28.9 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Balon Bupati Telantarkan Anak dan Istri 3 Tahun

Foto: Andika/Sumut Pos
Massa OMMBAK melakukan aksi di depan gedung DPRD Sumut, Kamis (10/8).

SUMUTPOS.CO – Anggota DPR RI Fraksi Demokrat dari Dapil Sumut III, Rudi Hartono Bangun agaknya sudah tidak memiliki hati nurani lagi. Pasalnya, pria yang ingin menjadi Bakal Calon (Balon) Bupati Langkat ini sudah 3 tahun menelantarkan anak dan istri sirinya.

Kondisi ini membuat sejumlah masyarakat gerah. Akibatnya, puluhan masyarakat atas nama Organisasi Mahasiswa dan Masyarakat Bersatu Anti Korupsi (OMMBAK) Sumut mendatangi gedung DPRD Provinsi Sumut di Jalan Imam Bonjol, Kamis (10/8) siang.

Mereka menuntut agar Rudi Hartono Bangun dipecat sebagai Anggota DPR RI. “Wakil Rakyat harusnya mencerminkan sikap yang baik. Tapi, Rudi tidak. Dia menelantarkan anak dan istrinya sudah lebih dari 3 tahun,” teriak Kordinator Aksi, Hairullah Matondang saat berorasi di depan gedung dewan.

Hairullah menyebut, bahwa Ani Yudhoyono sebagai salah satu pejuang hak anak dan perempuan. “Sikap Rudi sudah mencoreng muka Ibu Ani Yudhoyono dan citra Partai Demokrat. Maka wajar dipecat, hanya saja kenapa tidak kunjung di PAW,” teriaknya lagi.

Menurut massa, Rudi Hartono Bangun yang juga mantan Ketua DPRD Kabupaten Langkat itu bukan hanya terlibat atas kasus penelantaran anak. Namun, juga terlibat dalam kasus korupsi perjalanan Dinas DPRD Langkat.

“Orang seperti ini yang mau menjadi Bupati, bagaimana rakyat yang akan dipimpinnya nanti?! Mau ditelantarkan juga?! Jangan biarkan Rudi Bangun menjadi pemimpin di Sumut. Buka kembali kasus perjalanan dinas yang melibatkan Rudi,” ungkapnya.

Setelah lebih dari dua jam berorasi, tidak satupun anggota DPRD Sumut yang menerima kehadiran mereka. Kondisi ini sempat membuat situasi memanas. Karena, masa mendesak untuk memaksa masuk ke gedung dewan.

“Apa kerja anggota dewan, kenapa tidak ada satupun yang berada ditempat. Kemana mereka, Kunker, menghabiskan anggaran?!,” kata Kordinator Lapangan, Fandy Ginting.

Fandy tidak percaya tidak ada satupun anggota dewan yang berada di kantor. “Untuk apa gedung ini dibangun dengan biaya puluhan miliar, kalau tidak ditempati. Sia-sia saja uang rakyat dibuat anggota dewan,” ketusnya.

Saat hendak masuk ke dalam gedung dewan, petugas keamanan dan polisi sempat melakukan penghalangan. Sempat terjadi aksi dorong mendorong, suasana juga sempat memanas.

Foto: Andika/Sumut Pos
Massa OMMBAK melakukan aksi di depan gedung DPRD Sumut, Kamis (10/8).

SUMUTPOS.CO – Anggota DPR RI Fraksi Demokrat dari Dapil Sumut III, Rudi Hartono Bangun agaknya sudah tidak memiliki hati nurani lagi. Pasalnya, pria yang ingin menjadi Bakal Calon (Balon) Bupati Langkat ini sudah 3 tahun menelantarkan anak dan istri sirinya.

Kondisi ini membuat sejumlah masyarakat gerah. Akibatnya, puluhan masyarakat atas nama Organisasi Mahasiswa dan Masyarakat Bersatu Anti Korupsi (OMMBAK) Sumut mendatangi gedung DPRD Provinsi Sumut di Jalan Imam Bonjol, Kamis (10/8) siang.

Mereka menuntut agar Rudi Hartono Bangun dipecat sebagai Anggota DPR RI. “Wakil Rakyat harusnya mencerminkan sikap yang baik. Tapi, Rudi tidak. Dia menelantarkan anak dan istrinya sudah lebih dari 3 tahun,” teriak Kordinator Aksi, Hairullah Matondang saat berorasi di depan gedung dewan.

Hairullah menyebut, bahwa Ani Yudhoyono sebagai salah satu pejuang hak anak dan perempuan. “Sikap Rudi sudah mencoreng muka Ibu Ani Yudhoyono dan citra Partai Demokrat. Maka wajar dipecat, hanya saja kenapa tidak kunjung di PAW,” teriaknya lagi.

Menurut massa, Rudi Hartono Bangun yang juga mantan Ketua DPRD Kabupaten Langkat itu bukan hanya terlibat atas kasus penelantaran anak. Namun, juga terlibat dalam kasus korupsi perjalanan Dinas DPRD Langkat.

“Orang seperti ini yang mau menjadi Bupati, bagaimana rakyat yang akan dipimpinnya nanti?! Mau ditelantarkan juga?! Jangan biarkan Rudi Bangun menjadi pemimpin di Sumut. Buka kembali kasus perjalanan dinas yang melibatkan Rudi,” ungkapnya.

Setelah lebih dari dua jam berorasi, tidak satupun anggota DPRD Sumut yang menerima kehadiran mereka. Kondisi ini sempat membuat situasi memanas. Karena, masa mendesak untuk memaksa masuk ke gedung dewan.

“Apa kerja anggota dewan, kenapa tidak ada satupun yang berada ditempat. Kemana mereka, Kunker, menghabiskan anggaran?!,” kata Kordinator Lapangan, Fandy Ginting.

Fandy tidak percaya tidak ada satupun anggota dewan yang berada di kantor. “Untuk apa gedung ini dibangun dengan biaya puluhan miliar, kalau tidak ditempati. Sia-sia saja uang rakyat dibuat anggota dewan,” ketusnya.

Saat hendak masuk ke dalam gedung dewan, petugas keamanan dan polisi sempat melakukan penghalangan. Sempat terjadi aksi dorong mendorong, suasana juga sempat memanas.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/