28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Ketika Perunggu Berasa ‘Emas’

Foto: DONI HERMAWAN/Sumut Pos
Suasana dari tribun Stadium Majelis Perbandaran Selayang, Selangor, Selasa (29/8).

Ketika tim nasional Indonesia U-22  tumbang dari Malaysia di semifinal SEA Games 2017, hilang sudah asa Merah Putih mengakhiri puasa medali emas cabang sepak bola setelah 1991. Namun kekecewaan suporter timnas Indonesia dibayar dengan manis berupa medali perunggu berasa ‘emas’.

——————————————–

DONI HERMAWAN, Kualalumpur

——————————————–

Mengapa demikian? Perjuangan Indonesia merebut medali perunggu pada laga terakhirnya di SEA Games 2017 kontra Myanmar, Selasa (29/8) kemarin, mendapat apresiasi dari masyarakat. Aplaus dan dukungan dari suporter Indonesia mereka dapatkan baik yang tinggal di Malaysia maupun yang away alias bertandang ke Kualalumpur guna mendukung langsung perjuangan Hansamu Yama dkk.

Apa yang dikhawatirkan soal Timnas yang bakal bermain setengah hati karena sudah patah hati sejak dikalahkan Malaysia, ditepis anak asuh Luis Milla. Sempat tertinggal 0-1 di babak pertama, Garuda Muda mengamuk di babak kedua lewat tri gol Evan Dimas, Septian David Maulana, dan Rezaldi Hehanusa.

Kemenangan itu jelas sangat menghibur pecinta sepak bola Indonesia. Sepanjang laga suporter di Stadion Majelis Perbandaran Selayang (MPS) tak berhenti bernyanyi. Jumlah suporter pun tak berkurang banyak meski hanya perebutan perunggu. Mereka tersebar di gate 3 dan 4 baik di tribun tertutup maupun terbuka. Selain itu ada juga yang di sektor VIP. Tak terkecuali atlet cabang olahraga lain yang belum pulang, ikut mendukung langsung.

Spanduk besar di tribun selatan bertuliskan ‘Berjuanglah demi Harga Diri Bangsa’ benar-benar diresapi oleh seluruh pemain. Maka, mereka pun mendapatkan rasa penghormatan yang tak berubah dari  meskipun gagal lolos ke final. Nyanyian-nyanyian pembakar semangat hingga tepuk tangan ala suporter Islandia kerap dilakukan.

Di akhir laga, timnas pun mendatangi para suporter mengucapkan terimakasih dan ikut bertepuk tangan ala suporter Islandia. Selepas itu mereka berfoto selfi dengan latar belakang suporter. Senyum dan tawa mereka kembangkan di wajah mereka. Tandanya sudah move on dari kekalahan sebelumnya.

Suandi, suporter Indonesia yang tergabung dalam Aliansi Suporter Indonesia di Malaysia mengatakan bangga dengan performa yang ditunjukkan para pemain. “Jelas kami kecewa gagal ke final, tapi apa yang ditunjukkan Evan Dimas dan yang lain di pertandingan ini membuat kami bangga,” kata Suandi yang sudah empat tahun menetap di Malaysia ini.

Suandi dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) lainnya bahkan tak pernah absen mengawal timnas sejak babak penyisihan. Mereka terpaksa pulang lebih awal dari kerjaan demi mendukung timnas. “Kalau mainnya sore kami permisi kerja setengah hari. Kalau agak siang kami terpaksa ambil cuti. Ya sama bosnya dikasi izin,” beber pria asal Jawa Timur ini.

Foto: DONI HERMAWAN/Sumut Pos
Suasana dari tribun Stadium Majelis Perbandaran Selayang, Selangor, Selasa (29/8).

Ketika tim nasional Indonesia U-22  tumbang dari Malaysia di semifinal SEA Games 2017, hilang sudah asa Merah Putih mengakhiri puasa medali emas cabang sepak bola setelah 1991. Namun kekecewaan suporter timnas Indonesia dibayar dengan manis berupa medali perunggu berasa ‘emas’.

——————————————–

DONI HERMAWAN, Kualalumpur

——————————————–

Mengapa demikian? Perjuangan Indonesia merebut medali perunggu pada laga terakhirnya di SEA Games 2017 kontra Myanmar, Selasa (29/8) kemarin, mendapat apresiasi dari masyarakat. Aplaus dan dukungan dari suporter Indonesia mereka dapatkan baik yang tinggal di Malaysia maupun yang away alias bertandang ke Kualalumpur guna mendukung langsung perjuangan Hansamu Yama dkk.

Apa yang dikhawatirkan soal Timnas yang bakal bermain setengah hati karena sudah patah hati sejak dikalahkan Malaysia, ditepis anak asuh Luis Milla. Sempat tertinggal 0-1 di babak pertama, Garuda Muda mengamuk di babak kedua lewat tri gol Evan Dimas, Septian David Maulana, dan Rezaldi Hehanusa.

Kemenangan itu jelas sangat menghibur pecinta sepak bola Indonesia. Sepanjang laga suporter di Stadion Majelis Perbandaran Selayang (MPS) tak berhenti bernyanyi. Jumlah suporter pun tak berkurang banyak meski hanya perebutan perunggu. Mereka tersebar di gate 3 dan 4 baik di tribun tertutup maupun terbuka. Selain itu ada juga yang di sektor VIP. Tak terkecuali atlet cabang olahraga lain yang belum pulang, ikut mendukung langsung.

Spanduk besar di tribun selatan bertuliskan ‘Berjuanglah demi Harga Diri Bangsa’ benar-benar diresapi oleh seluruh pemain. Maka, mereka pun mendapatkan rasa penghormatan yang tak berubah dari  meskipun gagal lolos ke final. Nyanyian-nyanyian pembakar semangat hingga tepuk tangan ala suporter Islandia kerap dilakukan.

Di akhir laga, timnas pun mendatangi para suporter mengucapkan terimakasih dan ikut bertepuk tangan ala suporter Islandia. Selepas itu mereka berfoto selfi dengan latar belakang suporter. Senyum dan tawa mereka kembangkan di wajah mereka. Tandanya sudah move on dari kekalahan sebelumnya.

Suandi, suporter Indonesia yang tergabung dalam Aliansi Suporter Indonesia di Malaysia mengatakan bangga dengan performa yang ditunjukkan para pemain. “Jelas kami kecewa gagal ke final, tapi apa yang ditunjukkan Evan Dimas dan yang lain di pertandingan ini membuat kami bangga,” kata Suandi yang sudah empat tahun menetap di Malaysia ini.

Suandi dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) lainnya bahkan tak pernah absen mengawal timnas sejak babak penyisihan. Mereka terpaksa pulang lebih awal dari kerjaan demi mendukung timnas. “Kalau mainnya sore kami permisi kerja setengah hari. Kalau agak siang kami terpaksa ambil cuti. Ya sama bosnya dikasi izin,” beber pria asal Jawa Timur ini.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/