biasanya para nelayan memperbaiki perahu dan alat tangkap ikan (jala),” kata Khaidir.
Menurut Khaidir, dengan ombak disertai angin kencang dan petir, di sekitar perairan laut Sergai atau sekitar 1-2 mil dari permukaan air laut yang mencapai 2-3 meter cukup berbahaya bagi nelayan menggunakan sampan atau perahu berukuran kecil. “Kita doakan saja agar cuaca secepatnya membaik. Sehingga, para nelayan kecil ini kembali bisa melaut,” ujar Khaidir.(sur/ala)
SUMUTPOS.CO – Cuaca buruk dalam sepekan ini membuat sejumlah nelayan tradisional Kecamatan Teluk Mengkudu enggan melaut. Akibatnya, harga ikan dipasar tradisional melambung tinggi. Itu dapat dirasakan oleh masyarakat dengan naiknya harga ikan dipasar.
“Sekarang ombak sedang pasang tinggi. Sudah hampir sepekan ini nelayan tradisional di Kecamatan Telukmengkudu enggan melaut. Cuaca buruk tersebut membuat mereka tidak bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terpaksa mereka harus bekerja mocok-mocok diluar,” kata Zainal (65) warga nelayan sekitar.
Menunggu cuaca bagus, nelayang hanya bisa berdiam diri di rumah. “Curah hujan tinggi, angin juga kencang,” tutur Zainal.
Sementara, Ketua HNSI Kabupaten Sergai M Khaidir SE mengatakan, dengan kondisi cuaca yang tak menentu ini hal serupa juga dirasakan oleh seluruh nelayan yang ada di Kecamatan lain. Akibat dari kondisi cuaca sekarang ini, membuat pendapatan nelayan turun drastis. Itu membuat mereka tidak bisa melaut.
“Cuaca yang sangat ekstrim merupakan tantangan bagi para nelayan tradisional di Sergai. Dengan kondisi begitu, biasanya para nelayan memperbaiki perahu dan alat tangkap ikan (jala),” kata Khaidir.
Menurut Khaidir, dengan ombak disertai angin kencang dan petir, di sekitar perairan laut Sergai atau sekitar 1-2 mil dari permukaan air laut yang mencapai 2-3 meter cukup berbahaya bagi nelayan menggunakan sampan atau perahu berukuran kecil. “Kita doakan saja agar cuaca secepatnya membaik. Sehingga, para nelayan kecil ini kembali bisa melaut,” ujar Khaidir.(sur/ala)