26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

OK Arya Kena OTT, Warga Batubara Cukur Rambut

Foto: Jafri Tanjung/Metro Asahan/Sumut Pos Grup
Tokoh pemekaran Kabupaten Batubara, Arsyad Nainggolan, memberikan dukungan terhadap KPK atas penangkapan OK Arya, yang selama ini disebutnya terkesan kebal hukum. Untuk menunjukka dukungannya, Arsyad menggelar cukur rambut hingga botak, Kamis (13/9).

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – Tertangkapnya Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) disambut suka cita oleh warga Kecamatan Limapuluh dan sejumlah aktivis di kabupaten tersebut. Kamis (14/9), beberapa aktivis menggelar panggung hiburan berupa organ tunggal (keyboard) dan aksi mencukur rambut hingga gundul sebagai wujud suka cita.

Tokoh pemekaran Kabupaten Batubara, Arsyad Nainggolan sangat memberikan dukungan terhadap KPK. Menurutnya, selama ini OK Arya dikenal kebal hukum. Pasalnya, ada beberapa kasus dugaan korupsi yang melibatkan OK Arya, sama sekali tak pernah diusut. Diantaranya, kasus raibnya kas daerah senilai Rp8 miliar. “Kali ini, KPK membuktikan kalau penegakan hukum tak pandang bulu,” kata Arsyad Nainggolan kepada wartawan, Kamis (13/9).

Atas ditangkapnya OK Arya oleh Satgas KPK, Nainggolan mengaku, mereka menggelar cukur rambut hingga botak. “Ini kami simbolkan dengan cara aksi cukur kepala sebagai isyarat kepada para penegak hukum agar dapat mencukur habis para koruptor di Batubara,” tegas Nainggolan.

Sementara Irmawan Muklis, warga Kecamatan Limapuluh, juga mengapresiasi tindakan KPK yang berhasil melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Bupati Batubara dua periode itu. Apresiasi itu juga dituangkan dalam gelaran panggung hiburan berupa organ tunggal (keyboard). “Kami selaku warga Kecamatan Limapuluh memberikan apresiasi terhadap KPK yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik,” ungkap Irmawan.

Sementara pantauan Sumut Pos di Kantor Bupati Batubara, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Limapuluh, Kamis (14/9), tidak terlihat aktivitas seperti biasa. Kantor bupati itu lengang.  Namun, Wakil Bupati Harry Nugrroho terlihat hadir melaksanakan aktivitas seperti biasa.

“Saya berharap kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di sekretariat daerah maupun di seluruh perangkat kerja daerah, termasuk di beberapa kecamatan, dapat melaksanakan aktivitas rutinnya. Biarlah dibawanya Bupati OK Arya (oleh KPK, Red) itu urusan yang berwenang dan kita yang berada di sini dapat bekerja dengan baik,” harap Harry Nugrroho.

Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Saut Siahaan. Dia sangat mengharapkan kepada seluruh ASN dapat berkerja seperti biasa. “Urusan bupati sudah ada yang mengurus. ASN tidak boleh lesu terhadap peristiwa tanggal 13 itu. Saya tekankan, jangan sampai pelayanan masyarakat terganggu,” tegas Saut.

Sementara, pengamat pemerintahan dan politik Universitas Sumatera Utara (USU), Agus Suriadi berharap, OTT KPK terhadap OK Arya Zulkarnain menjadi yang terakhir di Sumut. Sebab bila berkaca pada pengalaman sebelumnya, pejabat di Sumut sudah banyak masuk ‘pesantren’ (penjara) lantaran tersangkut persoalan korupsi. “Saya pikir cukuplah ini yang pertama dan terakhir OTT KPK terhadap kepala daerah dan pejabat di Sumut. Sudah malu kali kita karena banyak pejabat Sumut yang masuk penjara melakukan tindakan korupsi,” kata Agus kepada Sumut Pos, Kamis (14/9).

Foto: Jafri Tanjung/Metro Asahan/Sumut Pos Grup
Tokoh pemekaran Kabupaten Batubara, Arsyad Nainggolan, memberikan dukungan terhadap KPK atas penangkapan OK Arya, yang selama ini disebutnya terkesan kebal hukum. Untuk menunjukka dukungannya, Arsyad menggelar cukur rambut hingga botak, Kamis (13/9).

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – Tertangkapnya Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) disambut suka cita oleh warga Kecamatan Limapuluh dan sejumlah aktivis di kabupaten tersebut. Kamis (14/9), beberapa aktivis menggelar panggung hiburan berupa organ tunggal (keyboard) dan aksi mencukur rambut hingga gundul sebagai wujud suka cita.

Tokoh pemekaran Kabupaten Batubara, Arsyad Nainggolan sangat memberikan dukungan terhadap KPK. Menurutnya, selama ini OK Arya dikenal kebal hukum. Pasalnya, ada beberapa kasus dugaan korupsi yang melibatkan OK Arya, sama sekali tak pernah diusut. Diantaranya, kasus raibnya kas daerah senilai Rp8 miliar. “Kali ini, KPK membuktikan kalau penegakan hukum tak pandang bulu,” kata Arsyad Nainggolan kepada wartawan, Kamis (13/9).

Atas ditangkapnya OK Arya oleh Satgas KPK, Nainggolan mengaku, mereka menggelar cukur rambut hingga botak. “Ini kami simbolkan dengan cara aksi cukur kepala sebagai isyarat kepada para penegak hukum agar dapat mencukur habis para koruptor di Batubara,” tegas Nainggolan.

Sementara Irmawan Muklis, warga Kecamatan Limapuluh, juga mengapresiasi tindakan KPK yang berhasil melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Bupati Batubara dua periode itu. Apresiasi itu juga dituangkan dalam gelaran panggung hiburan berupa organ tunggal (keyboard). “Kami selaku warga Kecamatan Limapuluh memberikan apresiasi terhadap KPK yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik,” ungkap Irmawan.

Sementara pantauan Sumut Pos di Kantor Bupati Batubara, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Limapuluh, Kamis (14/9), tidak terlihat aktivitas seperti biasa. Kantor bupati itu lengang.  Namun, Wakil Bupati Harry Nugrroho terlihat hadir melaksanakan aktivitas seperti biasa.

“Saya berharap kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di sekretariat daerah maupun di seluruh perangkat kerja daerah, termasuk di beberapa kecamatan, dapat melaksanakan aktivitas rutinnya. Biarlah dibawanya Bupati OK Arya (oleh KPK, Red) itu urusan yang berwenang dan kita yang berada di sini dapat bekerja dengan baik,” harap Harry Nugrroho.

Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Saut Siahaan. Dia sangat mengharapkan kepada seluruh ASN dapat berkerja seperti biasa. “Urusan bupati sudah ada yang mengurus. ASN tidak boleh lesu terhadap peristiwa tanggal 13 itu. Saya tekankan, jangan sampai pelayanan masyarakat terganggu,” tegas Saut.

Sementara, pengamat pemerintahan dan politik Universitas Sumatera Utara (USU), Agus Suriadi berharap, OTT KPK terhadap OK Arya Zulkarnain menjadi yang terakhir di Sumut. Sebab bila berkaca pada pengalaman sebelumnya, pejabat di Sumut sudah banyak masuk ‘pesantren’ (penjara) lantaran tersangkut persoalan korupsi. “Saya pikir cukuplah ini yang pertama dan terakhir OTT KPK terhadap kepala daerah dan pejabat di Sumut. Sudah malu kali kita karena banyak pejabat Sumut yang masuk penjara melakukan tindakan korupsi,” kata Agus kepada Sumut Pos, Kamis (14/9).

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/