26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Ketum IKB: Jangan Terpancing Provokasi

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Petugas kepolisian berjaga-jaga di pintu masuk gedung Ikatan Keluarga Bayur (IKB) Jalan Utama Medan, Kamis (21/9). Gedung tersebut dikirim kepala babi di halaman gedung. Pihak kepolisian masih memburu pelaku aksi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Umum Ikatan Keluarga Bayur (IKB), Ahmad Arif mengapresiasi Kapolda Sumut yang langsung turun ke lokasi penemuan kepala babi di depan Gedung Dakwah atau Balairong Ikatan Keluarga Bayur (IKB), Kamis (21/9) pagi, dan menyikapi persoalan ini secara serius. Untuk itu, dia meminta kepada Kapolda Sumut agar segera mengungkap kasus ini. Pasalnya, jika kasus ini dibiarkan berlarut-larut tanpa jelas siapa pelakunya, akan berdampak buruk di masyarakat.

“Apalagi menurut warga sekitar, kejadian serupa juga pernah terjadi di Jalan Utama, tak jauh dari gedung dakwah IKB. Kita harap ini dapat segera terungkap, sehingga masyarakat tidak menjadi resah,” kata Arif kepada Sumut Pos, tadi malam.

Tak lupa, dia juga mengimbau kepada Keluarga Besar IKB untuk tidak terpancing dengan provokasi atau hal-hal yang dapat mengganggu Kamtibmas. “Apalagi ini sudah ditangani pihak Kepolisian. Kita serahkan saja ke Polisi untuk mengungkapnya,” kata Arif yang juga anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi PAN ini.

Kapolda Sumut Irjen Pol Pauluu Waterpauw yang turun langsung ke lokasi didampingi Wakapolrestabes Medan AKBP Tatan Dirsan Atmaja menghimbau semua pengurus IKB untuk menahan diri. Tidak terprovokasi, apalagi menyangkutpautkan ke isu SARA. “Saya minta kepada pengurus agar tidak terpancing emosi. Tetap tenang,” harap Paulus.

Pihaknya akan serius untuk mencari siapa orang yang mengirimkan kepala babi itu. “Kita kawal dan bersama-sama kita mencari siapa yang melakukannya dan apa maksud sebenarnya dia mengirim kepala babi ini,” jelasnya.

Melihat tulisan yang ada di kepala babi tersebut, lanjutnya, sepertinya tulisan itu bersifat pribadi. “Saya berharap masyarakat tidak terprovokasi dengan kejadian ini. Masyarakat kembali lah beraktivitas. Yang pastinya ini akan kita tindak lanjuti,” tambahnya.

Mengenakan jaket hitam, Paulus Waterpauw kemudian berkeliling gedung perkumpulan orang Minang itu. Tampak dia memperhatikan tiap-tiap sudut seakan sedang mencari petunjuk guna menemukan pelaku peletakan kepala babi itu.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, M Hatta juga mengimbau agar masyarakat tidak terpancing provokasi. Dikatakan Hatta, kasus ini tidak menutup kemungkinan dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggungjawab. Untuk itu, Hatta mengajak untuk memberi kepercayaan kepada Polisi untuk mengungkap kasus itu. “Kita percayakan saja dulu pada Polisi. Kita menunggu itu dulu. Kalau kita buat tafsiran-tafsiran sendiri, kalau salah bisa tidak enak pula,” ucap Hatta.

Meski begitu, M Hatta meminta Polisi harus segera melakukan penyelidikan dengan seksama. Disebutnya, jangan biarkan masalah itu memjadi blunder. Ditegaskannya masalah itu, bisa terjadi hal lebih parah, karena sensitif. “Kalau kita cepat menuduh, bagaimana nanti akibatnya dan kalau dibiar-biarkan, bagaimana pula. Jadi biarkan dulu Polisi untuk menyelidiki kemudian menjelaskan kepada masyarakat, ” tandas Hatta. (ain/dvs/adz)

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Petugas kepolisian berjaga-jaga di pintu masuk gedung Ikatan Keluarga Bayur (IKB) Jalan Utama Medan, Kamis (21/9). Gedung tersebut dikirim kepala babi di halaman gedung. Pihak kepolisian masih memburu pelaku aksi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Umum Ikatan Keluarga Bayur (IKB), Ahmad Arif mengapresiasi Kapolda Sumut yang langsung turun ke lokasi penemuan kepala babi di depan Gedung Dakwah atau Balairong Ikatan Keluarga Bayur (IKB), Kamis (21/9) pagi, dan menyikapi persoalan ini secara serius. Untuk itu, dia meminta kepada Kapolda Sumut agar segera mengungkap kasus ini. Pasalnya, jika kasus ini dibiarkan berlarut-larut tanpa jelas siapa pelakunya, akan berdampak buruk di masyarakat.

“Apalagi menurut warga sekitar, kejadian serupa juga pernah terjadi di Jalan Utama, tak jauh dari gedung dakwah IKB. Kita harap ini dapat segera terungkap, sehingga masyarakat tidak menjadi resah,” kata Arif kepada Sumut Pos, tadi malam.

Tak lupa, dia juga mengimbau kepada Keluarga Besar IKB untuk tidak terpancing dengan provokasi atau hal-hal yang dapat mengganggu Kamtibmas. “Apalagi ini sudah ditangani pihak Kepolisian. Kita serahkan saja ke Polisi untuk mengungkapnya,” kata Arif yang juga anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi PAN ini.

Kapolda Sumut Irjen Pol Pauluu Waterpauw yang turun langsung ke lokasi didampingi Wakapolrestabes Medan AKBP Tatan Dirsan Atmaja menghimbau semua pengurus IKB untuk menahan diri. Tidak terprovokasi, apalagi menyangkutpautkan ke isu SARA. “Saya minta kepada pengurus agar tidak terpancing emosi. Tetap tenang,” harap Paulus.

Pihaknya akan serius untuk mencari siapa orang yang mengirimkan kepala babi itu. “Kita kawal dan bersama-sama kita mencari siapa yang melakukannya dan apa maksud sebenarnya dia mengirim kepala babi ini,” jelasnya.

Melihat tulisan yang ada di kepala babi tersebut, lanjutnya, sepertinya tulisan itu bersifat pribadi. “Saya berharap masyarakat tidak terprovokasi dengan kejadian ini. Masyarakat kembali lah beraktivitas. Yang pastinya ini akan kita tindak lanjuti,” tambahnya.

Mengenakan jaket hitam, Paulus Waterpauw kemudian berkeliling gedung perkumpulan orang Minang itu. Tampak dia memperhatikan tiap-tiap sudut seakan sedang mencari petunjuk guna menemukan pelaku peletakan kepala babi itu.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, M Hatta juga mengimbau agar masyarakat tidak terpancing provokasi. Dikatakan Hatta, kasus ini tidak menutup kemungkinan dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggungjawab. Untuk itu, Hatta mengajak untuk memberi kepercayaan kepada Polisi untuk mengungkap kasus itu. “Kita percayakan saja dulu pada Polisi. Kita menunggu itu dulu. Kalau kita buat tafsiran-tafsiran sendiri, kalau salah bisa tidak enak pula,” ucap Hatta.

Meski begitu, M Hatta meminta Polisi harus segera melakukan penyelidikan dengan seksama. Disebutnya, jangan biarkan masalah itu memjadi blunder. Ditegaskannya masalah itu, bisa terjadi hal lebih parah, karena sensitif. “Kalau kita cepat menuduh, bagaimana nanti akibatnya dan kalau dibiar-biarkan, bagaimana pula. Jadi biarkan dulu Polisi untuk menyelidiki kemudian menjelaskan kepada masyarakat, ” tandas Hatta. (ain/dvs/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/