SUMUTPOS.CO – Satu langkah lagi PSMS akan mewujudkan impiannya kembali berlaga ke kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia, Liga 1. Syaratnya PSMS mesti menang di semifinal yang kemungkinan digelar 25 November nanti. Siapa lawannya? Sudah mengerucut ke dua klub, PSIS Semarang atau PSPS Riau?
Jawabannya ada pada laga pamungkas grup Y, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Selasa (21/11) mendatang. PSIS dan PSPS akan saling jegal untuk memastikan tiket lolos mendampingi Persebaya.
Setelah PSMS lebih dulu memastikan lolos, Persebaya juga punya cerita yang mirip. Bajul Ijo lolos setelah menang dua kali di laga awal delapan besar. Kontra PSIS dengan skor 1-0 dan teranyar PSPS dengan skor 1-0 lewat gol Fauzi menit ke-86.
Hasil itu membuat Persebaya tak terbantahkan lagi menjadi juara grup Y sama seperti PSMS. Artinya kedua tim terhindar dari pertemuan di semifinal. Persebaya dipastikan bersua Martapura FC di semifinal.
“Kalau saya sih berharap di semifinal nanti jangan jumpa sama Persebaya. Mending jumpa sama PSIS atau PSPS. Karena inginnya jumpa di final dengan Persebaya,” kata Suhandi, gelandang PSMS.
PSMS tentu belum boleh berpikir laga final karena laga teramat krusial justru terjadi di semifinal. Karena pada laga itulah penentu tiket lolos ke Liga 1. Jika kalah, PSMS masih punya kesempatan di perebutan tempat ketiga.
Tentu PSIS dan PSPS bukan lawan yang asing bagi PSMS. Keduanya sudah pernah dijajal di semifinal. Hanya saja kontra PSPS, PSMS punya rekor buruk dua tahun terakhir. PSMS tak pernah menang dari tim berjuluk Asykar Bertuah itu. Bahkan dua tahun beruntun tumbang di kandang sendiri. Sementara bermain di kandang PSPS, PSMS imbang tanpa gol.
Lain lagi PSIS. Tim berjuluk Mahesa Jenar ini dihadapi di babak 16 besar sebelumnya. Saat itu PSMS saling berbalas kemenangan dengan tim besutan Subangkit itu. Di Semarang, PSMS tumbang 1-2, sementara di Stadion Teladan, PSMS menang 3-1.
Menghadapi semifinal, pelatih PSMS, Djajang Nurjaman pun terus membenahi skuadnya hingga lebih baik dari babak 16 besar dan delapan besar lalu. Salah satu yang disorotinya masih soal finishing.
“Kami tidak mau masalah mendasar di babak 8-besar terulang di semifinal. Saya juga akan berdiskusi dengan pemain. Kekurangan yang ada akan kami perbaiki, terutama dalam hal penyelesaian akhir yang masih kerap terburu-buru,” ungkap Djanur. (don)