25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Beli Rumah Melalui Cicilan ke Developer Lebih Beresiko

Salah satu perumahan baru yang ada di Kota Medan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO -Senior Associate Director Colliers Indonesia, Ferry Salanto menilai skema pembiayaan cash installment dinilai terlalu beresiko bagi konsumen. Pembiayaan menggunakan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dianggap lebih aman.

Perlu diketahui, cash installment merupakan pembelian rumah yang dilakukan dengan cara mencicil kepada developer. Cara ini selain dianggap mudah, cicilan harganya juga tak akan terpengaruh fluktuasi bunga bank.

Sementara KPR, pendanaan dalam membeli rumah yang dijamin oleh perbankan. Cicilannya juga dibayarkan kepada konsumen dan terpengaruh fluktuasi bunga.

“Cash installment beresiko untuk buyer. Karena developer bukan lembaga penjamin seperti bank. Bagaimana kalau proyek tidak selesai dan sebagainya,” ujarnya di Gedung WTC, Jakarta, Selasa (9/1).

Kendati bersiko, dirinya tak memungkiri jika skema pembiayaan tersebut banyak dipilih oleh konsumen. Pasalnya, skema tersebut dianggap lebih menawarkan kemudahan dan beban cicilan yang ringan.

“Beresiko tapi ini banyak diambil orang. Kalau mereka lewat bank, itu ada aturan LTV (loan to value/DP) untuk rumah selanjutnya DP nya harus lebih tinggi. Jadi tidak cocok untuk investasi apartemen,” jelas dia.

Meski demikian, hingga 2017 lalu pembelian hunian dengan skema cash installment menunjukan penurunan yang signifikan. Tercatat, pada 2013 lalu 65 persen dari 140 pembelian apartemen dilakukan melalui cash installment. Sementara di tahun 2017, hanya 52 persen saja konsumen yang menggunakan skema tersebut.

“Di 2017 ada sedikit perubahan. Kita lihat bahwa yang membeli cash installment tidak sebanyak sebelumnya. Sebenernya enggak (karena penurunan kepercayaan) ya. Cuman gini, kalau saya lihat lebih karena bunga bank lebih menarik ya. Artinya kalau pembiayaan suku bunga flat 3 tahun itu sudah membuat orang menarik, terutama produk menengah bawah,” tandasnya.(hap/jpc/ala)

 

Salah satu perumahan baru yang ada di Kota Medan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO -Senior Associate Director Colliers Indonesia, Ferry Salanto menilai skema pembiayaan cash installment dinilai terlalu beresiko bagi konsumen. Pembiayaan menggunakan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dianggap lebih aman.

Perlu diketahui, cash installment merupakan pembelian rumah yang dilakukan dengan cara mencicil kepada developer. Cara ini selain dianggap mudah, cicilan harganya juga tak akan terpengaruh fluktuasi bunga bank.

Sementara KPR, pendanaan dalam membeli rumah yang dijamin oleh perbankan. Cicilannya juga dibayarkan kepada konsumen dan terpengaruh fluktuasi bunga.

“Cash installment beresiko untuk buyer. Karena developer bukan lembaga penjamin seperti bank. Bagaimana kalau proyek tidak selesai dan sebagainya,” ujarnya di Gedung WTC, Jakarta, Selasa (9/1).

Kendati bersiko, dirinya tak memungkiri jika skema pembiayaan tersebut banyak dipilih oleh konsumen. Pasalnya, skema tersebut dianggap lebih menawarkan kemudahan dan beban cicilan yang ringan.

“Beresiko tapi ini banyak diambil orang. Kalau mereka lewat bank, itu ada aturan LTV (loan to value/DP) untuk rumah selanjutnya DP nya harus lebih tinggi. Jadi tidak cocok untuk investasi apartemen,” jelas dia.

Meski demikian, hingga 2017 lalu pembelian hunian dengan skema cash installment menunjukan penurunan yang signifikan. Tercatat, pada 2013 lalu 65 persen dari 140 pembelian apartemen dilakukan melalui cash installment. Sementara di tahun 2017, hanya 52 persen saja konsumen yang menggunakan skema tersebut.

“Di 2017 ada sedikit perubahan. Kita lihat bahwa yang membeli cash installment tidak sebanyak sebelumnya. Sebenernya enggak (karena penurunan kepercayaan) ya. Cuman gini, kalau saya lihat lebih karena bunga bank lebih menarik ya. Artinya kalau pembiayaan suku bunga flat 3 tahun itu sudah membuat orang menarik, terutama produk menengah bawah,” tandasnya.(hap/jpc/ala)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/