25 C
Medan
Friday, December 27, 2024
spot_img

Sumut Surplus Produksi Padi 1,7 Juta Ton di 2017

FILE SUMUT POS
Sejumlah petani mengumpulkan padi hasil panen di areal persawahan Pasar 7, Padang Bulan, Medan, beberapa waku lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO –Produksi padi di Sumatera Utara (Sumut) dalam kurun 2017 mencapai angka 5,1 juta ton, atau surplus 1,7 juta ton dari kebutuhan yang diperhitungkan sebesar 3,4 juta ton. Kendala banjir yang menimpa sekitar 18 hektare di beberapa daerah pun, dinilai tidak mengurangi jumlah capaian karena masih dalam musim tanam.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Azhar Harahap mengatakan, kondisi produksi padi di seluruh daerah selama 2017 meningkat dari tahun sebelumnya, yakni dari 4,6 juta ton menjadi 5,1 juta ton, atau meningkat sekitar 0,5 juta ton. Dengan demikian, berdasarkan angka kebutuhan konsumsi beras, Sumut mengalami surplus produksi padi sebesar 1,7 juta ton.

“Dengan surplus ini, tentu kita kelebihan produksi dan kemudian dikirim ke daerah lain, seperti Riau dan lainnya, yang membutuhkan,” tutur Azhar, Selasa (9/1).

Didistribusikannya kelebihan produksi tersebut, lanjut Azhar, secara tidak langsung akan berpengaruh kepada pendapatan petani. Harga jual gabah kering tetap bisa terjaga. Sebab kelebihan tersebut tetap bisa dialihkan ke provinsi lain yang lebih membutuhkan, sehingga antara permintaan dan pasokan bahan dimaksud tetap stabil. Dengan begitu, harga gabah bisa di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Hal ini menurutnya, sesuai dengan hukum ekonomi, yakni supply and demand. “Karena kita memasok kelebihan tadi, makanya harga jual gabah ke petani bisa tetap terjaga di atas harga pembelian pemerintah. Makanya secara tidak langsung, menguntungkan juga bagi petani kita,” jelasnya.

FILE SUMUT POS
Sejumlah petani mengumpulkan padi hasil panen di areal persawahan Pasar 7, Padang Bulan, Medan, beberapa waku lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO –Produksi padi di Sumatera Utara (Sumut) dalam kurun 2017 mencapai angka 5,1 juta ton, atau surplus 1,7 juta ton dari kebutuhan yang diperhitungkan sebesar 3,4 juta ton. Kendala banjir yang menimpa sekitar 18 hektare di beberapa daerah pun, dinilai tidak mengurangi jumlah capaian karena masih dalam musim tanam.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Azhar Harahap mengatakan, kondisi produksi padi di seluruh daerah selama 2017 meningkat dari tahun sebelumnya, yakni dari 4,6 juta ton menjadi 5,1 juta ton, atau meningkat sekitar 0,5 juta ton. Dengan demikian, berdasarkan angka kebutuhan konsumsi beras, Sumut mengalami surplus produksi padi sebesar 1,7 juta ton.

“Dengan surplus ini, tentu kita kelebihan produksi dan kemudian dikirim ke daerah lain, seperti Riau dan lainnya, yang membutuhkan,” tutur Azhar, Selasa (9/1).

Didistribusikannya kelebihan produksi tersebut, lanjut Azhar, secara tidak langsung akan berpengaruh kepada pendapatan petani. Harga jual gabah kering tetap bisa terjaga. Sebab kelebihan tersebut tetap bisa dialihkan ke provinsi lain yang lebih membutuhkan, sehingga antara permintaan dan pasokan bahan dimaksud tetap stabil. Dengan begitu, harga gabah bisa di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Hal ini menurutnya, sesuai dengan hukum ekonomi, yakni supply and demand. “Karena kita memasok kelebihan tadi, makanya harga jual gabah ke petani bisa tetap terjaga di atas harga pembelian pemerintah. Makanya secara tidak langsung, menguntungkan juga bagi petani kita,” jelasnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/