29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Lift Mati, Katering Jamaah Haji Basi

Katering jamaah haji-Ilustrasi.

MADINAH,SUMUTPOS.CO – Setengah bulan lebih penyelenggaraan ibadah haji, akhirnya muncul juga sejumlah pengaduan pelayanan yang buruk. Khususnya pelayanan haji di wilayah Madinah. Kementerian Agama (Kemenag) berdalih seluruh keluhan sudah tertangani.

Pengaduan layanan haji di Madinah ternyata terus bermunculan. Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid mengatakan, setidaknya ada tiga jenis pengaduan pelayanan haji yang dia terima. Laporan paling banyak terkait kondisi hotel. ’’Ada jamaah yang tercecer dari kloternya. Kemudian juga terpisah dengan kopernya,’’ katanya di Jakarta, Minggu (13/8).

Celakanya ada jamaah yang tercecer cukup jauh. Sehingga membutuhkan waktu sampai bisa mendapatkan kopernya lagi. Selain itu saat bersiap menuju Makkah, jamaah yang tercecer tidak dibantu oleh petugas. Sehingga mereka berjalan sendiri menuju titik kumpul yang telah ditetapkan.

Pengaduan yang tidak kalah banyak terkait layanan lift. Sodik mengatakan jamaah haji berada di Madinah sekitar delapan sampai sepuluh hari. Terdapat hotel yang lift-nya baru bisa digunakan pada hari ketujuh atau ke delapan. Sehingga selama berada di Madinah jamaah turun dan naik hingga ada yang sampai lantai tujuh.

Menurut Sodik kasus lift yang rusak sangat merugikan jamaah. Sebab banyak jamaah, khususnya yang manula, memilih berada di dalam kamar ketimbang harus turun dan naik untuk arbain. Kondisi ini jelas merugikan, karena tujuan utama jamaah berada di Madinah adalah untuk melakukan ibadah arbain atau solat 40 kali dalam sehari. Terkait dengan kondisi lift yang kerap rusak, dia berharap ada perbaikan untuk jamaah haji gelombang kedua.

Kasus yang tidak kalah fatal adalah soal penyediaan katering haji. Sodik menerima informasi sedikitnya ada tiga kali kasus katering haji yang basi saat diterima jamaah haji. Pihak katering kemudian mengganti dengan makanan baru. Tetapi makanan yang baru, ternyata diterima jamaah pukul 12 malam.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis membenarkan ada kasus pemberian katering yang sudah dalam kondisi basi. Katering itu disiapkan oleh Bahar Har. ’’Kejadian katering basi diantaranya diketahui petugas pada 9 Agustus malam,’’ jelasnya.

Mengetahui ada katering basi, Kemenag langsung meminta ganti makanan yang baru kepada perusahaan. Akhirnya baru bisa dipenuhi pada pukul 12 malam. Kemenag sudah melayangkan teguran dan nota protes kepada perusahaan itu sesuai dengan kontrak kerja.

Katering jamaah haji-Ilustrasi.

MADINAH,SUMUTPOS.CO – Setengah bulan lebih penyelenggaraan ibadah haji, akhirnya muncul juga sejumlah pengaduan pelayanan yang buruk. Khususnya pelayanan haji di wilayah Madinah. Kementerian Agama (Kemenag) berdalih seluruh keluhan sudah tertangani.

Pengaduan layanan haji di Madinah ternyata terus bermunculan. Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid mengatakan, setidaknya ada tiga jenis pengaduan pelayanan haji yang dia terima. Laporan paling banyak terkait kondisi hotel. ’’Ada jamaah yang tercecer dari kloternya. Kemudian juga terpisah dengan kopernya,’’ katanya di Jakarta, Minggu (13/8).

Celakanya ada jamaah yang tercecer cukup jauh. Sehingga membutuhkan waktu sampai bisa mendapatkan kopernya lagi. Selain itu saat bersiap menuju Makkah, jamaah yang tercecer tidak dibantu oleh petugas. Sehingga mereka berjalan sendiri menuju titik kumpul yang telah ditetapkan.

Pengaduan yang tidak kalah banyak terkait layanan lift. Sodik mengatakan jamaah haji berada di Madinah sekitar delapan sampai sepuluh hari. Terdapat hotel yang lift-nya baru bisa digunakan pada hari ketujuh atau ke delapan. Sehingga selama berada di Madinah jamaah turun dan naik hingga ada yang sampai lantai tujuh.

Menurut Sodik kasus lift yang rusak sangat merugikan jamaah. Sebab banyak jamaah, khususnya yang manula, memilih berada di dalam kamar ketimbang harus turun dan naik untuk arbain. Kondisi ini jelas merugikan, karena tujuan utama jamaah berada di Madinah adalah untuk melakukan ibadah arbain atau solat 40 kali dalam sehari. Terkait dengan kondisi lift yang kerap rusak, dia berharap ada perbaikan untuk jamaah haji gelombang kedua.

Kasus yang tidak kalah fatal adalah soal penyediaan katering haji. Sodik menerima informasi sedikitnya ada tiga kali kasus katering haji yang basi saat diterima jamaah haji. Pihak katering kemudian mengganti dengan makanan baru. Tetapi makanan yang baru, ternyata diterima jamaah pukul 12 malam.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis membenarkan ada kasus pemberian katering yang sudah dalam kondisi basi. Katering itu disiapkan oleh Bahar Har. ’’Kejadian katering basi diantaranya diketahui petugas pada 9 Agustus malam,’’ jelasnya.

Mengetahui ada katering basi, Kemenag langsung meminta ganti makanan yang baru kepada perusahaan. Akhirnya baru bisa dipenuhi pada pukul 12 malam. Kemenag sudah melayangkan teguran dan nota protes kepada perusahaan itu sesuai dengan kontrak kerja.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/